kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepi pembeli, pedagang sulit bayar sewa (2)


Senin, 20 Maret 2017 / 14:14 WIB
Sepi pembeli, pedagang sulit bayar sewa (2)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Menempati lokasi di dalam area Gelora Bung Karno (GBK), sentra tanaman hias sepi pengunjung meski akhir pekan menjelang. Bahkan, saat ada pameran di Jakarta Convention Center (JCC), sentra ini tetap sepi pengunjung. Padahal, lokasi sentra berada tepat di depan JCC.

Agus, salah seorang pedagang tanaman bilang, saat ada pameran di JCC, area sentra penuh dengan parkir mobil pengunjung pameran. "Iya memang ada sih satu atau dua orang yang mampir beli," katanya pada KONTAN, Selasa (14/3).

Sepinya pembeli rupanya berdampak pada rantai usaha tanaman hias. Yusuf pedagang lainnya mengaku, bukan saja pedagang yang mengeluhkan turunnya omzet karena sepinya penjualan. Para distributor tanaman juga mengeluhkan kondisi tersebut karena para pedagang tidak lagi rajin belanja tanaman baru.

Saat masih menempati lokasi di area depan GBK, para pedagang rutin belanja tanaman untuk memenuhi pasokan tanaman di lapaknya. Dalam seminggu, mereka bisa tiga kali belanja tanaman.

Tapi setelah nenempati lokasi baru, satu bulan sekali belum tentu mengambil barang. Gerah dengan penurunan omzet, para supplier saat ini langsung mendatangi lokasi untuk melakukan penawaran langsung kepada para penjual tanaman. Kebanyakan para supplier berasal dari Bogor dan Bandung, Jawa Barat.

Bukan saja mengurangi pembelian tanaman, penurunan omzet juga membuat para pedagang kesulitan membayar sewa lokasi. Padahal, biaya sewa lokasi cukup murah. Dalam sebulan mereka harus merogoh kocek sekitar Rp 250.000 untuk sewa lapak dan Rp 50.000 untuk biaya parkir sebulan.

Dengan membayar uang sewa tersebut mereka mendapatkan fasilitas air, saung untuk tempat beristirahat, dan juga dukungan promosi dari pengelola lokasi. "Menurut kami tarif itu murah, tapi karena tidak ada pemasukan jadi ada yang telat sampai tiga bulan, " ujar Yusuf.

Momen Idul Fitri tahun ini pun tidak begitu disambut antusias oleh mereka. Pasalnya, animo pengunjung tidak seramai saat mereka masih menempati lokasi di pinggir Jalan Pemuda. Saat momen Lebaran tahun lalu pun mereka tidak mendapatkan pemasukan sama sekali.

Yusuf mengaku, kebanyakan konsumen di sentra tanaman tersebut didominasi oleh pelanggan lama. Hanya sedikit konsumen baru yang mampir ke lokasi.

Untuk meningkatkan pendapatan, kini mereka mulai gencar melakukan promosi langsung kepada para pelanggan melalui aplikasi Whats Up. Tidak hanya itu, mereka juga gencar promosi melalui media sosial seperti Facebook dan Blogspot.

"Kami sudah kirim pesan kepada pelanggan lama, ya lumayan adalah yang akhirnya mau beli tanaman lagi meski jumlahnya tidak banyak," katanya.                

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×