kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra jahit permak legendaris di ibukota (2)


Minggu, 10 Juni 2018 / 14:15 WIB
Sentra jahit permak legendaris di ibukota (2)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Keberadaannya yang sudah puluhan tahun dan banyak dikenal oleh warga sekitar, membuat para penjahit permak di kawasan Manggarai ini, Jakarta Selatan ini tak banyak melakukan promosi. Mereka hanya mengandalkan kesetiaan pelanggan yang kembali datang untuk memperbaiki pakaiannya.  

Rocmad, salah satu penjahit mengatakan banyak pelanggannya yang mengetahui keberadaan sentra penjahit permak ini justru dari teman atau keluarganya yang lebih dulu menjajal untuk permak pakaian. Selain itu, ulasan tentang sentra ini di berbagai media sosial dan digital juga mengundang banyak konsumen baru berdatangan.

Hanya, para penjahit masih enggan untuk mengulas usaha atau memanfaatkan media digital untuk menjajakan jasa permak pakaian. Alasannya, keterbatasan alat (ponsel pintar). Hingga sekarang mereka pun hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut yang disebarkan oleh para konsumen.  

Berbeda dengan penjahit yang menempati sentra-sentra jahit lainnya, semua penjahit di sini tidak menerima pesanan baju atau celana  jadi atau dari selembar kain. Keterbatasan ruang menjadi alasannya. Memang, lokasi yang tersedia hanya cukup menampung mesin jahit, tidak ada ruang yang bisa digunakan untuk membuat pola atau memotong bahan.

Maklum, tempat mereka berkumpul sangat sederhana, hanya berupa bagunan non-permanen dengan atap seng seadanya dan tanah sebagai alasnya. Alhasil, mereka hanya mengandalkan meja kerja sebagai tempat melayani pelanggan.

Selain itu, para penjahit ini juga enggan mengambil lembur dengan mengerjakan pesanan di rumah. Karena mereka hanya bekerja dari pukul 09.00 - 17.00 WIB.

Momen Idul Fitri menjadi waktu yang baik untuk mereka. Pasalnya, jumlah konsumen yang datang akan meningkat bila dibandingkan hari biasanya.

Ahmad Fatona, penjahit lainnya mengaku satu minggu sebelum Lebaran adalah waktu sibuk mereka. Karena, banyak pelanggan yang ingin mengecilkan atau memotong celana atau baju yang baru dibeli.

Meski ramai pengunjung, mereka enggan menaikkan harga. Hal ini, ditujukan agar konsumen tidak kecewa dan menjadi langganan.

Pusat penjahit di kawasan Manggarai ini akan tutup satu hari menjelang hari raya Idul Fitri. Laki-laki berkulit sawo matang itu mengaku malam takbir baru menutup lapak dan pulang ke kampung halaman untuk berkumpul bersama saudara.

Mereka baru akan membuka lapaknya lagi satu minggu usai Lebaran. Biasanya,  pada waktu tersebut jumlah pelanggan akan turun hingga beberapa minggu kedepan.

Menjelang masuk tahun ajaran baru, lapak mereka mulai dipenuhi para orang tua yang ingin mengecilkan atau membesarkan ukuran seragam anak-anaknya. Ada pula yang datang kesana hanya untuk memasang identitas sekolah atau nama anak di baju seragam.

Lainnya, untuk memenuhi semua kebutuhan menjahit seperti benang, kancing, resleting, sampai gunting mereka membelinya dipasar sekitar Manggarai.

Sekedar info, rata-rata semua penjahit yang menempati lokasi tersebut mendapatkan ketrampilan menjahit dengan berguru kepada saudaranya. Mereka memilih untuk membuka usaha jahit jalanan dari pada menjadi buruh konveksi karena waktu yang lebih fleksibel. 

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×