kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra gulai legendaris yang kian ramai pedagang baru (1)


Sabtu, 17 Februari 2018 / 12:05 WIB
Sentra gulai legendaris yang kian ramai pedagang baru (1)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Gulai tikungan alias gultik menjadi salah satu sentra kuliner malam legendaris di Jakarta. Adanya sebutan tikungan menandai awal mula pedagang yang menempati tikungan di sekitar kawasan Blok M. Sentra di sepanjang Jl. Mahakam dan Jl. Raya Bulungan ini terdiri dari deretan gerobak pikul milik pedagang gultik.

Gareng, salah satu pedagang gultik menjelaskan, nama gulai tikngan memang awalnya merujuk pada tempat jualannya. "Kami mangkal persis di tikungan Jalan Bulungan sana. Sekarang pindah di sini, depan tikungan Plaza Blok M,” jelasnya pada  KONTAN saat ditemui di lapaknya, Minggu (4/5).

Kini, Gareng pun melihat pedagang gultik makin banyak dibanding saat pertama kali dirinya membuka lapaknya.
Dalam hitungannya, di sekitar kawasan Plaza Blok M, total ada 35 pedagang gultik. Banyak pedagang gultik yang baru bergabung sejak sepuluh tahun belakangan. Sementara, pedagang lama sudah mewariskan usahanya pada generasi kedua.   

Gareng mulai bejualan sejak 1990. "Waktu itu Blok M masih sepi, belum ramai seperti sekarang. Hanya ada lima pedagang gultik yang bareng-bareng dagang sama saya dulu," kenangnya. Saat itu, seporsi gultik dibanderol Rp 500 perak. Sentra Gultik Blok M sendiri sudah ada sejak tahun 1985.

Kepada KONTAN, ia menceritakan jika dulunya pedagang gultik belum seramai sekarang. Generasi pedagang gultik pertama mulai bermunculan sekitar tahun 1990 – 1992. Pada tahun 1992, kuliner gultik mulai naik daun dan mulai banyak masyarakat Jakarta yang tertarik mencicipi kelezatan gulai legit ini. “Saya ingat, pertama kali diliput media, masuk TV dan koran sekitar tahun 1995,” ujar Gareng.

Lain cerita dengan Bambang yang meneruskan usaha gultik rintisan ayahnya sejak tahun 1987. “Saya meneruskan usaha bapak saya sejak tahun 2009 karena beliau juga sudah sepuh,” tuturnya. Gerobak pikul milik Bambang terletak di trotoar seberang Plaza Blok M.

Bambang mengungkapkan bahwa sentra kuliner legendaris ini hampir selalu ramai setiap harinya. Terlebih jika hari semakin larut malam, pengunjung yang berdatangan semakin banyak. “Di sini kalau makin malam, pengunjung makin banyak dan makin ramai. Alhamdulilah, dagangan juga makin ramai,” ungkapnya.  

Ciri khas yang paling menonjol dari deretan gerobak pikul pedagang gultik ini terletak pada payung yang menaungi tiap gerobak. Bahkan hampir semua pedagang menggunakan payung warna-warni untuk menaungi gerobak pikul mereka. “Sudah kesepakatan semua pedagang untuk pakai payung warna-warni begini. Memang sengaja, biar lebih menarik dilihatnya,” tutur Gareng.      

Sentra kuliner gultik Blok M beroperasi mulai pukul 17.00 hingga pukul 01.00 dini hari. Ada juga beberapa pedagang gultik yang beroperasi sejak siang hari. Namun sebagian besar memilih berjualan sejak sore hingga larut malam. “Namanya orang dagang, ya saya dagang sampai gulainya habis. Kadang jam 12 malam sudah habis, kadang juga sampai jam 01.30 pagi baru habis,” tutur Bambang.                     

(Bersambung)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×