Reporter: Teodosius Domina | Editor: S.S. Kurniawan
Kebahagiaan tidak hanya diukur dari banyaknya uang yang bisa dikumpulkan. Bagi beberapa orang, kebahagiaan didapat dengan membuat orang lain bahagia.
Hal itulah yang dirasakan oleh Aang Permana. Keluar dari sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang liquified natural gas (LNG), ia kembali ke desanya di Cianjur, dengan mimpi membantu menyejahterakan penduduk di sana.
Bermodal niat dan coba-coba, lewat usaha olahan ikan petek yang banyak ditemukan di daerah Waduk Cirata, Cianjur, Aang bisa mencetak omzet hingga Rp 150 juta per bulan.
Ide awal bikin usaha di bidang olahan ikan muncul ketika dia bekerja di sebuah perusahaan LNG di Jakarta. Karena sering ke lapangan, Aang sering berkeliling ke banyak daerah mulai Aceh, Padang, hingga Papua. Ternyata di tiap daerah memiliki potensi perikanan yang tinggi.
Nah, di kampung halamannya di sekitar Waduk Cirata banyak sekali ditemukan ikan petek. Lalu dia minta tolong temannya di IPB untuk mengecek kandungan gizinya. "Ternyata ikan ini punya kandungan protein dan kalsium tinggi," imbuhnya.
Dari situ ia punya ide untuk mengolah ikan tersebut sejak tahun 2012. "Ternyata pasar merespon baik. Saat ini kami bisa membuat 2,5 kuintal olahan ikan petek per hari dengan mempekerjakan sekitar 17 orang sekitar," terangnya.
Ikan petek olahannya ini ia beri nama Crispy Ikan. Sebenarnya ikan ini memiliki bau amis yang menyengat. Namun lewat proses pengolahan sedemikian rupa sehingga enak dikonsumsi," tutur pria lulusan dari Fakultas Perikanan dan Kelautan, IPB ini.
Dengan dikemas sedemikian rupa, Aang mengaku bisa menjual 600 kemasan hingga 800 kemasan tiap hari. Harga jual Rp 8.000 per kemasan seberat 55 gram. Setelah sampai di gerai oleh-oleh harganya bisa sampai Rp 15.000 per kemasan.
Saat ini, produknya sudah dipasarkan ke daerah sekitar Bandung, Jakarta, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Banjarmasin, Medan, Padang, Riau, Makassar, dan lainnya lewat lebih dari 80 reseller yang tersebar di berbagai kota.
Dia juga memiliki toko online untuk menjual dagangannya. Ia mampu mengantongi rata-rata omzetnya per bulan mencapai Rp 150 juta.
Niatnya membantu masyarakat sekitar dari usahanya ini Aang realisasikan dengan melibatkan masyarakat sekitar dalam mengerjakan proses produksi. Secara tidak langsung, kegiatan produksi Crispy Ikan di rumah produksinya juga menjadi stimulus para nelayan di sekitar waduk Cirata.
"Saya senang melihat ada perubahan di desa saya. Sekarang tiap pagi banyak nelayan yang mencari ikan petek di waduk lalu dibawa pulang untuk diolah oleh ibu-ibu di sini," tutur pria berusia 26 tahun ini.
Aang sengaja melibatkan ibu-ibu yang sudah berumur dalam memproduksi Crispy Ikan. Ini salah satu langkah membantu ekonomi keluarga. Dari situ, mereka bisa mendapatkan upah sesuai UMR. "Rasanya bahagia sekali melihat mereka bisa membeli seragam sekolah buat anaknya dari hasil usaha ikan petek," ungkapnya.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News