kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yakon: Biar maksimal, tanam di tempat lembap (2)


Rabu, 02 September 2015 / 14:56 WIB
Yakon: Biar maksimal, tanam di tempat lembap (2)


Reporter: Merlina M. Barbara, Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Membudidayakan tanaman yakon alias insulin tidak terlampau sulit. Yang penting tanaman ditanam di tempat lembab yang berada di ketinggian sekitar 1.000 mdlp-1.300 mdpl. Tanaman juga harus rajin dipupuk dengan pupuk kompos serta disiram secara berkala agar tumbuh maksimal.

Tanaman yakon cocok dibudidaya di dataran rendah. Idealnya, tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) hingga 1.300 mdpl dan memiliki kelembapan yang tinggi. Yakon yang memiliki nama Latin Smallanthus sonchifolia ini tanaman herbal yang berciri khas berumbi, batang dan bagian bawah berbulu tipis serta setiap daunnya selalu berpasangan berhadapan ketika tumbuh. Indikator tumbuhan ini memiliki kualitas daun yang bagus adalah ketika kuncup daun berwarna merah keunguan.

Anto Widy, pembudidaya yakon, asal Kaliurip, Wonosobo mengatakan, pertumbuhan yakon amat dipengaruhi oleh ketinggian tempat tanamnya. Penanaman di dataran rendah dengan ketinggian di bawah 1.000 mdpl, akan mempengaruhi ketinggian pohon dan pertumbuhan daun yang tidak maksimal.

Anton menggunakan sistem stek untuk menanam empat batang bibit yakon di awal budidaya. Setelah itu dia membiakkan lagi batang dari empat tanaman sebelumnya. Dari empat batang bibit yang telah berkembang, saat ini Anto sudah memiliki 10.000 pohon yakon di lahan seluas 1.000 meter persegi (m²) di Wonosobo.  

Anto bilang, menggunakan bahan kimia dalam membudidaya yakon mempengaruhi hasil pertumbuhan daun jadi berwarna hijau. Daun yakon yang baik itu jika kuncup berwarna merah keunguan.

Oleh sebab itu dia menggunakan kompos untuk budidaya. Untuk membudidaya yakon di tanah seluas 1.000 m², Anto membutuhkan 1,5 ton pupuk kandang. "Dalam sebulan butuh biaya Rp 300.000 untuk pembelian pupuk kandang,” jelasnya.

Pembudidaya tanaman yakon lainnya, Roni Prananta mengatakan, kesulitan menanam yakon terletak pada proses awalnya saja. Karena ditanam di Bantul yang agak panas, maka perlu ekstra perawatan sampai akhirnya yakon yang ia tanam mampu beradaptasi dengan cuaca di sana. Tapi pada dasarnya yakon mudah ditanam dengan menggunakan sistem stek. Setelah itu bibit disiram dua kali sehari.

Roni menggunakan terpal untuk melindungi tanaman agar tidak terkena cahaya matahari langsung. Ia menambahkan, jika ingin menanam yakon dalam skala kecil, maka bisa dilakukan dalam pot atau polibag. Sementara untuk budidaya dalam jumlah besar, media tanam sebaiknya di tanah karena tanaman ini bisa tumbuh hingga ketinggian dua meter.

Hal lain yang harus diperhatikan, umbi yakon jangan sampai membusuk. Sebab umbi yakon bisa dikonsumsi. Karena rasanya manis, dapat dimakan mentah. Orang di sekitar Yogyakarta sering membuat camilan dengan cara dikukus atau digoreng.      

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU

[X]
×