kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semerbak aroma laba dari panen tanaman basil (1)


Kamis, 13 Agustus 2015 / 10:30 WIB
Semerbak aroma laba dari panen tanaman basil (1)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Tri Adi

Tanaman basil mulai banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia. Selain daunnya dipakai sebagai penyedap masakan, biji basil bisa dimanfaatkan untuk bahan minuman. Basil juga bernilai ekonomis tinggi. Pembudidaya tanaman ini bisa meraup omzet hingga Rp 15 juta per bulan.  

Jika Anda gemar menyantap kuliner khas italia, niscaya mengenal aroma semerbak dari tanaman: basil. Dengan bentuk daun mirip kemangi, banyak orang yang menyamakan antara kemangi dan basil. Apalagi, basil dan kemangi segolongan tanaman terna yang bisa dimanfaatkan daun, biji hingga bunganya sebagai rempah-rempah serta tonikum atau penyegar .

Betul, banyak ragam jenis tanaman basil. Di negara asalnya, India, basil biasa disebut tlasi atau tulasi. Sedangkan di Thailand, basil lazim disebut Thai Basil.

Adapun bangsa Eropa seperti di Italia, menamakan basil dengan sebutan Genovese. Di Italia, basil lazim sebagai bahan baku utama untuk membuat salad atau pesto, saus kental Italia yang berwarna hijau campur pine nuts dan olive oil. Adapun di kita, basil kerap jadi lalapan atau campuran sayur bayam untuk menyegarkan aroma masakan.  

Banyaknya manfaat basil bagi manusia, membuat sebagian masyarakat di Indonesia kepincut membudidayakan tanaman ini. Salah satu pembudidaya basil ialah Venta Agustri yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur.Venta telah membudidayakan basil sejak Juni 2014. Ia menanamnya di lahan kebun seluas 2.000 meter persegi. Tapi, tidak semua lahan itu ditanamin basil oleh Venta. Di lahan itu, ia juga membudidayakan tanaman lainnya.

Venta menanam berbagai varian basil mulai dari Sweet basil, Thai basil, dan Italian basil. Dalam membudidayakan basil, Venta menggunakan pola tanam hidroponik. Menurut Venta, masa panen basil terbilang singkat. Biasanya, dalam usia enam minggu, basil sudah bisa dipanen daunnya. Biasanya, pada masa panen, Venta bisa menjual basil 150 kilo gram (kg) hingga lebh dari 250 kg.

Hasil panen itu biasa dijual Venta kepada pelanggannya yang mengelola kafe, restoran dan supermarket. Ia membanderol basil berkisar Rp 55.000-Rp 60.000 per kg. Sementara itu, bagi yang ingin membeli basil dalam wadah pot, Venta membanderol Rp 15.000 per pot. Venta mengklaim, dari budidaya basil, ia bisa meraup omzet sekitar Rp 15 juta per bulan.

Pembudidaya basil lainnya adalah Mira Masellia, yang membudiyakan tanaman ini sejak tahun 2010. "Awal saya tertarik membudidayakan basil agar mudah mendapatkan bahan bumbu masakan Italia yang sulit diperoleh di Indonesia," ucap Mira.

Karena itu, basil yang dia tanam adalah jenis Genovese atau basil Italia. "Saya panen setiap dua minggu sekali karena melakukan penanaman dengan umur yang berjarak," imbuh dia.

Dalam sekali panen, Mira bisa mendapatkan sekitar 10 kg basil. Untuk basil Genovese, ia biasa menjual seharga Rp 160.000 per kg. Dus, pada masa panen, Mira bisa meraup omzet Rp 1,6 juta.

(bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×