kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terangkat dollar kuat, tertekan pasar lesu


Senin, 31 Agustus 2015 / 13:06 WIB
Terangkat dollar kuat, tertekan pasar lesu


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Tri Adi

Pengusaha yang memiliki pasar ekspor seperti para produsen produk perawatan tubuh atau spa meraup berkah dari penguatan dollar AS terhadap rupiah. Keuntungan mereka bisa lebih tinggi lantaran nilai dollar AS makin tinggi. Namun, pasar ekspor yang sedang lesu menjadi kendala mereka untuk memaksimalkan keuntungan usaha.

Penguatan mata uang dollar AS terhadap rupiah tak selamanya berdampak negatif bagi para pengusaha lokal. Para eksportir yang menyasar pasar luar negeri akan diuntungkan dari pelemahan rupiah ini.

Tingginya nilai tukar yang mencapai Rp 14.000 per dollar AS akan memberi keuntungan selisih kurs lebih besar bagi para eksportir. Sebab, harga jual produk dalam dollar AS, sementara biayanya berbasis rupiah.

Salah satu sektor usaha yang merasakan keuntungan ini adalah para pengusaha produk spa dan perawatan tubuh yang juga menyasar pasar ekspor.

Tirta Ayu Spa, produsen produk perawatan tubuh wanita ini telah memiliki pasar di luar negeri seperti Afrika, China, Filipina, Arab Saudi, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.  

Lenywati, Pemilik Tirta Ayu Spa mengatakan, penguatan dollar AS otomatis menambah keuntungan bagi bisnisnya di luar negeri. Sekitar 60% pasar produknya adalah di luar negeri dan 40% sisanya di dalam negeri. Ia bilang, Tirta Ayu Spa mampu meraup untung 20%-30% dari tiap total transaksi ekspor yang terjadi.

Lenywati bercerita, dia sudah mengekspor produknya sejak tahun 2008 silam. Saat itu pada tahun yang sama melalui kenalannya, Lenywati berhasil memasarkan produknya ke Afrika dan mendapat respon yang cukup baik dari para konsumen di sana.

Untuk harga produk di pasar luar negeri dibanderol US$ 0,05 hingga US$ 10 per produk. Rata-rata setiap pengiriman bisa mencapai satu kontainer berkapasitas 40 feet yang berisi berbagai produk perawatan tubuh wanita. "Saya tidak bisa menyampaikan nilai omzetnya," kata dia.

Pengusaha perawatan tubuh lainnya yakni Leo Agung di Bali. Lewat bendera usaha Sekarjagat Bali, Leo lebih banyak menjual produknya di dalam negeri. Namun, sebagian kecil produknya pun dia ekspor ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan Australia. "Hampir tiga bulan sekali sekali, Sekarjagat Bali diekspor ke luar negeri," kata dia.

Rata-rata transaksi ekspor hampir mencapai Rp 10 juta. Dari angka itu, ia bisa mendapat margin bersih sekitar 15%. Lantaran ekspor yang dia lakukan tidak kontinu dan tidak dalam jumlah besar, Leo tidak terlalu merasakan dampak positif dari penguatan dollar bagi bisnisnya.

Harga jual produk Sekarjagat Bali dibanderol Rp 8.000 per unit hingga seharga Rp 48.000 per unit. Lewat penjualan di dalam negeri dan sesekali ekspor, Leo bisa meraup omzet sekitar Rp 150 juta hingga Rp 200 juta per bulan.

Namun Leo mengaku, perekonomian di dalam negeri yang sedang lesu sudah terasa pada bisnisnya. Ini terlihat dari omzet rata-rata yang menurun dibanding tahun lalu yang rata-rata bisa mencapai Rp 250 juta per bulan.

Lenywati juga merasakan kondisi pasar ekspor yang menurun dalam beberapa waktu ini akibat ekonomi dunia sedang tidak kondusif. Persaingan usaha produk perawatan tubuh lokal di luar negeri juga sudah cukup sengit. Hal-hal tersebut cukup membuatnya kesulitan meningkatkan pendapatan usaha dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Lenywati, seharusnya sesama pengusaha spa Indonesia yang menyasar pasar ekspor bisa membangun dan mengembangkan usaha bersama-sama di luar negeri. "Bukannya membuat kompetisi persaingan usaha semakin memanas," tuturnya.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×