kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sudah punya keinginan bisnis sejak karyawan (2)


Jumat, 29 Agustus 2014 / 18:30 WIB
Sudah punya keinginan bisnis sejak karyawan (2)
ILUSTRASI. Ada cara yang aman dan tepat yang bisa digunakan sebagai panduan untuk mencukur rambut di area kemaluan sendiri.


Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Berbekal pengalaman panjang berkarier di dunia periklanan, Uti Rahardjo akhirnya sukses mendirikan perusahaan agensi iklan sendiri. Apa yang diraihnya sekarang ini sudah menjadi keinginannya sejak lama.  

Jauh sebelum mendirikan Creative Center di tahun 2000, Uti sudah memiliki keinginan untuk terjun ke dunia bisnis. "Tapi waktu itu kesempatannya belum ada," katanya.

Ia bertekad memiliki bisnis sendiri karena tidak ingin terus bergantung di bawah perusahaan asing. Sebelumnya, Uti memang sempat bekerja di perusahaan jaringan agensi periklanan internasional yang berbasis di New York, Amerika Serikat.

"Saya memiliki idealisme kalau orang kita juga mampu, saya merasa ada kepuasan seperti menjadi kapten di kapal sendiri," kata dia.

Saat kesempatan itu datang di tahun 2000, Uti pun langsung merealisasikan keinginan yang sudah lama hinggap di benaknya itu.

Beruntung, pengalamannya bekerja di dunia periklanan selama 15 tahun membuatnya cukup memahami dunia agensi periklanan. Selain itu, dunia agensi periklanan saat ia merintis usaha belum terlalu ketat seperti sekarang, sehingga peluangnya masih terbuka lebar.

Namun demikian, sukses yang diraihnya sekarang tidak didapat dengan mudah.  Di awal merintis usaha, Uti harus kerja ekstra karena minimnya tenaga kerja yang membantunya.

Saat awal mendirikan usaha, ia hanya dibantu dua orang karyawan. "Saya pun  harus kerja ekstra dan harus benar-benar menjaga stamina agar terus bertahan," ujarnya

Saat itu, ia tidak bisa merekrut banyak tenaga kerja karena kesulitan keuangan untuk menggaji karyawan. Sementara keuntungan proyek lebih banyak diputar untuk biaya produksi berikutnya.

Awal mendirikan usaha, ia membuka kantor kecil di daerah Pejaten, Jakarta Selatan. Letaknya kantornya itu tak jauh dari rumahnya. "Waktu itu saya punya anak kecil yang masih butuh perhatian ekstra," ucapnya.

Kendati banyak keterbatasan, Uti selalu berusaha menyisihkan keuntungan yang didapatnya buat membesarkan usahanya. Uti bilang, agar bisa bertahan di industri ini diperlukan kreativitas tanpa batas.

Menurutnya, kreativitas tinggi juga harus dimiliki oleh semua karyawan karena perusahaan periklanan (advertising) sulit bertahan jika hanya menyajikan konsep monoton.

Maka itu, sampai sekarang, Uti juga kerap terjun langsung dalam pembuatan konsep hingga produksi. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga kini ia sudah mempekerjakan tidak kurang dari 30 karyawan. Belum ditambah karyawan lepas yang juga ikut membantu produksi di lapangan.       

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×