kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Si kotak yang senantiasa memikat


Sabtu, 28 November 2015 / 10:10 WIB
Si kotak yang senantiasa memikat


Reporter: J. Ani Kristanti, Marantina | Editor: Tri Adi

Hampir setiap orang membutuhkan tas untuk menyimpan barang saat bepergian. Inilah yang membuat pasar tas tak pernah surut. Beragam jenis tas pun makin memperluas pasarnya.

Salah satu jenis tas yang tak pernah lekang oleh tren tas adalah totebag. Tas jinjing ini bisa dipakai untuk membawa apa saja karena bentuknya yang simpel dan terbuka serta ukurannya yang besar. Lantaran dipakai untuk beragam keperluan, totebag dibuat dari bahan yang kuat, seperti kanvas, kulit dan lainnya.  

Beragam fungsi totebag inilah yang membuat permintaan totebag selalu ada. Selain menjadi tas utama, tas jinjing ini kerap dipakai sebagai tas pendamping. Maksudnya, tas pelengkap untuk membawa berbagai barang tambahan. Bahkan, adakalanya, seseorang membutuhkan lebih dari satu totebag yang berbeda bentuk, warna dan ukurannya.

Permintaan yang terus ada inilah yang mendorong Limita Maya serius menekuni usaha pembuatan totebag bermerek White Bag. Perempuan 28 tahun ini mulai menerima pesanan totebag sejak kuliah pada 2006 silam. Setelah bekerja, dia masih menjalankan usaha pembuatan totebag ini sebagai sampingan.

Namun, seiring besarnya permintaan, Mita pun akhirnya memilih fokus menggeluti usaha ini, dengan merekrut penjahit.  “Tiba-tiba permintaan meningkat, sementara di Bandung masih jarang produsen totebag. Lantas, saya berpikir, harus serius,” terang Mita. Dia jua menggandeng temannya, Winny Witana sebagai mitra.

Awalnya, dia menerima pesanan totebag satuan, namun ketika banyak konsumen yang memesan, Mita pun menerapkan minimal order sebanyak 25 tas. Bukan hanya konsumen ritel yang menjadi target marketnya, tapi juga reseller yang ingin menjual lagi produknya. Mita mencatat, kini ada sekitar 10 reseller aktif untuk produknya.

Bahkan, belakangan Mita kerap menerima order dari konsumen yang menginginkan totebag sebagai suvenir. Sebut saja, untuk acara pernikahan, ulang tahun, syukuran dan lainnya. Harga pesanan tas untuk acara ini berkisar Rp 15.000-Rp 30.000 per tas.

Pesanan totebage untuk event ini akhirnya justru mendominasi order yang datang ke White Bag. “Sekitar 70% untuk event, sisanya penjualan ritel,” kata Mita. Dalam penjualan ritel ini, konsumen White Bag banyak berasal dari anak-anak kuliah.

Saat ini, dalam sebulan Mita memproduksi 1.000-2.000 totebag. Tas berbahan kanvas, blacu dan goni itu dijualnya dari harga Rp 15.000-Rp 115.000 per unit. Meski tak menyebut angka pasti, Mita bilang, dari usahanya ini bisa mengantongi profit lumayan tebal.  

Selain Mita, Arif S., produsen totebag di Bandung, juga menuai penjualan tas jenis ini. Dia bilang, sejak dua tahun terakhir, tas dengan bentuk kotak dengan dua tali ini kembali booming. Namun, Arif bilang, kini di gerai daringnya sudah terlihat pergeseran permintaan dari totebag menjadi slingbag.

Hal ini terlihat dari penurunan penjualan totebag. “Kalau dulu bisa mencapai 3.000 tas, kini ada di kisaran 1.000-1.200 tas per bulan,” ujar dia. Arif bisa melihat gejala ini lantaran dia juga memproduksi jenis tas lainnya. Harga totebag yang ditawarkannya berkisar Rp 50.000 dan bisa lebih miring bila memesan dalam jumlah banyak.  


Harus kreatif
Tas totebag ini banyak digemari oleh kaum muda. Oleh karenanya, totebag juga mengenal tren, mulai dari bahan sablon, print, totebag karakter hingga totebag fringe (rumbai). Sementara, ada tiga jenis tali yang sering dipesan pelanggan, yakni tali kulit, tali sumbu dan tali kanvas. “Tapi, tren itu tergantung selera konsumen juga, karena masih ada juga yang menyukai bentuk konservatif, kotak biasa,” terang Arif.

Besarnya pasar totebag ini masih menyisakan peluang untuk pemain baru. Arif bilang, peluangnya besar lantaran proses produksinya mudah. “Pemain baru tinggal melihat gambar dari berbagai media sosial untuk menggali ide produk mereka,” kata dia.

Karena totebag punya banyak variasi, pemain pun harus kreatif mengolah model dan bahan. “Mereka harus bisa mengeksplorasi kedua hal itu supaya tampil unik,” kata Mita.

Selama ini, Mita menyebutkan, bahan baku dan tenaga kerja tak menjadi kendala berarti dalam mengembangkan usahanya. Untuk bahan, dia sudah mempunyai pemasok kain di Bandung yang bisa dia pesan setiap saat.

Di workshop-nya, Mita mempekerjakan dua orang penjahit dan seorang yang bertanggungjawab untuk penyelesaian akhir. Bila pesanan sangat banyak, dia pun melempar urusan produksi ini ke produsen lain yang menjadi mitranya.

Langkah yang sama juga dilakukan Arif jika banjir pesanan. Dia pun juga menerima pembuatan totebag ini dari pemilik gerai-gerai daring yang juga menjual tas jenis ini.

Jika belum memiliki workshop sendiri, Anda bisa memulai usaha dengan sistem maklun. Hamdan Duati, pemilik Tote Bag Bandung, mengawali usahanya lewat jalur maklun ke pabrik garmen yang ada di Bandung. Ia memulai usaha ini sejak 2013 dengan modal Rp 500.000 saja untuk memesan totebag dari bahan kanvas.

Dalam tiga bulan, ia sudah mendapatkan klien tetap dalam partai besar. Harga jual Rp 35.000 per unit. Saat ini, tiap bulan ia menjual sekitar 500 unit–1.000 unit tas. Dari usahanya, Hamdan bisa meraup laba bersih sebesar Rp 10 juta
per bulan.

Tak hanya kreatif soal model dan padu-padan bahan, Arif berpesan, pemain baru harus kreatif dan punya keahlian khusus dalam pemasaran. Maklum, dengan mengincar anak muda, pemain harus akrab dengan berbagai strategi pemasaran online.  

Arif sendiri memanfaatkan berbagai media sosial, seperti dari Facebook dan Instagram untuk menjangkau konsumennya. Tak lupa, dia juga memasang iklan di berbagai peritel daring, seperti OLX, Tokopedia dan lainnya, untuk menggenjot penjualannya.

Untuk menguasai jalur pemasaran daring ini, Arif menggelontorkan dana hingga Rp 10 juta. “Saya juga membuat beberapa website dan merekrut karyawan untuk mengelola website tersebut,” jelas dia. Tak lupa, dia pun memakai fasilitas search engine optimation (SEO) untuk menggiring konsumen menuju gerai-gerai daring miliknya.

Anda merasa diri Anda kreatif? Mungkin usaha ini cocok untuk Anda!    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×