Tren menata rambut ala Pomade

Sabtu, 17 Januari 2015 | 11:03 WIB   Reporter: Nur Imam Mohammad
Tren menata rambut ala Pomade

ILUSTRASI. Fitur VN video WhatsApp. Cara kirim vn video WhatsApp.


BAGI sebagian orang, mendengar kata Pomade mungkin masih terasa asing. Tetapi, sebenarnya produk minyam rambut ini sudah menjadi tren dunia sejak tahun 1900.

Bahkan hingga sekarang pun produk ini masih menjadi salah satu pilihan bagi banyak orang. Bahkan di Indonesia, para penggunanya membentuk komunitas.

Pomade adalah salah satu produk minyak rambut yang sangat populer di berbagai negara, tidak terkecuali di Indonesia. Bahan dasar pembuatan Pomade antara lain minyak kelapa, lanolin, wax, dan parfum atau fragrance.

Para pengguna minyak pomade mendirikan komunitas bernama Indonesian Pomade Enthusiast (IPE), pada Agustus 2013. Komunitas ini dibentuk oleh beberapa toko penjual Pomade di Jakarta. “Tujuannya agar bisa menampung aspirasi pecinta Pomade dan memperkenalkannya ke seluruh Indonesia,” kata Giovanni Widjaja, ketua sekaligus pendiri IPE.

Para pecinta minyak rambut Pomade karena daya tahan di rambut lebih lama dan lebih kuat. Selain itu, daya tarik minyak rambut ini melicinkan dan menimbulkan kesan mengkilat pada rambut.

Lama kelamaan, pecinta Pomade menjadikan minyak rambut ini sebagai gaya hidup. Saat itu mereka sepakat untuk membuat wadah di media online melalui facebook karena lebih mudah diakses dan populer.

Giovanni bercerita, di awal pendirian komunitas ini, jumlah anggotanya hanya dapat dihitung dengan jari. Tetapi kini melonjak hingga hampir 15.000 orang.

Giovanni bilang, dengan jumlah anggota yang terdaftar saat ini, IPE menjadi komunitas pecinta Pomade terbesar di dunia. Komunitas serupa yang cukup terkenal di Amerika, yakni Addicted to Pomade (ATP) hanya memiliki anggota kurang dari 5.000 orang.

Luar biasa, bukan? Keanggotaan komunitas Pomade ini beragam. Dari segi umur, mulai dari anak sekolah SD, hingga orang dewasa. Namun sebagian besar remaja. Dari profesi juga beragam: pelajar, pengusaha dan karyawan swasta. "Perempuan pun banyak yang ikut,” ungkap Giovanni.

Anggota IPE pun tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Giovanni mencontohkan, di Jakarta saja, komunitas Pomade telah tersebar di lima kotamadya dengan beragam nama komunitas.

Di beberapa kota besar seperti Medan, Malang, Surabaya, Bandung dan Banjarmasin, pecinta Pomade juga telah menjamur. Untuk mempererat hubungan antar komunitas tersebut, mereka sering melakukan pertemuan alias gathering.

Dalam kegiatan gathering, topik pembicaraan terhangat tentu seputar Pomade. Bahkan mereka membawa produknya untuk sekadar ditunjukkan atau salilng bertukar Pomade. "Tujuannya mempererat hubungan satu sama lain, bukan hanya ketemu di dunia maya,” jelas Giovanni.

Ihram, salah satu anggota komunitas IPE yang berasal dari Medan mengatakan, banyak manfaat yang bisa dia peroleh sejak menjadi anggota komunitas. Antara lain semakin paham tentang seluk beluk Pomade. "Saya bisa belajar tentang performa Pomade di rambut, sejauh mana kesehatannya, untuk melengkapi gaya hidup memakai minyak rambut,” kata Ihram. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru