kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sukses jadi pengusaha kain ulos di tanah Batak (1)


Rabu, 26 November 2014 / 16:09 WIB
Sukses jadi pengusaha kain ulos di tanah Batak (1)
ILUSTRASI. Laba bersih tercatat Rp721,87 juta pada 2022, Puri Global Sukses (PURI) absen bagikan dividen


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Havid Vebri

Bekerja keras dan tidak mudah menyerah menjadi kunci kesuksesan wanita asal Medan, Sumatra Utara yang inginnya dipanggil Boru Rumapea ini. Dia menjalankan usaha kios peralatan dan pernak-pernik pernikahan adat Batak di Pasar Sentral, Medan. Kiosnya sangat mendominasi pasar yang terletak di Jalan Pusat Pasar Medan, Sumatra Utara ini.

Produk utama yang dia jual adalah berbagai kain ulos, kain songket dan peralatan pernikahan adat Batak. Awalnya memulai usaha pada tahun 1991, wanita ini hanya memiliki satu kios yang dia sewa di tempat ini. Nama tokonya adalah Turnip Songket & Suji. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya usaha, jumlah kiosnya pun semakin banyak.

Dengan memiliki total tujuh kios di lantai satu Pasar Sentral, kini Turnip Songket & Suji telah dikenal sebagai pusat penjualan kain ulos dan perlengkapan pernikahan di Medan. Untuk memasok produk kain, dia bekerjasama dengan perajin-perajin yang ada di perkampungan wilayah Brastagi.

Pasokan kain ulos yang berasal dari perkampungan biasanya di produksi secara manual dengan tangan alias handmade ada ada juga yang memakai mesin. Namun harga dan kualitas ulos dari handmade lebih mahal dibandingkan dengan produksi mesin. Dia menceritakan bahwa proses pengerjaan kain ulos biasanya memakan waktu satu bulan hingga tiga bulan.

Jika dilakukan dengan tangan, biasanya satu perajin hanya bisa menghasilkan dua potong sampai tiga potong kain dalam tiga bulan. "Sedangkan produksi dengan mesin bisa menghasilkan 1.000 potong kain jadi dalam seminggu," katanya.

Harga kain ulos dipatok mulai dari Rp 200.000-Rp 2 juta per potong. Namun biasanya kain yang dipakai untuk upacara adat pernikahan paling banyak dibeli yang berkualitas bagus, yaitu yang seharga Rp 2 jutaan. Perbedaannya terletak pada kualitas tenun dan serat benang emasnya.

Tiap kios miliknya biasanya bisa menjual sekitar 10 potong sampai 15 potong kain dalam sebulan. Atau jika ditotal rata-rata dari seluruh kios bisa terjual sekitar 70 potong hingga 105 potong kain dalam satu bulan. Artinya, omzet yang didapat bisa mencapai Rp 100 juta- Rp 200 jutaan.

Dia menceritakan, penjualan kain ulos akan meningkat sampai empat kali lipat pada musim-musim pernikahan, yaitu biasanya pada bulan Mei- Juni atau pada akhir tahun di bulan November dan Desember. Pada bulan-bulan tersebut banyak orang Medan yang pulang dari kampung dari rantau dan biasanya banyak pesta pernikahan diadakan di bulan-bulan itu.

Jenis kain ulos pernikahan yang biasanya dibeli yaitu jenis ulos ragi hotang. "Kebanyakan calon-calon pengantin membeli ulos tergantung uang beli pengantinnya. Kalau uang belinya banyak pasti beli yang paling mahal, tapi yang paling banyak dibeli yang kualitas tenun tangan," ujar wanita yang tidak terlalu fasih berbahasa Indonesia ini.

Biasanya pelanggan toko ulos Turnip Songket & Suji ini kebanyakan dari masyarakat daerah sekitar dan ada beberapa masyarakat Jakarta yang membeli sebagai oleh-oleh.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×