kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,04   -6,32   -0.68%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Surga kerajinan batu padas di Pulau Dewa (1)


Minggu, 15 September 2013 / 16:39 WIB
ILUSTRASI. 5 Tanaman Hias yang Dapat Menyaring Racun Asap Rokok


Reporter: Revi Yohana | Editor: Dupla Kartini

BALI. Salah satu daya tarik Pulau Dewata adalah hasil kerajinan tangan yang unik dan bernilai seni tinggi. Salah satunya kerajinan pahat dan ukir dari batu. Hasil kerajinan masyarakat Bali ini bisa diperoleh di banyak tempat. Namun, jika sedang melintasi kawasan Denpasar, Anda bisa menjumpai salah satu sentra kerajinan tersebut.

Lokasi tepatnya berada di  sepanjang kiri dan kanan Jalan Bypass. Ada lebih dari 50 tempat produksi sekaligus perdagangan kerajinan batu padas di sana. Para perajin memajang aneka ukiran dan pahatan batu, baik berupa patung, relief, air mancur, hingga sekat bangunan.

"Ada sekitar 70 hingga 100 tempat usaha kerajinan batu di sekitar Jalan Bypass ini," kata Komang Apel, pengelola tempat usaha Junita Jaya 2.

Menurut Komang, lokasi ini semakin ramai sejak tahun 2000. Ia sendiri mengelola dua tempat usaha yang lokasinya agak berjauhan. Pertama, Junita Jaya 1 yang sudah berdiri sekitar sepuluh tahun. Kedua, Junita Jaya 2 yang barus beroperasi sekitar lima tahun terakhir.

Lantaran menjadi tempat produksi sekaligus penjualan, maka kios-kios di jalan Bypass itu ukurannya luas. Misalnya, kios Junita Jaya 2 yang berdiri di lahan seluas 2.500 meter persegi (m2), dan terbagi dalam beberapa bagian. Bagian depan dijadikan tempat memajang aneka hasil karya yang sudah jadi. Lalu, bagian dalamnya sebagai tempat produksi.

Ketika Kontan menyambangi kios itu pada pekan lalu, terlihat beberapa perajin sibuk memahat dan mengukir batu padas. "Di sini, kami mempekerjakan 12 perajin. Setiap hari, mereka bisa menghasilkan  hingga puluhan karya," ujar Komang.

Harga kerajinan batu padas di Junit Jaya bervariasi, mulai dari Rp 30.000 untuk ventilasi rumah berukuran 30 cm x 30 cm. Yang termahal mencapai Rp 10 juta berupa relief atau patung setinggi 4 meter. "Kalau harganya di atas Rp 10 juta, kami tidak bikin stok, tapi mengerjakan sesuai order," imbuh Komang.

Peminat kerajinan batu ini berasal dari domestik maupun luar negeri. Dari domestik, pelanggan biasanya datang dari Bali, Jakarta, Surabaya dan Palembang. Selain itu, kata Komang, pihaknya sering mengirim pesanan ke India, Amerika Serikat, dan Australia.

Agung, pengelola kios Sari Mulya mengamininya. Ia bilang, pembeli yang kerap datang ke kiosnya berasal dari Italia dan Belanda. Ada yang perorangan, namun banyak pula pedagang yang hendak menjual lagi kerajinan tersebut. "Kalau pebisnis, kami langsung tahu, karena mereka beli beberapa set sekaligus," ungkapnya.
 
Sementara, kata Agung, pembeli domestik biasanya berasal dari hotel, resort & spa, perkantoran maupun perumahan. Ia mengklaim, memasok air mancur batu ke sejumlah hotel ternama di Bali, seperti Aston.

Selain, kerajinan dari batu padas, kios yang dikelola Agung juga memproduksi kerajinan dari batu kali asli. Menurutnya, batu kali lebih awet dan harganya lebih mahal. Misalnya, patung ukuran kecil saja dihargai Rp 200.000 sepasang.

Dari usaha ini, Agung mengaku, bisa meraup omzet Rp 200 juta - Rp 300 juta sebulan. Sementara, Komang bilang, omzet kios yang ia kelola mencapai Rp 150 juta per bulan. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×