kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sukses berjualan panekuk durian (1)


Rabu, 03 September 2014 / 12:49 WIB
Sukses berjualan panekuk durian (1)
ILUSTRASI. Spanduk Hari Raya Nyepi 2023.


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

Peluang bisnis tersedia di mana-mana, hanya tinggal kesungguhan dan niat si pelaku usaha untuk menjalankannya. Inilah yang menjadikan Ferawati Hidayat optimistis menjalankan usaha sebagai pengusaha panekuk durian Medan. Lewat brand Fefe Pancake, Ferawati menjalankan usaha ini dengan membuka toko offline di Taman Sari, Lippo Karawaci, Tangerang.

Sebelum bisa membuka toko offline perdanannya pada Juni 2014 lalu, Ferawati merintis usaha dengan menjajakan dagangan lewat internet dan media sosial, seperti website, Facebook, Twitter dan banyak lagi. Seiring perkembangan usaha yang terus menanjak, ia menambah jumlah gerai untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Selain itu para pembeli online akan lebih percaya membeli jika dia juga memiliki toko offline. Selain di Karawaci, kini dia telah memiliki empat booth pribadi yang tersebar di Jakarta, seperti di Hero Pondok Indah dan Taman Anggrek, dan di Pusdiklat Bulog.  

Wanita yang akrab disapa Fera ini memproduksi sendiri panekuk durian yang dia jual. Dengan bantuan 30 karyawan, kapasitas produksinya mencapai 400 kotak hingga 500 kotak per hari. Ibu satu anak ini juga menjalin kerjasama dengan sejumlah distributor alias reseller untuk memperluas pasar, selain menjajakannya di internet dan di toko offline. Saat ini sudah ada belasan distributor yang bekerjasama dengannya untuk penjualan di Jawa, Kalimantan, Sumatra, dan banyak lagi. "Namun penjualan saat ini masih didominasi di daerah Jabodetabek," ujarnya.

Fera menjual dua varian rasa panekuk, yaitu original dan pandan. Fefe membanderol harga panekuknya sekitar Rp 125.000 per kotak yang berisi 10 buah. Lantaran sudah banyak bekerjasama dengan distributor, pembeli terbesarnya saat ini adalah para distributor.

Meski masih terbilang baru, perkembangan usahanya sudah cukup baik. Dia bisa menjual hingga lebih dari 500 kotak per bulan. Dari situ, Fera bisa mengantongi total omzet hingga Rp 70 juta saban bulan. Setelah dikurangi biaya bahan baku dan biaya operasional lainnya, keuntungan bersih yang didapatkan sekitar 30% dari omzet tiap bulan.

Memutuskan menjalankan usaha ini berawal ketika dia mengunjungi kota Medan dan mencicipi kue ini. Rasanya yang enak dan peminatnya yang ternyata cukup besar membuat ide bisnis muncul di benaknya. Saat itu, Fera mengamati penjual panekuk durian Medan di Jakarta masih cukup jarang.

Namun, sebelum bisa memproduksi sendiri, Fera memulai usaha dengan menjadi distributor terlebih dahulu. Lewat promosi di internet, permintaan konsumen makin hari makin bertambah. Dari situ, dia akhirnya percaya diri untuk bisa membuka usaha sendiri bersama sang suami.

Usaha panekuk ini merupakan pekerjaan barunya setelah resmi keluar dari tempat kerjanya. Fera harus berhenti dari pekerjaan sebelumnya sebagai karyawan lantaran harus mengurus anaknya pasca melahirkan. Kini dia menikmati menjadi ibu namun tetap bisa menghasilkan uang lewat bisnis.  n

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×