kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada banyak kanal untuk menggalang modal


Selasa, 19 Juli 2016 / 17:13 WIB
Ada banyak kanal untuk menggalang modal


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: S.S. Kurniawan

Pandangan bahwa seorang pengusaha pastilah memiliki kantong tebal dan duit banyak masih umum diamini oleh masyarakat kita. Pandangan itu tidak sepenuhnya keliru.

Maklumlah, membangun usaha hingga sukses dan langgeng membutuhkan modal yang tidak sedikit. Di sisi lain, ketika usaha sudah sukses, potensi keuntungan sebuah bisnis nyaris tak terbatas.

Maka, tidak mengherankan bila pengusaha atau pebisnis sering lekat dengan citra makmur. Hanya saja, masalah kebutuhan modal ini pulalah yang sering membuat nyali seseorang rada ciut ketika hendak merintis usaha.

Bayangan tentang kebutuhan modal dalam jumlah besar belum-belum sudah bikin jiper duluan. Tapi, apa benar sebuah usaha yang sukses harus dibangun dengan modal besar? Belum tentu.

Pengalaman Andi Taru Nugroho, pemilik Educa Studio,  produsen aplikasi edukasi dan permainan untuk segmen anak-anak membuktikan hal itu. “Bisa dibilang, saya merintis usaha ini tanpa modal berarti,” cerita Andi.

Modal awal Andi hanya laptop dan komputer milik dia dan istri. Kedua barang itu pun merupakan pemberian orangtua mereka ketika masih menempuh studi di perguruan tinggi. Toh, dengan modal usaha minimal, Andi bisa mampu mampu mencetak miliaran rupiah per tahun dari penghasilan iklan yang tampil di aplikasi-aplikasi bikinannya.

Kisah serupa juga diungkap oleh Erie Nugraha, pendiri dan pemilik Raja Motor. Walau mengalokasikan modal khusus ketika membangun usaha ritel perlengkapan dan aksesori sepeda motor di kisaran tahun 1996 silam, masalah permodalan sejatinya tidak perlu terlalu dibikin rumit.

“Yang penting, konsep usaha yang mau Anda bangun harus jelas, terutama segmen pasar yang akan dibidik,” ujar Erie.

Jadi, ketika konsep usaha sudah pasti dan terang, barulah Anda memikirkan tentang kebutuhan modal usaha. Dari mana memulai?

Anda bisa memulai dengan apa yang Anda miliki saat ini. Ingat, modal tidak selalu berupa duit atau dana segar, lo.

Aset-aset seperti peralatan dapur bisa menjadi modal utama bagi pebisnis pemula di segmen kuliner. Sebagaimana komputer bisa menjadi aset modal bagi produsen aplikasi.

Aset lain seperti rumah, mobil, halaman rumah, juga bisa menjadi modal usaha yang dapat Anda manfaatkan. “Jaringan pertemanan juga salah satu modal penting saat kita merintis usaha,” imbuh Erie.

Singkat kata, keterbatasan modal dalam bentuk dana segar tak perlu menjadi alasan takut memulai bisnis. Nah, untuk langkah awal, buatlah rencana bisnis sederhana.

Rencana bisnis itu terdiri atas konsep usaha dan segmen pasar yang Anda bidik berikut kebutuhan permodalan. Permodalan dalam bisnis ada beberapa jenis.

Pertama, modal investasi. Modal jenis ini harus Anda penuhi di awal-awal merintis usaha. Umumnya, modal investasi awal ini menyedot duit cukup banyak.

Antara lain, kebutuhan tempat usaha, perlengkapan dan perabotan gerai, kendaraan dinas, dan lain sebagainya. Biaya promosi awal juga masuk di pos ini.

Selain biaya-biaya tersebut, ada pula kebutuhan pengeluaran untuk riset produk. “Di awal-awal merintis usaha, biaya riset produk ini yang banyak menyedot modal kami,” ungkap Dyah Shinta, salah satu dari tiga pemilik Lana Yoga Mat.

Maklum, ketika itu, Shinta dan kawan-kawan mendatangi satu per satu produsen matras yang kebanyakan pabrikan besar dan mau tidak mau harus membeli agar bisa mengetes kualitas material matras. Sedangkan pabrikan jarang melayani pembelian eceran.

Alhasil, Shinta harus rela membeli contoh bahan matras dengan harga yang cukup menguras modal demi mendapatkan jenis matras yang mereka nilai paling tepat.

Modal untuk kebutuhan ruang usaha juga cukup menguras kantong. Erie menyarankan, pastikan sasaran pasar Anda  sudah jelas sebelum mencari lokasi usaha yang sesuai. “Jangan terbalik, lokasi dulu baru menentukan segmen. Itu banyak gagal nanti,” kata dia.

Memilih lokasi usaha yang strategis dan murah wajib hukumnya. Bila memang sewa, menurut Erie, lebih baik menyewa dalam jangka waktu minimal tiga tahun langsung agar lebih ekonomis.

Kebutuhan modal untuk ruang usaha bisa Anda abaikan bila fokus Anda adalah bisnis online. Namun, bagi beberapa orang, walau menyasar pasar online, keberadaan ruang usaha tetap penting. “Untuk mendukung branding usaha juga,” imbuh Shinta.

Kedua, modal kerja yang mencakup kebutuhan dana penunjang produksi, misalnya bahan baku, stok barang, dan barang penunjang lain. “Pembelian stok awal sesuaikan anggaran yang ada, tidak perlu lengkap semua di awal,” kata Erie.

Sebagai contoh, di awal-awal membangun usaha gerai ritel perlengkapan dan aksesori sepeda motor, Erie hanya menyetok barang dagangan yang bersifat fast moving alias paling banyak dibutuhkan pelanggan. Sebut saja, oli, kampas rem, gir, rantai, dan lain-lain.

Perlahan, seiring kemajuan usaha, Erie melengkapi stok dagangan dengan barang-barang lain yang lebih lambat perputarannya.

Ketiga, modal operasional. Yang termasuk di sini adalah kebutuhan biaya rutin, seperti gaji pegawai, biaya listrik, air, telepon, gas, dan lain-lain.

Modal duit siapa?

Oh, iya, dalam menghitung kebutuhan modal, menurut Erie, lebih baik Anda mengasumsikan kebutuhan langsung selama tiga bulan awal. “Asumsikan selama tiga bulan awal itu, usaha kita tidak mencetak penghasilan,” kata Erie.

Dengan demikian, hitungan modal Anda bisa lebih presisi.  Selama tiga bulan awal, Anda bisa fokus berupaya penetrasi pasar tanpa ketar-ketir terlalu banyak soal kondisi modal.

Nah, setelah mengetahui besar kebutuhan modal, saatnya kini Anda mencari sumber modal. Percayalah, banyak sumber modal tersedia di sekitar Anda.  Pekerjaan rumah Anda tinggal mencari cara mengakses sumber modal tersebut agar bisa memanfaatkannya demi pengembangan bisnis.

Berikut beberapa pilihan sumber modal:

n Modal sendiri

Merintis bisnis dengan kocek sendiri punya beberapa keuntungan. Pertama, Anda tidak memiliki beban untuk mengembalikan ke pihak mana pun. Keuntungan usaha bisa Anda nikmati utuh sendiri.

Kedua, modal dari kantong pribadi membebaskan Anda untuk mengembangkan bisnis sesuai rencana dan kata hati. Tidak perlu ada laporan perkembangan usaha ke pihak kreditur, dan semacamnya.

Hanya saja, modal pribadi acapkali terbatas jumlahnya. Selain itu, pastikan pula kebutuhan arus kas pribadi Anda tidak terganggu gara-gara membiayai modal usaha.

n Modal kerabat

Ungkapan “perbanyak silaturahmi akan melancarkan rezeki” bukanlah omong kosong. Jaringan yang Anda miliki bisa menjadi salah satu sumber modal usaha. Bisa dari keluarga, kerabat, teman atau kenalan. 

Pinjaman modal dari kerabat biasanya lunak alias tanpa bunga dan tidak membutuhkan agunan khusus. Walau umumnya, pinjaman dari kelompok ini tetap memiliki batas waktu pengembalian.

Langkah ini ditempuh oleh Erie saat merintis Raja Motor. Selain merogoh uang sendiri, Erie memanfaatkan pinjaman dari keluarga.

Kekurangan sumber modal dari kerabat ini mirip dengan modal pribadi, yaitu jumlahnya terbatas. Kecuali, keluarga Anda taipan berkocek tebal, jarang terjadi, ada anggota keluarga atau teman mau meminjamkan puluhan hingga ratusan juta tanpa agunan.

Untuk itu, Anda bisa mengatasinya dengan memperbanyak sumber peminjaman. Misal, butuh modal Rp 30 juta, Anda bisa mendapatkan pinjaman tersebut ke banyak orang dengan nominal kecil.

Memang agak ribet, sih, dan butuh usaha ekstra mendapatkan pinjaman dari banyak orang. Namun, selama sifat utang lunak dan tanpa agunan, pilihan ini sangat ekonomis dan layak dicoba.

n Modal patungan

Bila kesulitan membiayai modal usaha sendiri, mengapa tidak mencoba menggandeng mitra? Inilah yang ditempuh oleh Shinta.

Dia menggandeng dua kawannya sebagai pemodal Lana Yoga Mat. Otomatis, dua kawan Shinta menjadi pemegang saham dengan porsi saham sesuai besar modal disetor.

Dalam skema modal patungan, pembagian hak dan kewajiban harus jelas dan tegas. Bila tidak, skema ini rentan konflik. Menuangkan kerjasama dalam bentuk dokumen formal perlu Anda tempuh.

n Modal perbankan

Bisnis utama bank adalah pembiayaan. Dus, secara alami, mereka akan mencari orang atau usaha yang membutuhkan modal.

Hanya saja, bila taraf usaha Anda adalah startup atau usaha rintisan akan sulit menembus permodalan dari bank. “Bank memilih membiayai usaha yang sudah jelas berjalan,” kata Erie.

Yang asyik dari modal bank adalah nominal bisa besar. Tapi, biaya utang alias bunga yang harus Anda bayar juga acapkali tidak kecil.

Selain itu, saat usaha Anda tengah turun, bank tidak akan mau tahu hingga Anda harus tetap bayar cicilan.

Bisa saja Anda mencoba berutang ke bank syariah yang menawarkan konsep bagi hasil. Dengan akad bagi hasil, risiko dan keuntungan usaha dibagi dua yaitu antara pemilik dana (bank) dan pengelola dana (nasabah).

Hanya saja, kendati lebih luwes, mendapatkan pembiayaan dari bank syariah juga membutuhkan agunan serta harus melalui kualifikasi ketat.

Yang pasti, agar bisa meraih pendanaan baik dari bank konvensional maupun syariah, Anda harus menyusun proposal bisnis dengan sebaik-baiknya.

Proposal bisnis berisi informasi lengkap tentang kondisi usaha, proyeksi usaha ke depan. Anda harus menyampaikan pula data keuangan usaha mulai neraca keuangan, laporan laba rugi, dan lain-lain, selain melengkapi syarat administrasi dan legal.

Tapi, bila ogah repot dan level bisnis Anda masih sangat baru sehingga belum memiliki catatan keuangan lengkap, bisa saja Anda memanfaatkan produk kredit tanpa agunan atau gesek tunai kartu kredit. Namun, biasanya fasilitas pembiayaan itu mengutip bunga mahal.

Selain bank formal, Anda bisa menimbang mencari permodalan di bank-bank alternatif seperti Modalku, Investree, dan kanal-kanal financial technology atau crowdfunding yang kini menjamur.

Harap Anda ingat, jarang ada makan siang gratis. Semakin mudah akses modal, biasanya biayanya pun ikut mahal. Demikian sebaliknya.

n Modal ventura

Booming usaha rintisan atau startup, khususnya di bidang teknologi, tak lain karena kondisi perekonomian dunia saat yang tengah dibanjiri likuiditas melimpah. Banyak pemilik duit besar yang mencari tempat membiakkan dana.

Nah, mengapa tidak mencoba ikut memanfaatkan momentum ini? Inilah yang dilakukan oleh Haryanto Tanjo, salah satu pendiri Moka Plus, aplikasi kasir digital.

Moka berhasil meraih pendanaan dari East Ventures, angel investor dari Singapura.

Di Indonesia, banyak pemodal malaikat yang cukup rajin mencari startup potensial untuk dibiayai. Sebut saja, Global Dagang Niaga Venture milik Grup Djarum, Lippo Digital, dan lain sebagainya.

Selain merapat ke angel investor, Anda bisa mencoba mencari suntikan modal di perusahaan modal ventura. Perusahaan besar seperti PT Pertamina, Grup Astra, dan lain-lain, memiliki anak usaha di bidang modal ventura.

Selamat mencari modal!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×