kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terus kembangkan rasa sambal khas Indonesia (3)


Senin, 03 April 2017 / 16:14 WIB
Terus kembangkan rasa sambal khas Indonesia (3)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Lantaran banyak orang Indonesia suka mencocol sambal untuk berbagai kudapan, bisnis sambal dalam kemasan pun menjamur. Untuk menghadapi kondisi ini, Narita Susanty pun berinovasi. Ia menciptakan berbagai rasa sambal.  

Hingga kini, sudah ada 24 rasa sambal Cap Ibu. Sebut saja, sambal bawang cabai merah, sambal kecap, sambal goreng terasi, sambal bajak, sambal bakso, sambal pemuda, sambal cobek dan  sambal bawang cabai hijau. Tak hanya sambal, dia juga meracik bumbu masakan, seperti bumbu soto betawi, bumbu semur, bumbu kari ayam, bumbu ketoprak, bumbu pepes ikan dan lainnya.

Selain itu, wanita berusia 28 tahun ini juga mengutamakan pelayanan terhadap konsumen. Ia tak khawatir mendapat komplain para pelanggan. Justru hal itu yang membuat produknya berkembang. Itu sebabnya, dia menerima komentar atau saran dari konsumen, untuk melihat tren pasar sambal sesuai keinginan konsumen.

Seiring tingginya pamor sambal Cap Ibu, banyak pemain yang meniru sambal Narita. Baik dari merek maupun kemasan. Agar konsumen tak salah, Narita pun memberi logo dan gambar wanita di botol sambal.

Meski sudah menyiapkan strategi untuk membesarkan usaha sambal Cap Iibu, Narita masih terkendala dalam hal pemasaran. Sampai saat ini, dia masih kesulitan menjangkau promosi lewat media elektronik. “Masyarakat cenderung beli barang melalui iklan di televisi sementara biaya slot iklan cukup mahal,” imbuhnya.

Alhasil, Narita pun tetap mengandalkan promosi mulut ke mulut, yang menjadi kekuatannya sejak merintis usaha sambal Cap Ibu. Dia juga tidak menjalin kerjasama dengan supermarket untuk menjajakan sambal Cap Ibu. Sebab, diakui Narita listing fee dengan pihak supermarket cukup mencekik pendapatan. “Kalau jual atau pasarkan kami akan terus pakai jasa rekomendasi konsumen. Atau, kami langsung tawarkan ke konsumen,” terang Narita.

Kendala lain yang dia hadapi adalah jika harga cabai dan bawang melonjak tajam. Ada masa Narita  harus merelakan keuntungannya tergerus lantaran biaya pembelian bahan baku membengkak. Kalau sudah begitu, ia hanya mengurangi takaran beberapa mililiter.  Dia segan untuk mengatrol harga. Jika harga sudah stabil, takaran kembali normal.

Terbilang masih muda, Narita fokus untuk membangun usaha sambal Cap Ibu. Dia pun aktif untuk melakukan riset untuk inovasi produk sambal. Kedepan, dia berharap Cap Ibu bisa menjadi sambal khas Indonesia yang diburu tidak hanya konsumen tanah air, tetapi seluruh dunia.          

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×