kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tawa Riang Gembira Peternak Etawa Banyuwangi (1)


Kamis, 27 Juli 2017 / 07:05 WIB
Tawa Riang Gembira Peternak Etawa Banyuwangi (1)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

Sejak puluhan tahun Dusun Lerek, Kelurahan Gembeng Sari menjadi pusat mengembangbiakan kambing. Cukup mudah untuk menjangkau lokasi ini, karena jaraknya hanya sekitar tujuh kilometer dari pusat kota. Gapura bertuliskan Selamat Datang di Kampung Kopi Gombeng Sari jadi tanda kita telah dekat ke lokasi ini. Butuh waktu sekitar 15 menit menuju peternakan rakyat.

Dalam perjalanan menuju Dusun Lerek, yang menjadi pusat peternakan kambing etawa, Anda akan dimanjakan oleh pemandangan ratusan pohon kopi yang berjajar rapi. Hawanya  cukup segar sehingga para pengendara dapat leluasa membuka kaca mobil.

Bila kesulitan menemukan Dusun Lerek, Anda bisa  bertanya kepada penduduk setempat. Dengan ramah, mereka akan menjelaskannya pada Anda.  

Berdasarkan pengamatan KONTAN, peternakan kambing milik warga kebanyakan didominasi oleh kambing etawa serta peranakan etawa. Tidak hanya bisa melihat proses pemeliharaan kambing, di sana pengunjung juga dapat melihat langsung proses pemerahan susu.

Waktu yang disarankan untuk berkunjung adalah sore hari. Sebaiknya, Anda menghubungi  peternak untuk meminta jadwal pemerahan.

Berdasarkan hasil penelusuran KONTAN pada Jumat (21/7), usaha peternakan ini sudah dilakukan secara turun-temurun. Sekarang saja, penerusnya sudah masuk generasi kelima. Peternak kambing etawa ini berjumlah ratusan. Lokasi kandangnya berada di sekitar rumah, biasanya berada di samping atau halaman belakang.

Nur Hasan Masyuri, salah satu peternak menjelaskan, awalnya lokasi tersebut merupakan sentra kambing lokal. Sekitar tahun 2006 lalu, para peternak mulai beralih ke ras etawa karena makin besarnya permintaan pasar. "Ini diawali oleh kelompok, tadinya cuma sedikit karena harganya mahal dan sulitnya pasar tapi setelah promosi pasarnya meningkat," kata Nur pada KONTAN.

Laki-laki berusia 30 tahun ini mengaku sudah mengembangbiakkan kambing etawa ini sejak tahun 2006 lalu. Saat ini, kambing peliharaannya berjumlah 11 ekor. Dia mengaku tertarik ikut beternak etawa karena potensi usaha serta keuntungan yang didapatkan cukup besar.

Maklum, para peternak tak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk pakan karena bisa didapatkan dari wilayah sekitar Gembeng Sari.

Berbeda dengan peternak lainnya, kambing milik Nur merupakan etawa konsumsi. Dalam sebulan, dia menjual 1–2 ekor kambing anakan. Harganya pun dibanderol bervariasi tergantung dengan kondisi anak kambing   

Muhammad Irsyad, peternak lain, juga telah mengembangkan kambing etawa sejak 2006. Usaha ini dia lakoni karena sudah dilakukan secara turun temurun oleh keluarganya. Sebelumnya, dia adalah peternak kambing lokal.

Saat ini, dia memiliki tujuh ekor indukan dan tiga anakan yang bakal siap jual beberapa bulan lagi. Irsyad mengaku, menjelang musim hari raya Idul Adha harga jualnya akan  naik drastis. Sayangnya, dia enggan menyebutkan angkanya.                           

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×