kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terus berinovasi bahan pembuat sepatu (3)


Minggu, 23 November 2014 / 14:20 WIB
Terus berinovasi bahan pembuat sepatu (3)
ILUSTRASI. Menurut BMKG, peluang El Nino di Indonesia semakin menguat di bulan Juni 2023, yakni mencapai lebih dari 80 persen. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

Meski persaingan bisnis sepatu kian ketat, Taufik Rahman tidak pernah takut kehilangan konsumen. Dia optimistis lantaran produk buatannya diklaim memiliki keunikan dan berkualitas lebih oke dibanding dengan sepatu yang ada di pasaran.

Lantaran memiliki kualitas produk yang terus dijaga dan ditingkatkan, Taufik tidak gentar akan ditinggal pelanggan bila menjalankan strategi usaha dengan menaikkan harga jual. Pada tahun 2009 lalu, Taufik Rahman yang awalnya dikenal sebagai pengusaha kaus kaki ini mulai mengembangkan sayap bisnis dengan masuk ke usaha sepatu kulit.

Alasannya tetap sama, yaitu semua orang pasti menggunakan sepatu. Produk fesyen sepatu kulit khusus laki-laki buatan bapak tiga anak ini langsung disambut baik oleh konsumen. Padahal dia menyasar konsumen kelas menengah atas. “Saat itu saya melihat kalau bersaing di kelas bawah akan sulit. Jadi lebih baik masuk ke pasar atas saja,” katanya kepada KONTAN.

Dia memang menjual sepatunya mulai dari Rp 2,5 juta per pasang. Maklum saja, Taufik menjual keunikan bahan baku sepatu dan kualitas. Produk sepatunya berasal dari kulit binatang, tidak hanya kulit sapi tapi juga dari kulit ikan Nila, kulit ular sanca kembang dan kulit biawak Jawa. Dia sebelumnya juga berhasil mengembangkan sepatu dari serat bambu.

Inovasi-inovasi bahan baku produk dengan menggunakan berbagai kulit binatang yang tidak biasa ini menjadi salah satu faktor pendongkrak bisnisnya. Tidak jarang, Taufik harus berkeliling daerah untuk mendapatkan bahan baku yang sesuai. Untuk membuat sepatunya lebih menarik, dia juga menggunakan teknik goodyear welted atau teknik sekali jahit.

Usaha kerasnya disambut dengan hasil yang positif, kini sepatunya banyak bertengger didalam etalase butik kenamaan di Paris, Italia dan Amerika Serikat (AS). Sama seperti pengusaha sepatu lainnya, Taufik juga menerima sepatu pesanan dengan model tertentu.

Asal tahu saja, teknik jahit ini merupakan teknik kuno di kalangan para pembuat sepatu di Paris dan Italia. Jadi, jangan heran bila sepatu buatan orang asal Jombang, Jawa Timur ini sering disebut sepatu bergaya Eropa.

Untuk mempromosikan produknya, laki-laki berkulit gelap ini banyak menggunakan media digital seperti membuat situs resmi dan menjalin kerjasama dengan sejumlah department store untuk bisa memasok produknya, salah satunya seperti Pasaraya Grande.

Ke depannya, Taufik berencana melakukan inovasi dengan mencoba menggunakan serabut kelapa sebagai bahan baku pembuatan sepatu. Selain itu dia juga akan menggunakan kulit katak hijau sebagai salah satu bahan baku.

Tapi, Taufik tetap tidak akan menambah jumlah produksi sepatunya yang saat ini mencapai 1.000 pasang per bulan.  Yang akan dia lakukan adalah menaikkan harga jual produk. Alasannya, karena dia ingin membuat sepatunya lebih dihargai oleh konsumen dan tetap menjaga eksklusifitas dengan membuat produknya tidak terlalu pasaran.     

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×