kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usaha bakso masih mengepul


Sabtu, 17 Oktober 2015 / 10:00 WIB
Usaha bakso masih mengepul


Reporter: Izzatul Mazidah, Jane Aprilyani, Merlina M. Barbara, Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Pecinta bakso di tanah air sudah tidak terhitung jumlahnya. Sangat mudah menemukan gerai bakso di berbagai tempat, lantaran menu ini sudah akrab di lidah masyarakat. Rasa bakso dari olahan daging sapi bercampur kuah kaldu serta mi yang nikmat mampu mengganjal perut yang lapar. Ditambah lagi, harga jualnya yang ramah dikantong. Itu sebabnya, bisnis bakso terus bermunculan.

Agar bisa bertahan di tengah persaingan yang kian sengit, para pelaku usaha harus jeli mencari pasar serta rajin berpromosi. Dari tiga pelaku usaha bakso yang akan KONTAN ulas kembali ini, terlihat perkembangan usaha cukup positif. Namun, tetap mereka pun mengalami sejumlah kendala seperti fluktuasi harga bahan baku. Simak ulasan lengkapnya dari Bakso Benhill, Baso Boss, dan Bakso Kaget.


Bakso Benhil
Usaha besutan Apeng Orinanti ini berdiri pada 2011 silam. Untuk membesarkan usahanya, pada Maret 2012, ia menawarkan kemitraan. Ketika KONTAN mengulas usaha ini pada akhir 2014, mitra usaha Bakso Benhil baru sebanyak tujuh gerai. Jumlah ini belum bertambah sejak pertengahan tahun lalu.

Namun, tahun ini, dia mampu menambah lima gerai mitra, sehingga total mitra usahanya sebanyak 12 gerai yang berlokasi di Cikarang, Kramat Jati, Yogyakarta, Wonosari, Gunung Kidul, dan lainnya. “Sedangkan mitra yang tidak menggunakan merek Bakso Benhil juga ada. Jika ditotal bisa sampai 20 mitra,” ujarnya.

Sementara gerai pusat ada tiga di Yogyakarta dan Karawang. Rencananya dia akan membuka gerai milik pusat di Ciputat dan empat gerai mitra pada akhir Oktober 2015 ini. Apeng menuturkan, lokasi gerai Bakso Benhil diarahkan tidak berada di mall atau foodcourt, tapi berada tempat usaha sendiri. Sebab menurutnya, selama ini, usaha yang berada di mal cenderung kurang berkembang. Selain itu, lebih menghemat biaya sewa tempat.

Bicara soal paket investasi, sebelumnya paket yang ditawarkan ada tiga, paket mini resto berukuran 15 m²–20 m² dengan investasi sebesar Rp 150 juta. Kedua, paket resto berukuran 40m²–60m² senilai Rp 200 juta. Ketiga paket grande berukuran 60m²–100 m² nilai investasinya Rp 300 juta.

Namun di tahun ini Apeng mengubah paket investasinya. Mitra cukup membayar Rp 3 juta untuk kerjasama usaha. Selain itu, mitra akan mendapat pelatihan karyawan, produk bakso dan sarana promosi juga merek bakso benhil. “Kerjasama berlangsung selama mitra selalu membeli bahan baku ke pusat,” kata Apeng.

Harga jual ke konsumen pun berubah. Sebelumnya harga bakso sekitar Rp 8.000-Rp 30.000 per porsi. Kini, harga menu Rp 13.000-Rp 18.000 per porsi. Selain itu juga ada bakso spesial yaitu gabungan bakso daging dan bakso besar yang dibanderol Rp 21.000 per porsi. “Di samping menjajakan bakso, ada makanan lain seperti mi ayam atau mi yamin,” ucapnya.

Selama ini dia tetap rajin berpromosi mulut ke mulut, website serta media sosial. Dia juga berencana akan mengikuti beberapa pameran untuk mengembangkan usahanya. Melihat potensinya yang masih besar, Apeng optimistis kemitraan ini masih bisa berkembang. Saat ini omzet mitra mencapai Rp 40 juta hingga Rp 60 juta per bulan.

Walaupun begitu, Apeng mengaku fluktuasi harga bahan baku cukup berpengaruh pada kondisi penjualan produk. Sampai akhir tahun dia menargetkan bisa memiliki 30 mitra usaha.


Baso Boss
Usaha besutan Lily Yenty ini berdiri pada Mei 2014 dan sebulan setelahnya menawarkan kemitraan usaha. Dia menawarkan menu spesial bakso bakar dan bakso goreng. Agar berbeda dengan yang lainnya, Lily menciptakan inovasi produk bakso. Misalnya, bakso berbentuk dadu dengan cetakan abjad di atasnya, atau menu bakso mercon pedas dan banyak lagi.

Ketika KONTAN mengulas tawaran kemitraan usaha ini pada 2014 lalu, Lily baru memiliki satu gerai pertama milik pusat di kawasan Green Garden, Jakarta Barat. Setahun berselang, saat ini dia baru memiliki satu gerai milik mitra. Sehingga total gerai Baso Boss sebanyak dua gerai.

Baso Boss sebelumnya memberikan tiga model investasi. Pertama, paket investasi Rp 27,5 juta. Dengan modal tersebut mitra sudah mendapatkan seluruh perlengkapan memasak, promosi, bahan baku awal, booth, pelatihan karyawan, dan perlengkapan.

Kedua, paket investasi sebesar Rp 30 juta. Fasilitas yang didapatkan mitra sama, perbedaannya hanya model gerobak yang lebih besar. Ketiga adalah paket investasi sebesar Rp 67,5 juta. Fasilitas yang didapatkan mitra adalah seluruh perlengkapan memasak, desain interior resto, perlengkapan makan dan meja kursi, pelatihan, bahan baku awal, seragam karyawan, dan perlengkapan lainnya.

Nah, di tahun ini, Lily menawarkan tiga paket investasi dengan nilai lebih terjangkau. Yaitu, paket pertama Rp 8,5 juta berkonsep booth yang bisa berjualan di pinggir jalan. Kedua, paket senilai Rp 15 juta, dan ketiga senilai 27,5 juta. Fasilitas yang didapat masih sama dengan sebelumnya, hanya saja kuantitas bahan baku yang disesuaikan.

Lily masih membanderol harga jual bakso berkisar Rp 2.500-Rp 3.000 per buah atau sekitar Rp 12.000 per porsi. Gerai Baso Boss juga menjual aneka soto ayam dan soto daging untuk menambah varian menu.

Manajemen Baso Boss aktif mempromosikan merek lewat situs rersmi, situs waralaba, dan di berbagai media sosial. Lily mengaku relatif mengalami kendala berarti. Ke depan dia akan terus berinovasi menambah menu baru agar lebih variatif.


Bakso Kaget
Usaha milik Johan Lim yang berjalan sejak 2008 silam ini berlokasi di Bandung, Jawa barat. Ketika KONTAN mengulas tawarannya pada tahun 2013 lalu, dia mengklaim telah memiliki 500 mitra usaha. Saat ini, mitra usaha telah berkembang menjadi 1.000 gerai.

Sementara untuk nilai investasi, sampai 15 Oktober 2015, pihak pusat memberikan promo berupa diskon kepada calon mitra. Promo diskon ini berlaku untuk paket Bakso Kaget Gerai dengan nilai investasi Rp 80 juta. Setelah mendapat potongan diskon 30%, mitra cukup membayar sebesar Rp 59 juta. Untuk Paket Bakso Kaget Express dengan nilai investasi Rp 40 juta, mendapat diskon sebesar 50% sehingga mitra hanya membayar Rp 20 juta saja. Sementara investasi untuk Paket Motor Roda Tiga tetap senilai Rp 40 juta.

Walaupun sektor kuliner tengah terkendala fluktuasi kenaikan harga bahan baku, namun pihak pusat tidak menaikan harga jual. Harga jual bakso kaget berkisar sebesar Rp 6.000 hingga Rp 16.000 per porsi.

Dia bilang, omzet yang bisa diraup mitra mencapai Rp 30 juta hingga Rp 60 juta dalam sebulan. Namun, untuk mencapai omzet ini, mitra harus melakukan penjualan sebanyak 80 porsi per hari. Nah, jika dapat konsisten memenuhi target ini, mitra diperkirakan bisa balik modal dalam tempo tujuh bulan.

Johan menambahkan, kendala yang selama ini dialami adalah peniruan yang dilakukan oleh banyak pengusaha baru. Untuk itu, Johan bilang, pihaknya selalu melakukan inovasi baik dalam menu maupun konsep pemasarannya. Misalnya menambah varian isi bakso beserta tambahan menu lain.            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×