kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Segar laba es teler dalam batok kelapa


Sabtu, 24 September 2016 / 11:05 WIB
Segar laba es teler dalam batok kelapa


Reporter: Klaudia Rani | Editor: Johana K.

Bisnis kuliner tampaknya masih menjadi bisnis yang menjanjikan. Apalagi, jika mengandung konsep yang inovatif dan mengundang daya tarik. Peluang inilah yang kemudian ditangkap oleh Mohammad Toip dengan membuka gerai Estetok (Es Teler Pake Batok) di Bandung pada tahun 2009.

Sekilas, nama tersebut hanya menggambarkan satu jenis kuliner minuman. Padahal, ada tiga menu utama yang ditawarkan. Yakni, bakso patok, es teler patok, dan pisang padang pasir. Menu lain yang ditawarkan oleh gerai ini adalah bakso ceker ayam, mie goreng bakso, bakso tulang iga, dan lainnya.

Menurut Toip, penggunaan batok dalam penyajian hidangan memiliki daya tarik tersendiri. “Ya, wadah batok lebih sensasional. Kesannya lebih alami,” ujar Toip.

Jika tertarik bergabung menjadi mitra,Toip menawarkan paket investasi senilai Rp 75 juta. Fasilitas yang akan didapatkan mitra, antara lain: booth eksklusif, resep tiga menu utama, peralatan memasak hingga penyajian dari batok, reklame, bahan baku awal, meja dan kursi, dus kemasan/bungkus, brosur, x-banner, serta pelatihan karyawan. Nilai investasi tersebut belum termasuk biaya sewa tempat.

Setiap bulan, Toip akan mengutip biaya royalti 5% dari perolehan omzet. Mitra pun mendapat kebebasan untuk berbelanja sebagian bahan baku dari luar.

Harga berbagai menu di Estetok beragam. Harga satu porsi bakso patok berkisar Rp 12.000 hingga Rp 20.000, es teler batok Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per porsi, dan pisang padang pasir seharga Rp 15.000 hingga Rp 25.000 per dus (isi 10 biji).

Rata-rata jumlah pengunjung dalam sehari berkisar 50 hingga 100 pengunjung. Dengan begitu, rata-rata omzet yang dapat diraup melalui gerai bisnis ini berkisar Rp 1 juta-Rp 2 juta per hari. Jika dihitung sebulan, omzet yang bisa diraup satu gerai minimal sekitar Rp 30 juta. Mitra pun diproyeksi bisa mendapat modalnya dalam 1 tahun.

Fokus inovasi

Toip mengatakan, keunggulan Estetok terletak pada cita rasa menu yang disajikan dan disantap menggunakan sendok garpu dari bahan batok. “Kalau es durian menggunakan sirup yang khas, buah-buahan dan durian murni. Sehingga harum dan segar,” ujarnya.

Luas tempat usaha yang dibutuhkan minimal sekitar 4 meter x 5 meter dengan bantuan minimal tiga orang pegawai. Dia pun menyarankan agar lokasi berada di area yang ramai, memiliki tempat parkir nyaman, tapi tak tampak mewah agar tidak memberi kesan mahal.  Hingga kini, sudah ada empat mitra yang mengambil paket investasi 75 juta.

Menurut Ketua Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), Levita Supit, penyajian hidangan dengan menggunakan batok adalah sesuatu yang inovatif. Namun begitu, hal tersebut harus didukung oleh produk yang bagus seperti rasa dan tampilan di setiap menunya.

Sehingga menimbulkan keinginan pengunjung untuk kembali lagi. “Bisnis es teler masih berpeluang kok, sepanjang pemilik bisa mempertahankan cita rasanya dan terus berinovasi,” ungkapnya.

Tempat yang nyaman, penyajian yang berbeda, kualitas rasa, dan pelayanan yang baik, menurut Levita tetap menjadi kunci sukses menjalani bisnis.         


Es Teler Pake Batok         
Jl. Moh. Toha 191
Bandung, Jawa Barat
HP. 082115107775

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×