kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra sangkar: Terkenal di Jawa sampai Sumatera


Selasa, 12 Mei 2015 / 15:44 WIB
Sentra sangkar: Terkenal di Jawa sampai Sumatera


Reporter: Rani Nossar | Editor: Hendra Gunawan

KLATEN. Sentra pembuatan sangkar burung di Desa Juwiran, Kecamatan Juwiring, Klaten sudah terkenal. Sentra ini  sudah kesohor di kalangan para penjual dan penggemar burung kicau.

Sangkar burung buatan perajin di desa ini lumayan bagus. Bahannya menggunakan kayu jati dan bambu. Namun, rata-rata perajin hanya membuat sangkar dalam bentuk polos. Dalam arti, untuk pengecatan, ukiran, dan tahap finishing lainnya dikerjakan sendiri oleh pihak supplier.

Ahmadi Yono, salah seorang perajin mengaku sudah membuat sangkar burung selama 19 tahun. Selama itu, ia hanya  mengerjakan pembuatan sangkar non-finishing. "Kami mengejar target, jadi tidak sampai finishing," katanya kepada KONTAN.

Lagi pula, kata Yono, yang menentukan warna itu pihak pengepul. Misalnya mau dicat warna apa dan ditambah ornamen apa, itu tergantung dari pihak pemesan. Semakin rumit aksesori atau model yang diinginkan, tentu semakin lama karena semua dikerjakan dengan tangan.

Yang paling mudah, kata Yono, membuat sangkar ukuran mini untuk burung kecil, seperti burung cucak hijau, burung pleci, atau burung ciblek. Selain bahan bakunya sedikit, dalam sehari juga bisa dikerjakan dalam jumlah banyak. "Kalau sangkar mini, ukurannya bisa dibuat variatif tidak hanya segi empat, tapi bisa juga bentuk segi lima, segi enam, dan bentuk lainnya, sehingga lebih unik," jelasnya.

Bahan baku bambu didatangkan masih dari area Klaten dan sekitarnya. Menurutnya, pasokan bambu hijau masih banyak ditanam di daerah Klaten. Sedangkan bahan kayu jati, harus memesan dari daerah Wonogiri. Kayu jati yang digunakan tidak mesti kayu jati grade A. "Yang penting memakai kayu jati," ujarnya.

Untuk pemasaran, awalnya lebih banyak dijual di sekitar Klaten, Solo, dan Yogyakarta. Kebetulan di daerah ini banyak pasar burung dan  masyarakat daerah itu banyak hobi memelihara burung. Namun, lima tahun belakangan ini, Yono mengaku, banyak juga mendapat pesanan dari pembeli dari Bali dan Jawa Timur.

Ia mengklaim, sangkar burung buatan Desa Juwiran banyak diminati karena terbaik di Jawa Tengah. Selain model sangkarnya bervariasi, teksturnya juga halus. Selain itu, harganya juga terjangkau.

Yono mengaku tidak pernah belajar secara khusus dalam membuat sangkar. Ia mengaku, hanya sering melihat orang membuat sangkar sejak remaja. Ia juga sering membantu perajin lain membuat sangkar setelah pulang bertani dari sawah.

Perajin lain seperti Dalimin Asmad (34), baru membuat sangkar sejak tahun 2007. Ia awalnya mendapat program pelatihan dan pendampingan dari pemerintah daerah bekerjasama dengan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS). Namun, program itu hanya berlangsung setahun.

Dari pelatihan itu, Dalimin kini mahir membuat aneka model sangkar burung lengkap dengan ukirannya.  Selain di Jawa, kini ia juga banyak mendapat pesanan hingga Sumatera,  terutama Lampung, Medan, dan Pekanbaru. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×