kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepekan Peluang Usaha: Dari akik hingga Satrio


Sabtu, 28 Februari 2015 / 10:30 WIB
Sepekan Peluang Usaha: Dari akik hingga Satrio
ILUSTRASI. Harga iPhone 15 terendah.


Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi

Jumpa lagi. Eit, ada yang baru nih di jari manis. Pakai cincin batu akik ya. Gaya banget.   Wah, kayaknya menarik kalau  akhir pekan ini kita kongko-kongko  soal batu akik.  Jangan khawatir banyak hidangan tersedia.

Ngomong-ngomong soal batu akik, sekarang banyak orang yang gandrung dengan batu alam yang indah itu. Enggak tua, enggak muda, semuanya demen memakai batu akik. Kenapa bisa sampai demam akik begitu ya? Konon, itu  bermula dari kegemaran sebagian masyarakat. Lalu, banyak orang yang latah dan ikut-ikutan mengoleksi akik. Di sisi lain, suplai batu akik terbatas sementara permintaan meningkat. Awalnya, cuma batu bacan yang menjadi tren. Setelah itu, banyak penambang dan perajin mulai menggali potensi batu akik di masing-masing daerahnya.

Begitu ceritanya kenapa terjadi demam batu akik. Sekarang silakan diminum tehnya. Ini bukan teh biasa lo, melainkan teh thailand alias tea thai dan teh taiwan. Ayo diseruput teh taiwannya the ini sejenis bubble tea. Adalah Dakasi Indonesia yang menawarkan minuman the jenis ini. Berdiri sejak 1990, Dakasi sudah ada di beberapa negara Asia seperti China, Filipina, Hong Kong, dan Malaysia. Di Indonesia, merek Dakasi masuk sejak tahun 2012 di bawah naungan PT Mitra Pasifik Elco. Jika berminat bermitra, silakan siapkan duit  Rp 450 juta. Mahal juga.

Kalau mau yang lebih murah, seruput dulu teh  thailandnya.  Teh  ini dibuat oleh mantan atlet Muay Thai kita.  Itu lo Ryanda Ibrahim. Dia sempat bermukim di Thailand. Begitu thai tea  booming di sini, Ryanda lantas terpikir memproduksi thai tea. Menggandeng Dianta, Ryanda merintis usaha pembuatan thai tea. Merek yang diusung King Thai Tea (KTT) sejak 2012.  Pada pertengahan 2013, Dianta mengembangkan usahanya dengan memunculkan produk thai tea dalam kemasan botol.  

Saban bulan, Dianta bilang, pendapatan dari usaha thai tea ini bisa mencapai Rp 100 juta. Laba bersihnya berkisar 30% dari nilai omzet.  Anda tertarik? Modal usaha thai tea tidak bikin puyeng kok.  Dianta dan Ryanda hanya mengeluarkan modal Rp 15 juta, itu pun hasil pinjaman dari rekan-rekan mereka. “Dalam tiga bulan, dana pinjaman itu sudah bisa dilunasi,” ungkap Dianta.

Kembali lagi kel batu akik, berapa lama demam batu akan berlangsung? Ada yang bilang akan berlangsung lama, soalnya peminatnya begitu banyak. Seandainya pun demam mereda, harga si akik tidak akan jatuh, karena sumber pasokan akik terbatas.  Tapi, ada yang yakin bahwa  demam akik  ini cuma musiman. Sebentar juga hilang. Mana yang benar ya? Biar waktu yang menjawabnya.

Singkat amat menjelaskannya. Tapi, enggak apa-apa deh, lagi pula enaknya ngobrol begini sambil ngemil kacang rebus. Silakan, kacang rebusnya enak, empuk. Kacang tanah ini merupakan hasil kebun yang ditanam  di lahan seluas 3.000 meter persegi (m²).  Adalah Imam sang pembudidaya kacang tanah itu. Kacang tanah yang dikembangkannya jenis brul dengan masa panen tiga bulan. Varietas kacang tanah jenis lain, seperti cina dan holle bisa memakan waktu delapan bulan. "Harga kacang jenis brul juga lebih stabil di pasaran," kata Imam.

Umumnya, kata Imam, setiap 1 ha (hektare) lahan bisa menghasilkan 2 ton kacang tanah. Karena lahannya hanya 3.000 m², sekali panen ia hanya menghasilkan 5-6 kwintal kacang tanah. Omzetnya  bisa sampai Rp 10 juta sekali panen. Menurutnya, komoditas ini menguntungkan karena semua hasil panen tidak ada yang dibuang. Selain bijinya, ampasnya juga laku dibuat minyak dan fermentasi oncom.

Wah, kita wajib mengucapkan terima kasih pada Imam yang telah menghidangkan kacang tanah jauh-jauh dari Bojonegoro, Jawa Tengah.  Kembali ke  batu akik lagi, soal harga batu akik yang tinggi sampai hampir menyundul langit bagaimana? Ah,lebay banget, sampai menyundul langit segala. Tapi,  itu kita bahas nanti ya. Soalnya, kita butuh tangga yang panjang banget biar bisa mencapai langit, he he he…. Sekarang kita sikat dulu kue moci, cilok, dan sosis bakar.

Ayo kita tomplok cilok yang dimereki Cilok Isi Extra Pedas. Usaha cilok ini  datang dari Bekasi, Jawa Barat. Adalah Wibowo yang  yang menjalankan usaha ini sejak 2010, tapi dia baru menawarkan kemitraan di awal tahun 2015.  Kalau sudah mencicipi dan enak, bisa kok bermitra sama Wibowo. Nilai investasi murah:  mitra cukup membayar Rp 1 juta.  Ciloknya dijual Rp 500 per buah. Wibowo sudah menghitung, mitra bisa mendapat omzet sekitar Rp  200.000 per hari dengan penjualan sebanyak 400 cilok. Dalam sebulan paling tidak mitra bisa mengantungi omzet Rp 6 juta. Sedap. Ambil satu lagi ciloknya ah.

Sekarang mana yang harus dicicip lebih dulu: moci atau sosis bakar. Dua-duanya enak. Kalau begitu, yang paling dekat dengan jangkauan tangan saja. Moci. Tapi, makan moci yang diberi mereka Mochi Maco  kok yang terbayang wajah Rafli Egy Wijaya, asal Malang, Jawa Timur. Jelas saja, Rafli orang yang  sudah membuat kreasi moci aneka rasa pada  Mochi Maco  pertengahan 2014.

Namun, baru pada 2015 Rafli mencoba menawarkan kemitraan usaha. Untuk ikut menikmati lezatnya laba Mochi Maco, mitra kudu merogoh kocek lumayan dalam: Rp 200 juta. Dengan duit segitu, mitra mendapatkan perlengkapan mebel dan interior, renovasi tempat usaha, peralatan memasak, pelatihan pegawai, dan bahan baku awal untuk seminggu. Investasi sebesar itu juga sudah termasuk lokasi di Malang dengan harga sewa Rp 55 juta per tahun. "Namun, akan ada penyesuaian harga dengan kondisi lokasi di daerah calon mitra," ujar Rafli.

Nah, sosis bakar sudah memanggil-manggil tuh. Adalah Muhammad Ashuri yang mengusung usaha sosis bakar dengan merek Aldriz Solution atau A2S Sosis Bakar. Dia mendirikan usaha ini sejak 2011 silam di Jakarta Selatan dan langsung menawarkan kemitraan usaha.  Nah, yang ini duit yang kudu dikeluarkan lumayan murah, cuma Rp 4,4 juta, namanya paket hemat. Terus ada  paket senilai Rp 4,7 juta. Mitra ditargetkan bisa meraup omzet hingga Rp 400.000 per hari atau sekitar Rp 9 juta per bulan.


Youtube dan gamelan

Kembali ke batu akik. Memang harga batu akik bisa tinggi banget. Misalnya batu gambar atau yang kerap disebut pictorial agate. Harganya bisa mencapai Rp 10 miliar. Batu gambar ini milik Sam Sianata. Ada juga batu akik yang di dalamnya ada gambar Nyi Roro Kidul. Batu ini milik pelukis Daniel Krisna dan dibanderol  Rp 5 miliar. Yang lebih dahsyat lagi, batu gambar menyerupai naga kepunyaan Muhammad Imam Hanafi, warga Langkat, Sumatra Utara. Harga  ditawarkan Rp 18 miliar. Wah. Sekarang batu akik apa yang Anda pakai.

Sudah jangan ngomongin akik melulu, kita nonton Youtube saja untuk hiburan. Eit, ada yang menari diiringi gamelan. Penarinya cantik dan menggoda. Tapi, bukan itu yang menarik, melainkan gamelannya itu lo.  Sepertinya itu gamelan yang dibikin di sentra gamelan di Desa Wirun, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Di desa ini ada 10 industri rumahan yang melibatkan lebih dari 40 perajin gamelan. Di sana ada Joko Darmono, pemilik Sumber Gongso Gamelan. Menurut Mas Joko,  sentra gamelan di Desa Wirun sudah eksis sejak 1960-an. Joko sendiri generasi kedua dalam usaha pembuatan gamelan ini. Di tahun 1990, Joko resmi mengambil alih bisnis keluarganya itu.

Satu set seperangkat gamelan standar dihargai Rp 300 juta. Adapun  gamelan super dihargai Rp 400 juta–Rp 500 juta. Gamelan super ini terbuat dari campuran emas. Jika membeli satuan, harganya bervariasi. Misalnya gong berdiameter 95 cm dihargai Rp 12 juta per alat, sementara yang kecil dengan diameter 30 cm Rp 300.000.

Kita cari video lain di Youtube. Nah, dapat. Banyak layang-layang  di langit. Sepertinya sekarang kita menuju ke sentra layang-layang  di Desa Lodtunduh, Ubud, Bali. Kita temui  Putu Suartika, perajin layangan yang membuat layangan berbentuk dinosaurus, babi, dan ular kobra. Juga ada I Ketut Yut Dinastra yang tidak hanya menjual layangan jenis hewan, tapi juga layangan dengan bentuk kapal.

Harga jual layangan di sana berkisar Rp 40.000-Rp 400.000 per unit, sesuai dengan ukuran dan tingkat kesulitan pembuatan. Made, perajin layang-layang lain, bilang bahwa ukuran layangan terkecil sekitar 1,2 m dan terbesar bisa mencapai 3 m. Melalui usaha ini, Made bisa meraup omzet sekitar Rp 6 juta per bulan. Namun, jika sudah memasuki waktu liburan di pertengahan tahun, omzet penjualan bisa bertambah dua kali lipat. "Kalau sudah masuk bulan Juni sampai Agustus, omzet bisa mencapai Rp 3 juta dalam seminggu," ungkap Made.

Dari tadi kita menikmati video dari Youtube. Tahu enggak, dari Youtube kita bisa dapat duit. Caranya gampang, ikut saja program kemitraan yang ditawarkan Youtube. Anda hanya perlu mendaftarkan akun Youtube sebagai mitra Youtube.

Program kemitraan ini merupakan salah satu cara Youtube mendapatkan penghasilan dari iklan. Pada tiap video Youtube yang dipasangi iklan, sang pemilik akun pun akan mendapatkan imbalan. Namun, tentu saja kita harus mengunggah video yang menarik sehingga bisa memikat banyak orang untuk mengeklik dan menontonnya.

Capek dari tadi cuma ngobrol. Sekarang saatnya kita makan besar.  Makan ayam  bakar. Pasti enak. Soalnya ayam bakar yang satu ini besutan Masbukhid yang mengusung merek Lesehan Ayam Jantan. Kuliner olahan ayam khas Jawa Timur ini berdiri tahun 2011 di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Melihat usahanya cukup berkembang, awal tahun ini Masbukhid resmi membuka kerjasama kemitraan.  Total menunya ada sekitar 40 item dengan harga jual mulai Rp 15.000–Rp 25.000 per porsi. Dalam kemitraan ini, Lesehan Ayam Jantan menawarkan kerjasama dengan investasi sebesar Rp 300 juta. Kerjasama ini juga mengenakan biaya royalti 3% dari omzet. Mitra juga wajib membeli bahan baku bumbu dari pusat.

Sebagai makanan penutup, boleh juga mencoba es krim yang dimereki Mr. Freez Es Potong Singapore. Es krim ini berdiri Oktober 2014 di Depok, Jawa Barat.  Bagi Anda yang ingin terus merasakan nikmatnya es krim ini, enggak ada salahnya berinvestasi. Biaya kemitraannya cuma Rp 4 juta. Dalam sehari, penjualan es krim ini bisa mencapai 20 potong–25 potong es krim. Satu potong es krim dijual dengan harga Rp 10.000–Rp 15.000. Dengan harga tersebut, mitra bisa mengantongi omzet hingga Rp 200.000 per hari atau Rp 6 juta sebulan. Wah, ini baru namanya dingin-dingin nikmat.

Jalan-jalan sambil merit

Kembali ke batu akik. Harga batu akik bisa tinggi banget, seperti tadi, ada yang sampai puluhan miliar. Itu karena memang tidak ada standar harganya.  Namun, yang umumnya membuat harga batu akik tinggi adalah warna, kejernihan warna, kebersihan batu, kehalusan hasil potongan, dan keaslian. Namun, ada hal di luar nalar yang membuat harga batu akik jadi melejit, misalnya saja si batu bisa membawa keberuntungan, si batu bisa bikin kebal pemakainya.

Ah, sudah jangan dibahas hal-hal mistis dari akik. Yang diperlukan sekarang adalah bagaimana  kita hujan-hujanan tapi tidak merusak sepatu atau sendal kita. Itu mah persoalan sepele. Pakai sepatu jelly saja. Sepatu jelly atau sepatu  plastik dengan berbagai model dan warna belakangan sedang menjadi tren.  Tanya saja sama Hikmah, pedagang sepatu jelly. Menurutnya, biasanya dalam sehari bisa menjual sekitar 50 pasang sepatu, dengan omzet lebih dari Rp 50 juta per bulan. Namun, di musim hujan, omzetnya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Ada pun harga jual sepatunya mulai Rp 60.000–Rp 90.000 per pasang.

Nah, menarik bukan. Kalau mau mencicipi duit dari sendal jelly, Hikmah membuka peluang menjadi reseller @ahirajellyshoes. Harga yang dijual kepada reseller juga sama dengan pembeli eceran. Hanya, Hikmah memberikan potongan Rp 5.000 per pasang kepada pembeli setia. Saat ini, ia sudah memiliki 20 reseller di hampir seluruh wilayah di Indonesia.  Jadi, hujan bukan persoalan, kita tetap bisa gaya.

Blusukan dan hujan-hujan sudah bukan masalah dengan adanya sendal jelly. Apalagi kalau blusukan itu memang harus dilakukan, seperti untuk mempersiapkan pernikahan. Tapi, di Kontan.co.id, kita enggak perlu blusukan seperti Jokowi. Di sini sudah tersedia kartu ucapan dengan desain tiga dimensi (3D) atau sering di sebut pop up. Kartu ucapan seperti ini  kini banyak dipakai buat mempercantik mahar pernikahan.

Nah, salah satu yang bisa membuat mahar pop up adalah Vanessa. Dalam sebulan, perempuan yang berkerja di perusahaan swasta ini hanya menerima 25 pesanan mahar pop up. Pesanan dibatasi karena dia hanya bisa mengerjakan sepulang kantor. Vanessa membanderol jasa pembuatan mahar pop up Rp 175.000 per mahar.

Bila dihitung, dalam sebulan dia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 4,3 juta. Meski omzetnya kecil, keuntungan bersihnya mencapai 50%. Lewat media sosial, perempuan berkaca mata ini berhasil menjaring pelanggannya dari berbagai daerah, seperti Samarinda, Depok, Yogyakarta, dan lainnya.

Nah, kalau masih bingung juga mempersiapkan pernikahan, tengok juga ke situs Merityuk.com, calon pengantin akan lebih mudah mencari wedding organizer. Situs itu resmi diluncurkan pada Februari 2013 di Bandung, Jawa Barat.  Eh, tahu enggak, Merityuk.com itu masuk dalam 11 startup terbaik tahun 2013 versi Telkom Indigo Incubator dan masuk dalam lima besar interesting startup at tech in Asia di Bandung.

Merityuk.com mengenakan biaya pasang iklan kepada para vendor yang bergabung. Mereka mempunyai tiga pilihan paket iklan, yakni paket silver dengan tarif Rp 150.000, kedua bertarif Rp 300.000–Rp 500.000 dan paket platinum dengan konsep harga fleksibel sesuai permintaan konsumen. Saat ini omzet Merityuk.com bisa mencapai Rp 40 juta per bulan dengan keuntungan bersih sekitar 10%−20% dari omzet. Menggiurkan banget.

Ibu dan putra daerah

Kembali ke batu akik. Ada enggak sih peluang usaha di seputar batu akik? Ada. Tapi, entar dulu, kita masih mau ketemu Paulina Pungky Purnomowati. Perempuan ini merasakan benar betapa besar jasa seorang ibu. Buktinya, dia memberi merek usaha jajanan pasarnya dengan nama Bekal dari Ibu. Omzet usahanya mencapai Rp 200 juta per hari.  

Awal merintis usaha, perempuan yang pernah berkarier di dunia manajemen bisnis di sebuah perusahaan terkenal selama 10 tahun ini, hanya berpromosi dari mulut ke mulut. Selain itu, dia juga  mengandalkan media sosial seperti Instagram, Facebook dan situs untuk memperkenalkan usahanya. "Kami cari sendiri lewat mulut ke mulut, arisan, dan ada juga yang menghubungi kami untuk ikut bergabung," kata wanita keturunan Jawa dan Manado ini. Pungky membebaskan kepada siapa saja yang ingin ikut memproduksi kue bersamanya. Namun dia selalu mengingatkan bahwa rasa dan kualitas kue harus tetap terjamin.  

Nah, orang kedua yang mau kita temui adalah Satrio Yudiarto. Dia rela melepaskan jabatan di sebuah bank internasiol demi membangun daerahnya, Banjarnegara, Jawa Tengah. Ia mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Surya Yudha untuk membantu masyarakat Jateng. Dalam tiga tahun terakhir, dia juga membangun hotel dan wahana rekreasi demi perkembangan wisata Banjarnegara. “Kota besar sudah dikuasai oleh hotel asing, jadi saya fokus di daerah saja supaya putra daerah yang jadi tuan rumah di kampung sendiri,” tutur dia.    

O ya, ada celah di balik demam batu akik, yaitu: bengkel akik. Ini peluang untuk Anda yang ahli memotong dan memoles batu, serta membuat cincin pengikat akik. Usaha ini berkembang karena orang banyak yang lebih suka membeli akik dalam satuan berat. Dengan membeli 1 ons, peminat akik bisa mendapat tiga jenis batu sekaligus seperti black oval, raflesia, dan bacan.

Dari sinilah orang butuh jasa memotong dan memoles batu yang bentuknya belum beraturan itu. Dari jasa ini saja hasilnya lumayan. Lihat saja, Adam Gem bisa meraup omzet Rp 30 juta. Namun usaha Andri ini memang tak cuma jasa potong, poles, dan ikat, melainkan juga penjualan batu. Dalam hitungan KONTAN, Andri bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp 200.000 per hari dari jasa bengkel.

Tidak terasa kita sudah cukup lama kongko-kongko dari batu akik sampai putra daerah yang ingin memajukan daerahnya. Terimakasih Anda sudah menemani. Selamat berakhir pekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×