kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tempat kumpul perias di dunia maya


Sabtu, 10 Februari 2018 / 15:10 WIB
Tempat kumpul perias di dunia maya


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Biasanya, para perias kecantikan dan penata rambut kerap kebanjiran orderan bila ada klien yang ingin menyelenggarakan hajatan, seperti perkawinan. Namun seiring perkembangan zaman, dan keinginan kaum hawa yang tetap rupawan, membuat profesi perias wajah atau make up artist serta penata rambut kerap dicari para pemerhati penampilan.

Beruntung ada teknologi digital yang membuat si penata rias tersebut serta penata rambut bisa mempromosikan diri via dunia maya. Salah satu yang lumrah adalah lewat media sosial seperti Instagram atau bisa juga Facebook.

Namun tak jarang, para pengguna jasa tersebut kerap kebingungan ketika harus  mencari penata rias yang dibutuhkan lantaran begitu banyak penata rias yang mempromosikan diri di dunia maya dan lokasinya tersebar di sejumlah kota dan daerah.

Melihat kebutuhan itulah Dennis Tjandra mendirikan marketplace khusus bagi penata rias. Namanya Hello Beauty. Apalagi dirinya kala itu sempat mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan saat membutuhkan penata rias.

Saat ingin melangsungkan pernikahan, isteri Dennis sempat kesulitan mencari make up artist yang bisa dipakai menjelang pernikahannya. Memang dia dan sang isteri sudah memakai media sosial seperti Instagram untuk mencari penata rias yang ia nilai cocok.

Tak disangka, banyak perias wajah atau make up artist mejeng di media sosial tersebut.  Sampai-sampai ia menggunakan tagar MUA (make up artist) Jakarta. "Kami tanya satu per satu. Sist...tanggal segini kosong enggak. Berapa harganya? Itu saja bisa menghabiskan waktu sampai dua minggu untuk mencari make up artist," kenang Dennis.

Ia lantas membandingkan saat dirinya mencari hotel, tiket makanan atau malah makanan di internet. Hasilnya jelas lebih cepat dan gampang ketimbang dengan pencarian penata rias. Alhasil, akhirnya ia membuat pasar digital khusus untuk penata rias dengan nama Hello Beauty di Juni 2016.

Lewat Hello Beauty, Dennis berupaya mengubah citra dari bisnis ini yang kalau ingin pesan, biasanya lebih mengandalkan pada alat tulis berupa pulpen dan buku. Maklum, biasanya para perias bakal menandai pesanan yang datang dengan menandai di kalender.

Mereka juga bisa sekadar mencatat pesanan jasa tersebut di secarik kertas. Namun, apabila hanya dengan cara tradisional tersebut, ada satu atau beberapa pesanan yang acap terlewatkan.

Hal lain yang membuat Dennis tertarik membuat marketplace penata rias  adalah potensi pasarnya yang amat besar. Ia mencatat, saat ini ada sekitar 800.000 penata rias yang tersebar di seluruh Indonesia.

Tidak mengherankan bila usaha yang baru berjalan kurang dari dua tahun tersebut sudah mendapatkan respon positif. "Saat ini yang ada di kami sudah mencapai 1.300 orang (penata rias) di seluruh Indonesia," tuturnya.

Meski mengaku belum meraih 1% dari total mitra penata rias yang ada, Dennis mengaku cukup puas dengan pencapaian sepanjang 2017 kemarin. Sebab dari jumlah penata rias yang bergabung di Hello Beauty, sudah ada sebanyak 300.000 pengguna yang bisa terlayani lewat marketplace tersebut.

Tak hanya itu, setiap bulan Hello Beauty dikunjungi sebanyak 15.000 pengunjung. Jumlah tersebut sudah melonjak berlipat-lipat dibanding dengan awal usaha  ini berdiri tahun 2016 yang di kisaran 200 orang per bulan.

Para pengguna Hello Beauty tidak cuma berasal dari sekitar Jakarta melainkan sudah menyebar ke kota lain, terutama dari Surabaya. Sedangkan pengguna dari daerah lain seperti Bali, Makassar hingga Manado mulai tumbuh signifikan.

Perkembangan tersebut tidak terlepas dari tren wanita kekinian yang ingin tetap tampil cantik dan menawan di segala kesempatan dan kegiatan. "Sekarang orang mau tampil wow setiap hari. Setelah itu diunggah di media sosial. Kaum milenial saja kalau  mau makan siang bisa memanggil make up artist. Ibu-ibu arisan juga sama malah bersama fotografer," sahut Dennis.

Pangsa pasar utama yang dibidik Hello Beauty adalah kaum hawa yang berusia antara 16 tahun sampai  40 tahun. Meski begitu, permintaan paling dominan di situs tersebut masih untuk keperluan pernikahan. Maklum, untuk keperluan satu acara pernikahan biasanya bisa membutuhkan antara enam orang sampai 10 orang penata rias. Pesanan tertinggi berikutnya adalah dari acara wisuda.

Namun, untuk saat ini, Hello Beauty belum masuk aplikasi mobile,  dan baru bisa diakses lewat situs via desktop. Artinya, para pengguna harus menggunakan laptop atau komputer untuk bisa mengakses situs tersebut.
Ada fitur baru

Tapi jangan khawatir, mulai pertengahan tahun ini, Denny akan meluncurkan platform mobile dari Hello Beauty. Aplikasi ini bisa diakses via smartphone berbasis Android ataupun iOS.

Jika melihat situs Hello Beauty, memang para pengguna bakal dimudahkan untuk memilih penata rias pilihan. Pengguna cukup memilih area dan tanggal kapan akan menggunakan jasa kecantikan tersebut.

Dennis menjelaskan, cara tersebut sama dengan cara memesan kamar hotel. Para pengguna juga bisa melihat terlebih dahulu portofolio dari para penata rias atau make up artist yang sudah bergabung di aplikasi ini.

Adapun kisaran tarif yang tersedia di Hello Beauty untuk make up saja adalah berkisar Rp 200.000 hingga Rp 20 juta. Para pengguna juga bebas memilih tempat merias. Apakah di tempat kediaman atau di lokasi lain yang diinginkan.

Saat ini para penata rias yang ingin bergabung dengan Hello Beauty tidak dipungut bayaran. Namun mulai tahun ini ia bakal menerapkan sistem membership fee ke para penata rias.

Dengan sistem itu, para penata rias bakal mendapat perhatian lebih dari Hello City. Anggota berbayar akan menempati urutan paling atas, serta mendapatkan fitur yang ada di Hello City. "Jadi para beauty artist bisa mendapatkan exposure lebih," klaimnya.

Dalam mengembangkan bisnis Hello Beauty, Dennis masih menggunakan uang sendiri. Dia mengaku sudah menghabiskan uang hampir Rp 100 juta.  

Tahun ini, Hello Beauty akan fokus mencari investor untuk bisa ekspansi bisnis. Sayang, ia tidak merinci soal target dana yang bakal diperoleh dan para calon investor yang dibidik.

Dia mengklaim, para make up artist Indonesia senang dengan Hello Beauty. Dia menyatakan tidak ada satu penolakan yang muncul ketika usahanya mencuat ke masyarakat. Malah justru para penata rias juga kerap mempromosikan Hello Beauty  "Sekarang para beauty artist  bantu marketing secara organik. Setelah mereka bikin account di Hello Beauty, mereka memasarkan dengan menulis find and book me on Hello Beauty," tukas Dennis.

Adapun yang masih menjadi kendala bagi Hello Beauty adalah mencari bisnis model yang tepat. Dennis menyatakan pernah mencoba bisnis model dengan sistem komisi dengan menarik margin per transaksi.

Namun cara itu tidak berjalan mulus. Sebab kerap terjadi para penata rias yang sudah bergabung, untuk deal bisnis berikutnya justru menghubungi langsung para kliennya.

Oleh karena itu, ia berharap dengan penerapan sistem management fee tersebut bisa membuat Hello Beauty dan para penata rias mendapatkan win-win solution. "Jadi kami bakal lebih fokus kembangkan bisnis beauty artist secara online," jelas Dennis.

Untuk sistem pembayaran, Hello Beauty  sudah melayani transfer rekening bank maupun sistem pembayaran secara kredit. Ketika pengguna memesan make up artist, harus membayar terlebih dahulu jasa tersebut.

Selain itu, pihaknya saat ini tengah menjajaki kerjasama dengan BNI. Bila sudah ada persetujuan, para pengguna bisa membayar jasa penata rias dengan cara mencicil. Maklum, jasa penata rias bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Saat ini dapur Hello Beauty hanya dikelola oleh 10 orang. Terdiri dari pendiri, konten, teknologi, marketing, dan pengembang bisnis.

Tahun ini, Hello Beauty akan meluncurkan fitur beauty assistant.  Ini adalah fitur untuk melihat kebiasaan orang atau para pengguna. Lewat fitur ini, para pengguna bisa mengetahui penata rias seperti apa yang sesuai dengan kebutuhannya. Sayang, Denny tidak merinci soal target bisnis dari situs marketplace tersebut hingga akhir tahun ini.     

Perlu perias yang berpengalaman

Pengamat Indonesia Information and Communication Technology (ICT) Heru Sutadi menilai pasar yang dibidik oleh Hello Beauty memang cukup besar dan potensial. Apalagi kebutuhan perias makin hari makin dibutuhkan oleh para perempuan.
Meski demikian, Heru menilai penting bagi Hello Beauty untuk bisa  menawarkan tenaga jasa perias yang benar-benar ahli dan kalau bisa sudah tersertifikasi. "Ini supaya bisa bersaing dengan para salon. Jadi perlu dicari yang berpengalaman.  Sebab tingkat keahliannya berbeda dengan ojek online atau pijat. Tidak semua orang  bisa make up," papar Heru kepada KONTAN.
Selain itu, karena menyangkut kulit dan kecantikan, Hello Beauty harus menawarkan jasa dengan bahan yang sudah teruji keamanannya. Langkah lain yang perlu diperhatikan marketplace ini adalah berupaya menjaga komitmen para mitra mereka yakni para perias.
Maklum, sebagai perias, tentu harus stand by menerima panggilan. Misalnya di pagi buta atau malah di tengah malam. "Ke depannya, mungkin perlu ada fasilitas pesan make up artist untuk besok atau minggu depan," saran Heru.
Dosen jurusan Teknik Informatika Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Winarno Darmoyuwono melihat nilai positif dari keberadaan Hello Beauty tersebut. "Masyarakat membutuhkan kemudahan. Tidak harus mengantri, pergi jauh-jauh, dan waktunya juga lebih fleksibel. Tapi tantangannya, Hello Beauty harus memiliki tenaga make up artist yang cukup banyak, bila pertumbuhan permintaan meningkat," ungkap Winarno.
Winarno menyarankan agar Hello Beauty membentuk asosiasi layaknya awal GoJek beroperasi. Artinya Hello Beauty mendorong para make up artist untuk mendaftarkan diri sekaligus menampilkan portofolio yang ada di situs tersebut.
Langkah ini penting diperhatikan, sebab kompetitor sejenis juga sudah ada. Seperti  GoGlam milik GoJek Indonesia  yang juga menawarkan jasa make up artist bagi pengguna GoJek. Ini artinya layanan tersebut juga sama dilakukan Hello Beauty.
Salah satu syarat yang harus Hello Beauty perhatikan adalah mencari penata rias yang berkualitas. Sebab dengan perias yang mumpuni, para pengguna bakal merasa puas dan tentu bakal mencari perias lagi bukan di tempat lain tapi cukup di Hello Beauty.
Oleh karena itu, ia setuju dengan saran Heru Sutandi supaya ada sertifikat khusus bagi para perias yang bergabung di Hello Beauty. "Kuncinya adalah menawarkan kualitas yang bagus," tuturnya. Antisipasi lain yang tidak kalah penting adalah menghindari pemesanan di luar dari Hello Beauty setelah pesanan pertama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×