kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rambah ekspor, UMKM Binaan Pertamina ini berkomitmen ciptakan mainan ramah anak


Rabu, 30 September 2020 / 17:35 WIB
 Rambah ekspor, UMKM Binaan Pertamina ini berkomitmen ciptakan mainan ramah anak
Aneka produk unggulan Binuki Toys


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Cipta Wahyana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak bisa dipungkiri, dunia anak adalah dunia bermain. Tak heran, para orangtua sering berusaha membahagiakan anak-anaknya melalui mainan. Kondisi itu menjadi alasan Yuli Setiawati, salah satu Mitra Binaan PT. Pertamina (Persero), menciptakan sebuah inovasi kreatif yang mampu menjawab permasalahan yang dihadapi oleh para orang tua. Tak disangka, inovasi kreatif yang dibuat oleh pemilik usaha Binuki Toys tersebut memberi dampak positif bagi para orang tua serta membawa keuntungan bagi Yuli yang juga merupakan seorang pengusaha.

Usaha yang berbasis di Jalan Al-Falah Raya No. 15, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, ini memproduksi mainan yang edukatif dan aman bagi anak. Ide bisnis ini tercetus ketika ia ingin memberikan anak-anaknya mainan. Kala itu, ia membelikan mainan dengan harga yang tidak mahal. Namun, ia berpikir dua kali. Apakah mainan tersebut aman bagi anak-anaknya? 

Lalu, tercetuslah ide untuk membuat toko mainan sendiri. Awalnya, ia hanya menjual mainan import yang berasal dari China dan Jerman. Namun, di tengah perjalan, ia berpikir untuk memproduksi sendiri mainan anak yang lebih aman dan edukatif. 

Baca Juga: Usung konsep usaha sosial, binaan Pertamina asal Sleman ini berdayakan warga lokal

“Keuntungan dari menjual mainan import tersebut saya kumpulkan dan saya jadikan modal untuk membeli mesin satu per satu,” ujar Yuli seperti dikutip publikasi Pertamina yang diterima Kontan. Mainan kayu yang dijual cukup beragam. Ada mainan untuk mengenal huruf, angka, mengaji, cara berwudhu, mengenal nama sayur, mengenal nama buah dan juga nama-nama binatang. Dengan warna dan gambar menarik, aneka mainan itu memudahkan anak menyerap materi.

Mainan buatan Yuli cocok digunakan oleh balita. Dalam proses produksinya, Yuli dibantu oleh lima orang karyawan yang merupakan tenaga ahli dan beberapa karyawan lepas yang berada di sekitar rumahnya. Sedangkan bahan baku yang ia gunakan merupakan kayu yang masih muda seperti kayu pinus dan kayu jati Belanda. Selama proses produksi, Yuli sangat menjaga kualitas, terutama dari sisi keamanan produk.

Proses produksinya cukup sederhana. Kayu muda dipotong sesuai pola. Setelah itu, kayu diamplas berulang kali sampai teksturnya halus dan tidak ada lagi serat kayu yang dapat membahayakan anak. Kemudian, kayu dicat dengan menggunakan pewarna yang tak beracun. “Setelah kayu halus, lalu kami cat dengan pewarna non toxic, inilah yang menjadi unggulan bagi kami karena sangat aman bagi anak-anak,” ujar Yuli yang telah menjadi Mitra Binaan Pertamina mulai tahun 2015 tersebut.

Setelah melalui proses penjemuran agar pewarna mainan kering, produk langsung dirakit serta dikemas. Mainan pun siap dipasarkan. Produk Binuki Toys dibanderol dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 150.000 per buah. Yuli bisa meraup omzet hingga Rp 30 juta sampai Rp 40 juta setiap bulannya. ”Bagi yang tertarik dengan produk kami bisa langsung datang ke lokasi atau melalui media sosial Instagram dan Facebook @ivanbinuki,” imbuhnya.

Diawal tahun 2015, Yuli mengaku mengalami kendala karena mainan murah asal China semakin membajiri pasar. Namun, hal itu tak lantas membuatnya berkecil hati. “Kami terus berinovasi dengan ide-ide kreatif lainnya. Semua ini tidak terlepas dari peran Pertamina dalam memberikan tips dan trik mengembangkan usaha serta pemasarannya. Untuk itu, kami sangat bersyukur menjadi salah satu Mitra Binaan Pertamina” ungkapnya.

Kini, produk mainan buatannya sudah melalang buana tidak hanya ke berbagai daerah di Indonesia. Produk Yuli juga sudah menembus pasar ekspor. Beberapa negara, seperti Korea Selatan dan Malaysia, telah membeli produknya. Yuli berharap, dengan menjadi mitra Pertamina, produknya bisa menembus lebih banyak lagi pasar internasional. Ujungnya, keuntungan yang ia peroleh juga terus meningkat.

Selanjutnya: Beromzet Rp 157 juta, binaan Pertamina olah kulit patin jadi kerupuk bergizi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×