kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Teratai membutuhkan air yang kaya unsur hara (2)


Kamis, 18 September 2014 / 16:59 WIB
Teratai membutuhkan air yang kaya unsur hara (2)


Reporter: Primasyah Kristanto, Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

Membudidayakan tanaman teratai tidak terlalu sulit. Pembibitannya bisa dilakukan sendiri dengan cara memotong batang yang telah berdaun. Rohmat Wijaya, salah satu petani teratai dari Bekasi mengatakan, dia banyak membudidayakan teratai dengan cara memotong batang. Setelah dipotong lalu dibiarkan hingga akar tumbuh dengan sendirinya.

Biasanya dibutuhkan waktu sekitar satu bulan hingga akar mulai muncul dan bisa segera dipisahkan dari pohon induk. Setelah itu, agar tidak mati bagian akar langsung dimasukkan dalam air yang berisi lumpur.

Meski tanaman ini bisa dikembangkan bersama-sama, tetapi jangan sampai terlalu penuh di dalam pot. Untuk ukuran pot 1 meter (m) hanya bisa dimasukkan tiga sampai empat bunga teratai. "Tujuannya, agar teratai dapat berkembang secara maksimal," kata Rohmat.

Sedangkan, untuk perawatan, Rohmat hanya perlu menambah volume air saat musim panas atau saat air mulai habis. Pemupukannya hanya dilakukan sebulan sekali dengan pupuk NPK. “Ini untuk merangsang pertumbuhan daun dan bunga, tanaman ini juga bisa hidup dimana saja," jelasnya kepada KONTAN.

Pembudidaya teratai lainnya, Hadi Wijaya mengatakan, untuk menanam teratai cukup menyiapkan pot berdiameter 60 sentimeter (cm) dengan tinggi sekitar 30 cm. Kemudian, pot diisi dengan tanah sawah atau liat dan air dengan perbandingan 50:50. Tidak ada aturan tertentu untuk membuat media tanam bagi teratai, yang pasti air diisi hingga mencapai lima cm dari mulut pot.

Hadi menambahkan, satu pot memakai pupuk NPK mutiara sekitar 1 sendok teh yang dibungkus koran terlebih dahulu dan ditanam di tepi pot. Hadi mengingatkan agar air yang digunakan harus mengandung banyak unsur hara. Sehingga direkomendasikan diisi dengan air sumur bukan air dari PAM," kata Hadi.

Menurut Hadi, teratai jenis tropical lebih sering mekar, sedangkan teratai hardy harus menunggu hingga satu tahun. Namun, setelah mekar bunga teratai hardy jauh lebih bagus dibandingkan dengan teratai tropical.

Jika ingin membudidayakan teratai jenis hardy, pot harus ditempatkan di tempat yang tidak terkena panas sepanjang hari. Sedangkan untuk jenis teratai tropical, pot boleh ditempatkan di luar pekarangan yang terkena sinar matahari. Wadah untuk menanam teratai tidak hanya di dalam pot, bisa juga menggunakan botol, tempayan, kolam dan lain-lain.

Selain membudidayakan, Hadi juga sebagai kolektor bunga teratai. Selain teratai asal Indonesia, ia juga memiliki koleksi bunga teratai dari China, Thailand, dan Amerika Serikat (AS).    n

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×