kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra dandang Dewi Sartika: Awalnya kompor (1)


Senin, 17 September 2012 / 13:59 WIB
Sentra dandang Dewi Sartika: Awalnya kompor (1)
ILUSTRASI. Beberapa cara mengatasi sakit gigi dapat Anda praktikkan di rumah.


Reporter: Marantina, Noverius Laoli | Editor: Tri Adi

Sebelum berganti wajah menjadi sentra pembuatan dandang dan oven gas, daerah Dewi Sartika, Jakarta Timur terkenal dengan pusat penghasil kompor minyak. Perubahan ini buntut dari program konversi gas elpiji. Para perajin dandang dan oven gas bisa meraup omzet hingga Rp 30 juta sebulan dengan margin 40%.

Jika melintas Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur dari arah Cililitan, pasti Anda akan menemukan sederet kios di kiri jalan yang menjajakan dandang dan oven gas. Tapi, dulunya, daerah ini sejak puluhan tahun merupakan sentra pembuatan dan penjualan kompor minyak tanah.

Cuma, sejak program konversi minyak tanah ke gas elpiji bergulir tahun 2008, perajin kompor minyak tanah di daerah ini membanting setir menjadi pembuat dandang dan oven gas. Di sentra ini ada sekitar 20 perajin dandang dan oven gas. Kedua alat masak yang mereka buat itu kemudian dipajang di depan kios.

Di sentra ini, Anda akan menjumpai aneka bentuk dandang dengan pelbagai ukuran. Misalnya, dandang berukuran tinggi 85 centimeter (cm) dan diameter 58 cm, dengan ketebalan 0,6 cm. Lalu, ada juga dandang ukuran kecil dengan tinggi 50 cm dan diameter 30 cm.

Suhada, salah seorang perajin sekaligus pemilik kios di sentra itu, mengatakan, dirinya mulai fokus membuat dandang dan oven gas sejak tahun 2008. Sebelumnya, ia menjual kompor minyak.

Namun, gara-gara penjualan kompor minyaknya anjlok seiring program konversi gas, Suhada pun mempelajari cara membuat dandang. "Cara membuat kompor minyak dan dandang punya kemiripan, karena bentuknya sama-sama bulat," ujarnya.

Suhada membuat alat memasak ini dengan menggunakan bahan stainless steel dan aluminium. Untuk dandang berbahan stainless steel, ia membanderol produknya dengan harga Rp 850.000 per unit. Sedang dandang yang berbahan aluminium lebih murah,
Rp 750.000 per unit.

Selain dandang, Suhada juga membuat oven gas. Untuk oven gas ukuran 60 cm x 45 cm, dia jual dengan harga Rp 750.000 per unit. Tapi, "Harga ini masih bisa dinego," kata Suhada.

Dalam sebulan, Suhada bisa menjual 20 unit sampai 30 unit dandang dan sekitar 10 oven gas. Dari penjualan ini, ia bisa meraup omzet sekitar Rp 30 juta hingga Rp 40 juta dengan keuntungan bersih 30% hingga 40%.

Darius, perajin lainnya di sentra itu, menuturkan, proses pembuatan dandang dan oven gas lebih mudah dibandingkan dengan kompor minyak. Makanya, banyak perajin yang tidak takut untuk beralih membuat dandang dan oven gas. Saban bulan, dia bisa menjual 10 hingga 20 dandang dan sekitar lima oven dengan omzet Rp 20 juta.

Perajin lainnya Rian mengaku sudah "bergaul" dengan usaha dandang sejak masih duduk di bangku SD. Awalnya, ia membantu orangtua hingga membuka usaha sendiri di 2008. Setiap bulan, Rian bisa mendulang omzet hingga Rp 30 juta, kebanyakan dari hasil penjualan dandang.

Ia bilang, dandang di sentra ini memang menjadi incaran para pembeli karena kualitas barangnya lebih bagus ketimbang di tempat lain. Soalnya, produk dandang di daerah ini lebih tebal sehingga ketika dipakai untuk memasak, makanan tidak cepat gosong. n

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×