kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wijaya Karya siap bangun pabrik beton di Irak


Rabu, 11 Juli 2012 / 08:30 WIB
Wijaya Karya siap bangun pabrik beton di Irak
ILUSTRASI. Adira Finance menjalin kerja sama strategis dengan OVO untuk meningkatkan kenyamanan bertransaksi digital.


Reporter: Albertus M. Prestianta | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Potensi permintaan produk beton yang terus bertumbuh memacu PT Wijaya Karya Tbk getol melebarkan sayap di bisnis ini. Tak hanya untuk pasar domestik, perusahaan juga siap ekspansi bisnis beton ke luar negeri.

Baru-baru ini, perusahaan pelat merah ini menyatakan siap membangun pabrik beton di Irak. Natal Argawan, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya mengungkapan, beberapa waktu lalu, perseroan telah bertemu dengan perwakilan pemerintah Irak.

"Mereka datang mengunjungi pabrik WIKA beton di Cileungsi, dan menyatakan keinginannya untuk dapat mendirikan pabrik serupa di Irak," jelasnya, Selasa (10/7).

Namun, menurutnya, rancangan pembangunan pabrik beton di Irak masih akan menunggu kepastian dari pemerintah Irak. Wijaya Karya baru akan membangun pabrik beton di Irak bila sudah ada pembicaraan resmi di antara kedua negara. "Kami masih menunggu pembahasan lebih lanjut," ujar Natal.

Itu sebabnya, dia belum bisa mengungkapkan pasti soal biaya dan kapasitas pabrik beton yang akan dibangun di sana. Dia hanya menyebut, biaya pembangunan akan tergantung pada kapasitas pabrik yang dibutuhkan Irak dan model kerjasama yang akan dijalankan kedua pihak.

Kata Natal, mungkin saja nantinya WIKA membangun pabrik di Irak dengan investasi penuh dari perusahaan. Kemudian, pabrik itu dijual kepada pemerintah Irak. "Tapi itu hanya salah satu model kerjasama yang mungkin akan kami tawarkan," ujarnya.

Sebagai informasi, bisnis beton pracetak memberi kontribusi Rp 1,63 triliun atau 19% dari total pendapatan WIKA pada tahun lalu. Bisnis beton berada di posisi ketiga terbesar, setelah segmen bisnis konstruksi (42%), dan mekanikal elektrikal (29%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×