kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra lele Bogor: Lokasi menunjang, omzet menjulang (2)


Selasa, 26 Juli 2011 / 16:15 WIB
Sentra lele Bogor: Lokasi menunjang, omzet menjulang (2)


Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Tingginya konsumsi ikan lele membawa berkah bagi pembudi daya benih lele sangkuriang di Cibeureum, Bogor. Mereka kebanjiran pesanan benih dari usaha pembesaran ikan lele. Dalam sebulan, ada pembudi daya benih lele mampu mendulang omzet hingga Rp 60 juta.

Warga Bogor, Jawa Barat, sudah mengenal baik kawasan Cibeureum yang masuk wilayah kelurahan Mulya Harja itu. Jika Anda ingin berkunjung ke sana, warga setempat bahkan dengan senang hati menunjukkan lokasi sentra budi daya benih lele sangkuriang itu.

Tetapi sentra pembenihan lele itu tidak seperti sentra lainnya dengan lokasi usaha yang saling berdekatan. Pembenihan lele di Cibeureum itu tersebar dan terpisah di beberapa lokasi.

Setiap pembudi daya memiliki kolam pembenihan dengan jarak satu sama lain bisa sejauh ratusan meter. Namun begitu, mereka masih berada di satu desa, yakni desa Cibeureum.

Sentra ini tentu juga sudah sangat dikenal para pembudi daya pembesaran lele. Apalagi, setiap pembudi daya sudah memiliki pelanggan tetap untuk belanja benih. "Benih lele sangkuriang menjadi incaran pembudi daya pembesaran," kata kata Ade Mulyadi, salah satu pembudi daya benih lele Sangkuriang.

Ade juga mengklaim, benih lele di Cibeureum lebih unggul ketimbang benih dari daerah lain. Sebab, benih lele sangkuriang berkembang pada temperatur udara yang sejuk, ditambah dengan pasokan air yang berkualitas.

Kolam budi daya milik Ade saat ini sudah mampu menghasilkan 400.000 benih per bulan. Benih sebanyak itu berasal 17 indukan. Namun begitu, Ade mengaku masih kewalahan untuk memenuhi permintaan yang datang tidak hanya dari Bogor, tapi dari Jawa Timur.

Jika permintaan tidak bisa dia penuhi, pria berusia 34 tahun itu akan mencari bibit ke tempat lain. "Tidak semua pesanan bisa saya penuhi," kata Ade yang sekarang fokus menaikkan produksi.

Kendala dalam menekuni bisnis pembenihan adalah proses pengiriman benih terutama untuk luar kota. Selain biaya mahal, waktu pengiriman yang lama bisa meningkatkan risiko kematian benih. "Terkadang biaya pengiriman lebih mahal dari harga lele," keluh Ade.

Namun begitu, Ade melihat usaha budi daya benih lele memiliki peluang yang cerah. Apalagi, pemerintah gencar kampanye peningkatan produksi lele akibat naiknya konsumsi lele. Untuk Bogor saja, konsumsi lele per hari mencapai 15 ton-20 ton.

Kenaikan permintaan lele membuat pembudi daya pembesaran lele juga menaikkan produksi. Nah, kenaikan produksi itulah yang mendongkrak kebutuhan benih lele.

Dari banyak jenis benih lele, Ade memilih membenihkan lele sangkuriang. Selain waktu pembesaran lebih cepat, lele sangkuriang juga mudah dalam perawatan sehingga ongkos pembesaran pun menjadi lebih hemat.

Untuk harga, Ade menjual benih lele Rp 140 per ekor. Dengan produksi 400.000 ekor benih lele, ia mendulang omzet Rp 60 juta dengan laba bersih Rp 15 juta per bulan. "Omzet mesti dipotong biaya pakan 30% dan juga gaji tujuh karyawan," kata Ade.

Pembudi daya lele sangkuriang lainnya, Supardi Badriawan, mengaku saban bulan bisa mengantongi Rp 10 juta. Padahal, dia hanya bisa memproduksi 100.000 ekor benih setiap bulan.

Laki-laki yang akrab dipanggil Upad mengaku, pendapatannya sekarang lebih besar ketimbang menjadi perajin sandal. "Meski harga pakan naik, tapi keuntungan saya lebih baik daripada produksi sandal," kata Upad.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×