kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepeda bambu Gun Gun melaju sampai Eropa


Selasa, 05 Januari 2016 / 15:28 WIB
Sepeda bambu Gun Gun melaju sampai Eropa


Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Setelah menjalani berbagai usaha serabutan, Gun Gun Gunawan dan rekannya menjajal bisnis kerajinan sepeda bambu di 2008. Ternyata hasilnya bagus. Lewat tangan kreatifnya, produknya bisa terjual hingga Eropa dan Amerika Serikat.

Gun Gun Gunawan memang tidak pernah menyangka jika jalan hidupnya menjadi perajin sepeda bambu. Dia sebelum bekerja menyablon kaus. Dulu dia bekerja serabutan dengan Imam Soleh, rekannya yang sudah berteman lama, mulai dari kuli bangunan, buat furnitur, sablon kaus. Semua dilakukan secara otodidak.

Begitu pula dengan membuat sepeda bambu. Gun Gun banyak belajar dari orang-orang yang paham tentang seluk beluk sepeda. "Kata orang memang dasarnya tangan saya kreatif, " kata dia.

Nah, ide membuat sepeda dari bambu itu adalah idenya dengan Imam Soleh pada tahun 2007. Saat itu sedang tren olahraga bersepeda dengan sepeda fixie. Lantaran bisnis sepeda sedang naik daun, Gun Gun langsung terpikir membuat sepeda, namun dengan bahan baku yang murah lantaran  bahan baku sepeda dari graphite dan karbon itu mahal.

Berkat bantuan seorang teman untuk mencari informasi soal desain sepedanya tidak biasa agar lebih komersial, Gun Gun dan Abah pun mendapatkan ide membuat sepeda bambu lewat bendera usaha Haur Bike Neglasari. Proses persiapan usaha ini berjalan selama setahun sampai akhirnya ia memantapkan membuka usaha di Bandung pada tahun 2008. Awalnya dia hanya memproduksi beberapa unit sepeda bambu saja, namun lantaran unik, permintaannya pun banyak. Semua pengerjaan sepeda dikerjakan secara manual, tidak menggunakan mesin pabrik. Hampir 90% sepeda Haur Bike berasal dari bambu,  hanya stang, jok, ban, dan pedal saja yang tidak pakai bambu.

Memiliki tim yang terdiri dari 40 orang, Gun Gun dan Abah bertugas membuat desain dan model. Pemanasan bambu dilakukan oleh tim lainnya menggunakan alat yang digunakan tukang las. Setelah semua bambu dipanaskan, batang bambu disambung menggunakan tali rami.

Proses pengerjaan satu unit sepeda butuh waktu 10 hari oleh satu orang perajin. Dalam sebulan ada 35 unit-40 unit sepeda yang siap dijual. Nama Haur Bike mulai mencuat di dalam negeri setelah ada beberapa media luar negeri yang meliput tentang produk ini. Dan dari situ, mulai berdatangan pesanan dari Kanada, Belgia, Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. "Pemasaran 60% di dalam negeri, 40% ke luar negeri terutama negara-negara Eropa, seperti Jerman, Belgia, Austria, dan Prancis. "Mulai Februari 2016, saya mulai rutin mengirim 10 unit per bulan ke Amerika Serikat," kata Gun Gun.

Rata-rata harga sepeda yang dia jual Rp 7,5 juta per unit itu untuk desain yang simpel dengan komponen standar. Namun harga ini bisa bertambah menjadi belasan juta atau puluhan juta jika pelanggan mau desain dan komponen yang berbeda.

Permintaan sepeda dari Eropa lebih rumit karena bahannya harus ramah lingkungan, bahan kimia yang digunakan aman, dan komponen yang dipakai harus betul-betul mengikuti standar keamanan. Maka tidak heran harga satu sepeda bisa sampai Rp 30 juta bahkan lebih.

Dari situ dalam sebulan, Gun Gun dan Abah dapat mendulang omzet hingga ratusan juta rupiah. Selain untuk bersepeda, sering juga produknya dijadikan pajangan di perusahaan di dalam dan luar negeri.        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×