kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,95   -19,57   -2.09%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Perusahaan startup harus fokus ke bisnis inti saat hadapi pandemi corona


Kamis, 18 Juni 2020 / 22:45 WIB
Ekonom: Perusahaan startup harus fokus ke bisnis inti saat hadapi pandemi corona
ILUSTRASI. Ilustrasi start up bussiness


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia telah memaksa banyak startup kembali fokus untuk memperkuat bisnis inti. Dampaknya, banyak lini bisnis atau layanan harus dipangkas untuk menjamin bisnis tetap bertahan dalam jangka panjang. Apalagi pandemi ini telah menciptakan banyak ketidakpastian, termasuk di sektor usaha.
 
Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai pandemi ini telah berdampak sangat besar kepada hampir seluruh pelaku usaha, termasuk startup yang sedang membangun dan mengembangkan bisnisnya. Karena itu untuk menjamin keberlangsungan bisnis, perusahaan wajib melakukan strategi dengan fokus pada kekuatan atau bisnis intinya.

Baca Juga: Ada peluang di saat pandemi, Talesofbasic siap merilis produk anyar

“Karena [situasi] pandemi ini, saya rasa rasional jika perusahaan melakukan likuidasi atau penutupan layanan yang tidak menguntungkan dengan tujuan efisiensi biaya operasional. Bahkan ini momentum yang tepat untuk melakukan reorganisasi model bisnis dengan menentukan sektor usaha mana yang layak dikembangkan lebih lanjut dan mana sektor yang harus ditutup,” terang Bhima, Kamis (18/6).
 
Menurut Bhima, perusahaan perlu melakukan pivot strategy yang memungkinkan startup dapat mengembangkan bisnisnya dengan lebih lincah. Menurutnya, dalam situasi ini perusahaan harus jeli dan mampu memahami apa yang menjadi kebutuhan konsumen, sehingga kegiatan bisnis dapat berjalan secara efisien dan optimal.
 
Ia mengakui, perubahan strategi perusahaan tentu berdampak ke makroekonomi. Tetapi itu menurutnya tanggung jawab pemerintah dan pemerintah yang justru harus bertindak bagaimana menghapuskan hambatan-hambatan birokrasi, menurunkan ego sektoral, agar daya beli terpompa naik dan dunia bisnis ini bisa jalan.
 
Sementara menurut Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal, perusahaan dituntut untuk menjalankan strategi yang baru dan adaptif agar tetap bertahan dalam situasi krisis akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Catatkan rugi bersih di kuartal I 2020, ini penjelasan Superkrane Mitra Utama (SKRN)

Fithra mencontohkan langkah Airbnb yang memangkas berbagai lini bisnis tambahan yang dikembangkan sebelum pandemi terjadi seperti bisnis transportasi dan studio. Kini Airbnb kembali fokus ke bisnis utamanya, yaitu sewa apartemen dan rumah. Menurutnya  strategi seperti ini penting bagi perusahaan untuk menyesuaikan dengan keadaan dan perubahan yang terjadi
 
“Ke depan, pelaku usaha digital harus semakin fleksibel untuk bergerak antar sektor dan memperkuat di lini bisnisnya. Inovasi dan kolaborasi menjadi kuncinya dengan menggandeng adjacent players yang juga memiliki dukungan finansial dan reputasi yang kuat di regional maupun internasional,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×