kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepekan Peluang Usaha: Dari mi ayam hingga Nurana


Sabtu, 18 April 2015 / 10:05 WIB
Sepekan Peluang Usaha: Dari mi ayam hingga Nurana
ILUSTRASI. Ekonomi Indonesia diyakini masih akan bertumpu pada sumber pertumbuhan dari dalam negeri.


Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi

Aduh, pagi-pagi seperti ini enaknya makan apa ya? Kalau bosan makan nasi, bagaimana kalau kita makan mi ayam saja. Nah, tuh ada Mie Ayam Grobakan dan Mie Kota Batavia. Biarpun cuma mi, dijamin bakal bikin kenyang dan mulut bakal pengin melahap terus. Pendeknya, tuh mulut seperti enggak kepengin kehilangan rasanya yang lezat.

Yuk, kita sikat Mie Ayam Grobakan. Usaha bakmi asal Depok, Jawa Barat ini berdiri sejak tahun 2010. Ketika KONTAN mengulas usaha ini Juli 2013, jumlah gerainya sudah ada sebanyak 197 gerai yang tersebar di Jabodetabek, Medan, Pekanbaru, Palangkaraya, Semarang, dan Yogyakarta. Selang dua tahun, perkembangan usaha Mie Ayam Grobakan tetap positif. Saat ini gerainya bertambah menjadi 281 gerai. Dari jumlah tersebut milik induk usaha hanya ada satu gerai di Depok.

Seiring perjalanan waktu,  ada perubahan nilai investasi kemitraannya. Salah satunya,  nilai investasi meningkat dari sebelumnya sebesar Rp 5 juta menjadi Rp 8,5 juta. Dengan nilai investasi itu, mitra mendapatkan gerobak, meja dan bangku, peralatan usaha lengkap, seragam karyawan, alat promosi, juga bahan baku awal.

Sekarang kita sikat juga Mie Kota Batavia. Ketika KONTAN mengulas usaha ini pada awal Juli 2014, jumlah gerai yang sudah berdiri ada 12 gerai yang tersebar di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Ternate, Maluku. Setahun berselang, gerainya hanya bertambah satu di Denpasar, Bali. Sekarang total ada 13 gerai yang semuanya milik mitra.

Pada saat menawarkan kemitraan, Susanty menawarkan paket sebesar Rp 75 juta. Hingga kini paket investasi tidak berubah. Dari nilai investasi tersebut, mitra bisa memilih tipe usaha, yakni dengan motor roda tiga, tipe gerobakan, atau tipe semi rumah makan. "Mitra sekarang banyak yang memilih tipe semirumah makan," ujarnya.

Saat ini, Mie Kota Batavia lebih fokus mencari mitra di luar Jabodetabek. Sebab pelaku usaha mi ayam di area Jakarta dan sekitarnya sudah terlalu banyak. Karena itu, ia juga sedang menyasar beberapa kota juga di luar Jawa dengan area di sekitar ruko.

Kenyang dong makan mi dua mangkuk. Tapi, kalau memang masih lapar, kontan.co.id masih punya stok makanan kok. Ada ayam goreng krispi dan waffle. Ayo, tutup tuh mulut, maklum saja makanan bisa menerbitkan air liur. Caila, ini makanan apa penerbit.

Eit, sabar simpan tangannya, yang mau kita kudap dulu adalah ayam goreng krispi. Ayam goreng ini bermerek Hasna Fried Chicken. Adalah Lukman yang mengusung merek ini di Bekasi. Berdiri awal tahun ini, Hasna Fried Chicken langsung menawarkan kemitraan. Kayaknya mau gerak cepat nih.  

Hasna Fried Chicken menawarkan kemitraan senilai Rp 6,5 juta. Fasilitas yang diperoleh mitra terdiri dari perlengkapan masak, bumbu 2 kg, ayam 10 ekor, perlengkapan packaging seperti plastik, dus, dan lain-lain. Tak lupa, mitra juga mendapat pelatihan dan gerobak untuk berjualan. Kerjasama ini berlaku selamanya. Sistem kemitraan ini juga tidak memungut biaya royalti. Nah, di sini menariknya.

Lukman menargetkan, mitra bisa menjual minimal 10 ekor per hari atau sekitar 90 potong ayam. Dengan penjualan sebanyak itu, mitra dapat meraup omzet sebanyak Rp 540.000 per hari atau Rp 16,2 juta sebulan. Setelah dikurangi biaya bahan baku, sewa tempat, dan operasional lainnya, mitra akan mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp 8,1 juta per bulan. “Jadi dalam satu bulan sudah bisa balik modal,” katanya.

Sudah jangan mengunyah terus, soalnya mau disajikan hidangan penutup. Ini dia waffle ala Hong Kong. Bentuk cetakan waffle ini bulat-bulat, tak seperti biasanya yang kotak-kotak. Nama usaha waffle Hong Kong ini adalah Eggio Waffle asal Solo, Jawa Tengah. Erinna Santoso, sang pemilik, membuka usaha ini pada 2013 lalu. Sampai sekarang dia sudah memiliki empat gerai milik pribadi yang semuanya berada di Solo.

Begitu berdiri pada 2013, seperti Lukman, Erinna juga langsung membuka kerjasama kemitraan. Alhasil,  saat ini dia sudah mempunyai 24 mitra yang bergabung diantaranya berada di Bali, Surabaya, dan Purwokerto.

Jika tertarik membuka usaha ini, Eggio Waffle menawarkan kerjasama kemitraan dengan investasi sebesar Rp 37,5 juta. Dengan modal tersebut, fasilitas yang didapatkan mitra adalah satu unit booth, perlengkapan memasak, perlengkapan promosi, bahan baku awal, pelatihan, dan perlengkapan tambahan lainnya.

Eggio Waffle tidak mengutip biaya royalti, namun mewajibkan seluruh mitranya untuk mengambil bahan baku dari pusat. Erinna bilang, kelebihan waffle miliknya adalah menggunakan bahan baku pilihan, sehingga aman bagi kesehatan tubuh. Iya Erinna, percaya.

Tapi, ngomong-ngomong, untuk mengembangkan usaha tentunya membutuhkan pembukuan keuangan yang baik. Namun, masih banyak yang bingung ya? Jangan takut, kan ada  software pembukuan. Adalah PT Javan Cipta Solusi yang pengembang software pembukuan.

Nilai lebih jasa yang ditawarkan Javan ketimbang jasa yang ditawarkan oleh pengembang software keuangan di masa lalu adalah layanan berbasis komputasi awan alias cloud. Bagi mereka yang awam dengan aneka teknologi informasi masa kini, bentuk sederhana layanan berbasis cloud adalah e-mail.

Nah, aplikasi pembukuan berbasis cloud berarti berbagai data bisa disimpan di server sang penyedia layanan. Javan menawarkan jasanya melalui situs bernama hartaku.com. Dengan memiliki account di situs itu, pengguna bisa menyimpan seluruh pencatatan transaksinya di server hartaku. Gampang bukan.

Pembukuan keuangan penting lo, dengan pembukuan yang baik kita bisa melihat perkembangan usaha dan bisa bikin prediksi ke depan.  Tapi, kita tinggalkan dulu pembukuan, kita jumpai perempuan yang luar biasa. Adalah Nurana Indah Paramita yang membikin usaha pembuatan turbin pembangkit listrik tenaga arus laut yang bernama T-Files.  

Ide untuk membuat turbin muncul saat Mita, nama panggilan Nurana Indah Paramita, masih menjalani kuliah jurusan Oceanografi di Institut Teknologi Bandung. Ia mengajak teman-temannya dari berbagai jurusan untuk membuat kelompok belajar. Mereka pun membuat suatu produk yang diharapkan menjadi solusi bagi pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia. Lahirlah turbin yang digerakkan oleh arus laut.

Mita mengingatkan agar tidak membayangkan turbin buatan T-Files bisa menghasilkan listrik yang mampu mengoperasikan alat elektronik skala berat. “Listrik dari turbin ini hanya digunakan untuk menyalakan lampu saja,” kata dia.  

Mita menjual turbin ke pemerintah agar masyarakat terpencil bisa menikmati listrik.  Mita juga menawarkan turbin ke perusahaan yang hendak menggulirkan program Corporate Social Responbility. Menurut Mita, ketimbang menggelar acara, lebih baik perusahaan menyediakan turbin ke masyarakat membutuhkan listrik.

Iya Mita, kita semua berharap seluruh wilayah Indonesia dapat terterangi dengan listrik. T-Files dapat menjadi alternatif terbaik bagi daerah yang belum terjangkau aliran lsitrik PLN. Ah, bangganya jadi Mita.

Sebenarnya masih pengin ngomong-ngomong, tapi kayaknya kita harus berpisah. Jangan sedih ya, soalnya kita bakal bertemu lagi. Selamat berakhir pekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×