kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahan serangan Hama dan mudah pengembangannya (2)


Sabtu, 30 April 2016 / 11:55 WIB
Tahan serangan Hama dan mudah pengembangannya (2)


Reporter: Teodosius Domina | Editor: Rizki Caturini

Meskipun  budidaya jengkol menjanjikan keuntungan yang menggiurkan, selama ini sangat jarang orang yang dengan sengaja menanam jengkol. Padahal selain menjanjikan keuntungan, tanaman ini tergolong awet dan tahan hama.

Aceng Kurniadi, salah seorang petani jengkol asal Jambi bilang, di daerahnya jengkol tumbuh secara liar di sela-sela kebun sawit atau kebun karet. "Jadi kalau pun ada tanaman baru, itu bukan karena kami yang sengaja menanam. Mungkin dari biji yang tercecer lalu tumbuh secara alami," ujar kepada KONTAN.

Namun bila ingin membudidayakan, tanaman ini bisa dikembangkan lewat biji atau cangkok. Aceng sendiri pernah mengembang biakkan jengkol dengan cara cangkok. "Batang pohon jengkol tumbuh tak beraturan, pilih saja yang tumbuh lurus dan layak untuk dicangkok," terangnya.

Pencangkokan dilakukan seperti biasa, yaitu dengan mengupas kulit secara mengeliling selebar kira-kira 8 sentimeter (cm). Kupasan tersebut kemudian ditutup dengan tanah yang telah dicampur kompos lalu dibalut sabut kelapa. "Sekitar dua mingguan atau jika sudah tumbuh akar, potong dan pindahkan ke dalam polibag dulu sebelum ditanam di kebun," jelasnya.

Namun demikian, tidak selamanya hasil cangkokan bisa tumbuh sempurna. Aceng mengaku, pernah kurang berhasil mencangkok. "Dulu pernah waktu mencoba mencangkok, pohonnya mulai berbuah pada umur tiga tahun. Tetapi kelihatannya ukuran dahan masih kecil sehingga ketika berbuah dahan tersebut tidak kuat menahan berat," kisahnya.

Penyebabnya bisa jadi karena kurang dipupuk dan disiram secara rutin. Alhasil ukuran pohon tidak besar. Omar, pengepul sekaligus pemilik pohon jengkol di Lampung menambahkan, tanaman jengkol tidak perlu mendapat perawatan khusus.  Selain bandel dan tahan hama, tanaman ini juga gampang tumbuhnya. Terlebih tanah di daerah Jambi dan Lampung memang secara alami sudah subur. "Saya tidak pernah menyiram atau memberi pupuk. Jadi alami saja," tukas Aceng.

Omar sendiri memiliki beberapa pohon jengkol di kebunnya. Ia mengaku, tidak pernah merawat khusus pohon jengkolnya. Namun bukan berarti dibiarkan begitu saja. Tanaman ini kadang ditumbuhi benalu. Parasit tanaman ini tidak hanya menempel di pohon, tapi juga menghisap sari-sari makanan dan kalau tidak segera dipotong membuat tanaman mati. "Jadi kalau muncul benalu, sebaiknya langsung potong saja," kata Omar. Ditambah dari hasil menampung panen petani lainnya, ia bisa menyuplai jengkol ke berbagai daerah di Indonesia.   

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×