kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tawa Riang Gembira Peternak Etawa Banyuwangi (3)


Kamis, 27 Juli 2017 / 07:30 WIB
Tawa Riang Gembira Peternak Etawa Banyuwangi (3)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

Hampir seluruh warga Dusun Lerek, Kelurahan Gembengsari, Banyuwangi berternak kambing etawa dan peranakan etawa. Saat KONTAN berkunjung, terlihat hampir seluruh rumah penduduk mempunyai kandang kambing yang terbuat dari kayu di halaman samping.

Minimal, kandang tersebut berisi enam sampai tujuh ekor kambing. Kebanyakan, para pemiliknya mengurus kambing miliknya. Seperti Muhammad Irsyad yang mengaku mengurus sendiri 11 ekor kambing miliknya."Saya sendiri saja yang urus sudah cukup karena memang mudah," katanya.

Memang pemeliharaan peranakan etawa ini tak sulit dan tak butuh perhatian khusus. Hanya, pakan harus selalu tersedia.

Bahkan, sebelumnya laki-laki berkulit sawo matang ini juga membuka jasa perawatan kambing dari peternak lainnya. Dia mengaku, upahnya lumayan, yaitu pembagian anak kambing sama rata. Bila kambing hanya beranak satu maka hasil penjualannyadibagi dua.

Menurutnya, kendala yang sering dia hadapi adalah rasa malas dan lelah dari dirinya sendiri. Meski merasa capai, dia wajib mencari rumput untuk pakan. Asal tahu saja, untuk memenuhi kebutuha 11 ekor kambing dibutuhkan sekitar dua ikat besar rumput.

Pasar yang sudah mulai terbuka juga memudahkan para peternak melego hasil ternaknya. Bahkan, mereka saling bekerjasama memenuhi kebutuhan pasar.

Laki-laki yang lebih akrab disapa Irsyad ini mengatakan, bila ada peternak yang kebanjiran order tapi stok terbatas, mereka akan meminta peternak lainnya menyuplai kambing kepadanya dengan harga sama.

Tidak ada persaingan bisnis diantara peternak. Pasalnya, mereka memasang aturan satu konsumen satu peternak. Dengan begitu, tidak ada perang harga yang terjadi disana.

Nur Hasan Masyuri, peternak lainnya, menilai, makin besarnya pasar kambing etawa membuat dirinya harus mengembangkan usahanya. Bila tidak ada halangan, laki-laki bertumbuh tambun ini bakal masuk ke sektor susu.

Pasalnya, kini, setiap bulan, permintaan susu mencapai 70 liter dari Bali dan sekitarnya. Harga jual susu pun juga cukup bagus sekitar Rp 25.000 per liter. Asal tahu saja, dalam sehari kambing etawa dapat menghasilkan sekitar 500 ml- 700 ml.

Sebelumnya, dia sudah pernah mempunyai indukan untuk produksi susu. Namun, karena umur kambing sudah tua, produksi susu tak sebanyak sebelumnya. Kini, Hasan fokus dalam pembenihan dan pembesaran.

Dia mengaku, butuh modal yang cukup besar untuk membeli satu indukan dengan kualitas super. Sekedar info, harga satu ekor anakan kualitas super sekitar Rp 4 juta.

Meski harganya tinggi, waktu balik modal para peternak yang menjual susu kambing etawa lebih cepat bila dibandingkan dengan penjual anakan atau kambing desawa. Lagipula, saat ini permintaan susu, baik di Bali atau dari daerah lain, makin tinggi seiring makin banyaknya orang yang perhatian dengan kesehatan tubuh.

Biasanya, untuk anakan mereka membelinya dari peternak lainnya yang masih berada disekitar Banyuwangi.                          

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×