kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,84   -10,68   -1.14%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sugeng, dokter hewan yang berbisnis kopi luwak (1)


Selasa, 06 Oktober 2015 / 14:30 WIB
Sugeng, dokter hewan yang berbisnis kopi luwak (1)


Reporter: Merlina M. Barbara | Editor: Tri Adi

Keinginan kuat meneliti hewan luwak atau musang, membawa Sugeng Pudjianto menjadi produsen kopi luwak yang cukup ternama. Rumah produksinya di Lembang kini menjadi tempat percontohan penangkaran luwak.

Sebagian kelompok aktivis menganggap produksi kopi luwak adalah kegiatan mengeksploitasi hewan. Namun kondisi ini malah membuat Sugeng Pujiono bersemangat untuk membuktikan bahwa pernyataan tersebut tidak benar. Dokter hewan ini merintis usaha produksi kopi luwak dengan fokus pada kesejahteraan hewan luwak di Lembang, Bandung, sejak tahun 2012 dengan mengusung bendera usaha Kopi Luwak Cikole.

Sugeng terus menjaga dan meningkatkan standar produksi serta kualitas kopi luwak yang dihasilkan dengan menerapkan prinsip kesejahteraan luwak.  Yakni dengan memperhatikan ukuran kandang, kebersihannya, makanannya hingga kesehatan luwak. Perhatian yang besar pada kualitas tiap biji kopi yang dihasilkan membuat produknya tidak hanya dikenal oleh penikmat kopi luwak di dalam negeri namun juga luar negeri.

Mempunyai 200 ekor musang, rumah produksi Kopi Luwak Cikole dapat menghasilkan 120 kg kopi luwak per bulan. Harganya berkisar Rp 3 juta per kilogram (kg). Permintaannya tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Namun Sugeng tidak mau terlalu berambisi memenuhi seluruh permintaan yang datang. Yang menjadi fokusnya adalah menciptakan produk berkualitas namun tetap menjaga kesejahteraan luwak.

Sugeng bilang, untuk pasar luar negeri, Kopi Luwak Cikole saat ini sudah berhasil memasuki pasar Inggris, Italia, Belanda, Jerman, China, Jepang, Korea, Uni Emirat Arab, Singapura, dan Malaysia.

Rumah produksi miliknya yang berada di bawah CV Kopi Luwak Cikole itu berlokasi di Jl. Nyalindung No.9 Kampung Babakan, Desa Cikole, Kecamatan Lembang. Tempat ini sejak Juli 2015 lalu dijadikan tempat percontohan dan pusat sarana edukasi terkait penangkaran hewan luwak dengan penunjukan langsung oleh Kementerian Pertanian dan Asosiasi Kopi Luwak Indonesia.

Tidak heran jika tempat produksinya sering ramai mendapat kunjungan silih berganti dari wisatawan lokal maupun mancanegara, terutama dari Eropa, Asia, hingga Timur Tengah.

Selain wisatawan, sejumlah lembaga pemerintah turut mencari pengetahuan di sini, di antaranya Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Litbang Kementerian Pertanian, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementerian Pertanian, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, dan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.

Rumah produksinya pun mencuri perhatian sejumlah petinggi, salah satunya adalah dari Wakil Menteri Sukan Malaysia, Tan Sri Anwar Musa yang membawa 45 rombongannya mendatangi tempatnya di Lembang, beberapa waktu lalu, untuk mengetahui sistem penangkaran hewan luwak dan proses produksi kopi.

Sugeng memulai pemasaran dari warung sederhana yang dikelolanya. Namun, seiring meningkatkan permintaan kopi ini dari berbagai negara, bisnisnya pun berkembang. Bahkan saat ini dia juga memiliki kafe di tempat produksinya untuk memanjakan penikmat kopi yang berkunjung ke tempatnya.       

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×