kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peluang laba dari mereka yang mau mendaki cantik


Rabu, 27 Juli 2016 / 16:58 WIB
Peluang laba dari mereka yang mau mendaki cantik


Reporter: Dian Sari Pertiwi, Ruisa Khoiriyah | Editor: S.S. Kurniawan

Sejak booming internet dan kemunculan social media, bakat narsistis yang sejatinya dimiliki setiap orang bak menemukan kanal penyaluran terbaik. Tren selfie mewabah. Pengguna media sosial semakin demen mengunggah foto wajah mereka dengan berbagai macam latar belakang aktivitas.

Salah satu jenis selfie yang cukup marak di media sosial saat ini adalah selfie di puncak gunung laiknya pendaki gunung profesional. Dahulu, berfoto di atas gunung mungkin hanya bisa dilakukan oleh para pendaki gunung yang memang menggemari outdoor activity.

Tapi, kini, semua orang bisa dengan mudah beraksi selfie di gunung dalam kondisi tetap cantik dan trendi. Sungguh berkebalikan dengan citra pendaki gunung zaman dulu yang cenderung lusuh, dekil dan “susah”. 

Rahasia tetap cantik di atas gunung ada pada tawaran paket tur wisata gunung lengkap yang mulai banyak dijual. Salah satu pemain bisnis ini adalah Wisatagunung.com yang didirikan oleh Adi Setiono, mantan karyawan perusahaan pembiayaan.

Adi menengarai, animo orang mendaki gunung semakin tinggi, terutama setelah kemunculan film “5 mm”, beberapa tahun silam. “Banyak yang tertarik naik gunung kendati dia bukan anak gunung,” ungkap Adi.

Melihat minat orang yang makin besar berwisata ke pegunungan, Adi memberanikan diri mendirikan usaha jasa perjalanan wisata alam melalui Wisatagunung.com, sekitar 2011.

Ciri khas utama paket wisata yang dijual oleh Adi adalah all in one. Maksudnya, peserta tur wisata tidak perlu repot menyiapkan segala keperluan pendakian gunung. Apalagi memanggulnya sendiri ketika mendaki.

Beragam peralatan pendakian, seperti carrier, tenda, kompor, dan beragam outdoor equipment, semua sudah disediakan oleh Wisatagunung.com. Kebutuhan perut, akomodasi, transpor, semuanya sudah termasuk dalam paket tur.

Dengan kata lain, peserta tur wisata cukup membawa badan dan keperluan pribadi. Mendaki cantik, istilahnya. “Mau bakar kambing guling di atas gunung pun bisa kami fasilitasi,” terang Adi.

Adi mengaku, pasar utama paket tur wisata yang dia jual adalah segmen menengah ke atas, melalui paket VIP atau privat. Peserta paket ini bisa perusahaan, kelompok individu, keluarga atau pun calon pengantin yang ingin menggelar foto pre-wedding.

Selain paket tur eksklusif, Adi menjual paket tur yang menyasar segmen menengah ke bawah (open trip) dengan kuota minimal 12 orang dan maksimal 18 orang. Semua orang dari berbagai kalangan dan latar belakang bisa ikut tur ini.

Adapun destinasi yang ditawarkan mayoritas di dalam negeri. Walau bernama Wisatagunung.com, usaha jasa ini juga menyediakan paket wisata ke pantai dan destinasi alam lain.

Di awal merintis usaha, Adi memakai modal dari tabungan pribadi dan hasil modal patungan dengan teman-temannya. “Menjelang pendirian CV tahun 2011, ada suntikan dana modal Rp 100 juta,” terang dia.

Kini, setelah berjalan lima tahun, Adi bersama Wisatagunung.com mampu mencetak omzet sekitar Rp 600 juta per tahun. “Ada tur yang untung, ada juga yang rugi. Namun, bila dihitung dalam setahun, keuntungan itu ada,” kata Adi.

Adi bisa mengambil margin untung mulai 20% dari paket tur yang dia jual. Bahkan, untuk paket VIP trip, marginnya bisa 50%. “Tinggi karena tanggungjawab kami juga besar agar klien mendapat pengalaman terbaik,” terang dia.

Bisnis paket tur wisata alam juga menarik minat Sofyan Arief Fesa, salah satu pendiri dan pemilik CV Cesta Adventure melalui Indonesiaexpeditions.com. Sejak 2012 lalu, Sofyan menggeluti bisnis jasa ini bermodalkan dana Rp 80 juta.

Berbeda dengan Wisatagunung yang lebih banyak menjual destinasi lokal, Indonesia Expeditions menawarkan pula destinasi pendakian ke mancanegara. “Yang menggarap lokal sudah banyak. Sebaliknya, destinasi internasional masih sedikit. Itu peluang bagi kami,” terang Sofyan.

Merintis usaha di bisnis tur pendakian tak lain karena Sofyan dan kawan-kawannya juga memiliki hobi serupa. Sofyan pernah mengikuti beberapa kali tur pendakian gunung di mancanegara. “Di sana saya melihat pengelolaannya sangat bagus dari sisi komersial, juga profesional,” kata dia.

Indonesia Expeditions menjaring pembeli paket tur melalui rilis jadwal pendakian dalam satu tahun. Peminat paket bisa mengontak Indonesia Expeditions langsung. “Kuota untuk paket ke luar negeri antara tiga sampai empat orang,” kata dia.

Melalui strategi ini, Indonesia Expeditions bisa menggelar perjalanan belasan kali dalam setahun. Tahun ini saja, sudah 10 tur mereka gelar. Sofyan mengaku, margin untung dari usaha ini cukup menarik.

Harga paket perjalanan destinasi lokal misalnya sekitar Rp 5 juta sampai Rp 10 juta. Sedangkan destinasi mancanegara mulai US$ 1.000.

Dari situ, Sofyan bisa mengambil untung mulai 15%. Klien wisatawan asing bisa menyumbang margin tinggi. “Sedangkan destinasi mancanegara sekitar 5%–10% saja,” kata dia.

Risiko cukup besar

Bila Anda tertarik mengikuti jejak Adi dan Sofyan menggarap bisnis tur wisata gunung ini, Anda perlu memperhatikan cermat persyaratan bisnis ini.  Latar belakang dan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk aktivitas hiking dan outdoor activity sangat dibutuhkan pebisnis di segmen ini.

Maklum, segmen yang disasar belum tentu memiliki pengalaman mendaki gunung sebelumnya. Sedangkan tur menjual pengalaman asyik dan nyaman dalam pendakian.

Segmen pasar yang dibidik juga menuntut layanan terbaik. Wisatagunung sebagai contoh menyasar segmen menengah atas terutama untuk VIP trip.

Begitu juga Indonesia Expeditions yang membidik konsumen berusia 40 tahun ke atas. “Sekelas manajer perusahaan,” terang Sofyan.

Maklum, waktu tur, apalagi ke luar negeri, bisa memakan 10 hari. Harga paket tur juga terbilang mahal bagi level di bawah itu. “Paling murah Rp 30 juta sekian per paket tur ke luar negeri,” kata dia.

Karena sasarannya adalah mereka yang cukup berduit dan memiliki waktu leluasa, kualitas layanan harus sangat oke. Sofyan mengungkapkan, ketika hendak membuka satu destinasi, bersama tim dia harus terjun langsung menyurvei lokasi, mulai dari sistem pendakian, pengurusan izin, biaya-biaya terkait tur seperti kebutuhan penginapan dan lain sebagainya. 

Selain itu, karena ini adalah bisnis perjalanan, peran pemandu wisata alias guide sangat penting agar kualitas layanan tetap terjaga. Adi, misalnya, memegang khusus enam guide utama. Selain itu, masih ada 20 freelance guide.

“Saya pakai model kunci perut agar mereka loyal dan memberi yang terbaik walau harus menggaji 20%–30% lebih mahal dari tempat lain,” terang Adi.

Indonesia Expeditions juga disokong oleh enam guide utama, termasuk Sofyan. Selain itu, ada tenaga 20 freelance guide.

Sofyan berujar, selain masalah kenyamanan selama pendakian, usaha jasa tur pegunungan seperti ini juga memiliki risiko cukup besar. “Kami ada perjanjian dulu dengan klien, karena naik gunung itu tidak ada jaminan 100% sampai puncak dengan selamat,” tandas Sofyan.

Maka itu, agar risiko bisa ditekan, survei lokasi dan rute tur harus kuat. Indonesia Expeditions bahkan menyediakan program olah fisik bagi peserta tur sebagai bagian dari persiapan tur.

Olah fisik ini juga bisa membantu tour organizer untuk menentukan jangka waktu tur. “Kalau fisik kurang bagus, waktu tur bisa kami perpanjang,” kata Sofyan.

Prospek bisnis ini masih menarik bila menilik potensi belanja kelas menengah. Dari sisi persaingan, menurut Adi, tidak terlalu memusingkan.

Dia memilih tidak perang harga. Pasalnya, bisnis layanan cenderung sulit bermain harga. Layanan yang baik akan mengikat pelanggan dan menarik calon pelanggan lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×