CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.945   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.196   149,03   2,11%
  • KOMPAS100 1.099   26,87   2,51%
  • LQ45 869   25,52   3,02%
  • ISSI 220   3,58   1,65%
  • IDX30 445   13,29   3,08%
  • IDXHIDIV20 535   15,93   3,07%
  • IDX80 126   3,28   2,68%
  • IDXV30 128   1,76   1,39%
  • IDXQ30 148   4,07   2,83%

Sukses mereguk manis laba bisnis tepung premix


Senin, 11 April 2016 / 14:34 WIB
Sukses mereguk manis laba bisnis tepung premix


Reporter: Teodosius Domina | Editor: Rizki Caturini

SALAH satu hidangan cuci mulut yang populer di lidah masyarakat Indonesia adalah puding. Selain puding siap santap, belakangan banyak juga yang menjual bahan mentahnya berupa tepung premix puding. Banyak pelaku usaha yang merasakan manisnya laba dari berjualan bahan mentah puding ini.

Salah satunya adalah Lina Amalia. Ia mulai berjualan tepung premix puding Moiaa pada bulan September 2015. Sejak awal menjadi agen, Lina mengandalkan media sosial untuk menjajakan dagangannya terutama via Instagram. Menurutnya, akhir-akhir ini perputaran omzet penjualan tepung puding premix silky sedang menanjak. "Dalam sehari rata-rata saya bisa mengantongi omzet sekitar Rp 4 juta untuk belanja ke produsen," tutur pemilik akun @bubuk_silky_puding_moiaa ini.

Lina bilang, pembelian tepung premix ini memang dilakukan harian dan tidak bisa membeli dalam jumlah banyak sekaligus. Selain karena keterbatasan modal, produsen juga masih bersifat industri rumah tangga sehingga kapasitas produksinya masih terbatas. Lina mengambil keuntungan Rp 2.000 per kemasan dari harga end user. "Untuk dijual ke reseller saya cuma ambil untung Rp 1.000 per kemasan," imbuhnya.

Lina menjual tepung premix puding dengan 14 varian rasa. Antara lain swiss choco, bubble gum, strober, mango, green tea, taro dan sebagainya.  Untuk kemasan 100 gram harganya dibanderol Rp 12.000, 200 gram Rp 20.000, 500 gram Rp 45.000, dan ukuran 1 kilogram (kg) dihargai Rp 85.000. "Itu harga eceran. Kalau ada yang mau jadi reseller berbeda, minimal pembelian 2,5 kg," tutur Lina.

Pelaku usaha lainnya adalah Sinta Fitri Aini. Dalam sehari omzet penjualan tepung premix sekitar Rp 3 juta hingga Rp 6 juta. "Jadi dalam sebulan minimal sekitar Rp 75 juta. Itu pun karena hari Minggu jasa pengiriman tutup dan kami tidak bisa melayani penjualan," tuturnya.

Dengan memanfaatkan internet, Sinta sudah menjangkau berbagai daerah di seluruh penjuru Indonesia, mulai dari Medan, Palembang, Sulawesi, Kalimantan, dan sebagainya. "Beberapa hari yang lalu saya juga melayani pembeli dari Malaysia," tuturnya.

Ia memilih menjual tepung bahan dan bukan yang siap saji karena ingin menggaet pasar yang lebih besar. "Toh cara pembuatannya mudah. Jadi orang-orang juga ingin membuat sendiri, baik itu untuk dijual atau dimakan sendiri," imbuhnya.

Pengolahan tepung premix menjadi puding siap saji tergolong sederhana. Misalnya, kemasan bubuk 100 gram cukup direbus dengan mencampurkan air sebanyak 600 mililiter hingga mendidih. Setelah itu dituang dalam cetakan dan disimpan dalam kulkas. Tepung premix 100 gram bisa menjadi 12 cup ukuran 60 mililiter. "Kalau kurang manis tinggal ditambahi susu kental," kata Sinta. Lantaran praktis dan rasanya enak, tepung premix ini banyak yang mencari.      n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×