kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tanaman pucuk merah meneduhkan pembudidaya (1)


Rabu, 26 November 2014 / 16:02 WIB
Tanaman pucuk merah meneduhkan pembudidaya (1)


Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Tanaman pucuk merah sudah cukup populer di kalangan para pecinta tanaman hias. Daunnya yang memiliki dua warna, yakni hijau dan merah, menjadi ciri khas tanaman yang hidup subur di daerah tropis ini. Kekhasannya itulah yang membuat tanaman yang memiliki nama latin Syzigium oleina ini memiliki banyak peminat.

Pucuk merah memiliki daun-daun yang tumbuh rapat antara satu daun dengan daun lainnya serta tekstur daunnya halus mengkilap. Tanaman ini biasanya ditanam dengan dibentuk lancip, seperti pohon cemara.  

Pemotongan pucuk-pucuk daun ini membuat tunas-tunas baru muncul dengan warna merah. Pucuk daun yang berwarna merah ini nampak seperti bunga yang sedang mekar.

Ahmad Usman, pembudidaya tanaman pucuk merah dari Yogyakarta mengatakan, banyak orang menyukai pucuk merah karena tanaman ini jika sudah besar membuat rumah terlihat sejuk.

Ataupun jika masih berada di dalam pot, dapat digunakan sebagai pembatas pada dinding rumah. Tanaman ini juga sering dijumpai di berbagai taman di tempat-tempat wisata serta tempat-tempat umum lainnya sebagai peneduh seperti di masjid atau kantor-kantor.

Usman menanam tanaman pucuk merah di lahan seluas 400 meter persegi (m²). Dia bilang, bibit-bibitnya didatangkan dari Magelang, Jawa Tengah. Saat awal-awal melakukan budidaya di 2012, ia hanya memiliki 500 tanaman. "Saat ini, jumlahnya sudah ribuan pohon dengan berbagai ukuran," ujar dia.  

Usman menjual indukan dan juga bibit pucuk merah di polybag dengan tinggi pohon 15 sentimeter (cm). Dia juga menjual tanaman hias lain seperti anthurium atau hibicus.
Usman menjual bibit pucuk merah seharga Rp 5.000 hingga Rp 15.000 per polybag. Sedangkan harga jual indukan bervariasi, mulai dari Rp 35.000 hingga Rp 250.000 per pohon, tergantung ukuran tinggi pohon.

Membesarkan bibit yang masih berukuran 5 cm hingga mencapai 120 cm hanya membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Dalam sekali panen indukan, Usman bisa mendapatkan ratusan bibit pucuk merah. Dalam sebulan, Usman mengaku bisa mendapat omzet hingga Rp 30 juta dari penjualan pucuk merah.

Jika dikurangi biaya pembelian pupuk dan biaya  operasional lainnya, Usman bisa mengantongi laba bersih hingga 45%. Herman Purnawan, pembudidaya lainnya dari Tangerang Selatan menanam pucuk merah di lahan seluas 500 m2.

Saat ini dia memiliki total bibit dan indukan pucuk merah lebih dari 2.000 pohon. Herman mengaku bisa meraup omzet dari penjualan pucuk merah sekitar Rp 20 juta saban bulan.          

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×