kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada mereka berdua dibalik Bulls Syndicate, jaket merah Jokowi


Sabtu, 20 Oktober 2018 / 07:30 WIB
Ada mereka berdua dibalik Bulls Syndicate, jaket merah Jokowi


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Penggemar motor tak melulu sibuk mendandani tunggangannya. Si pemilik kendaraan juga ikut memperhatikan penampilan agar terlihat serasi dan keren saat memacu kuda besinya. 

Fenomena inilah yang mendorong Aditya Koosnugroho dan Kusdharmawan Aryo Baskoro membangun bisnis fesyen berkonsep motor. Mereka pun merintis Bulls Syndicate pada Mei 2016 silam.  
 
Produk Bulls Syndicate sendiri mulai banyak dikenal sejak Presiden Jokowi terlihat menggunakan jaket buatan mereka. Salah satunya, jaket Arlinax yang dipakai presiden saat ajang Asian Games. 
 
Selain jaket, Bulls Syndicate juga memproduksi t-shirt, bandana, dan gantungan kunci. Untuk berbagai produknya, Bulls Syndicate mengusung tema street wear.   
 
Dua tahun berjalan, sudah ratusan desain produk yang dibuat. Berbagai produk fesyen Bulls Syndicate ini dijual mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 420.000 per item.  Dalam sebulan, total produksinya mencapai ratusan item.  
 
Konsumennya pun tersebar diseluruh nusantara. Adit dan Aryo menggandeng partner di empat kota, Bandung, Jakarta, Yogyakarta dan Lampung, sebagai agen  resmi penjualan produknya. 
 
Keduanya juga kerap mengikuti ajang custom festival dengan produk terbatas. Yang terbaru, Bulls Syndicate membuat 12 helai jaket yang dipamerkan dalam event Indonesian Kustom Kulture Festival (Kustomfest) di Yogyakarta beberapa minggu lalu.  
 
Adit mengatakan, jaket dengan stok terbatas tersebut dibanderol dengan harga Rp 850.000 per helai. Seluruh penjualan produk tersebut akan disumbangkan kepada korban bencana di Sulawesi Tengah.
 
Pemilik merek apparel asal Solo, Jawa Tengah ini mengakui, setelah jaketnya dikenakan oleh Presiden Jokowi, konsumen terus membanjir. Bahkan, sampai sekarang, banyak konsumen yang masih menanyakan jaket berwarna merah tersebut. "Sampai sekerang jaket tersebut sudah masuk tahap produksi ketiga," ujar Adit.  
 
Sebelumnya, jaket tersebut sudah viral usai dipakai oleh aktris Poppy Sofia dan Dendimas, motor vlogger. "Setelah keduanya pakai permintaan meningkat dan jaket Pak Jokowi adalah stok terakhir saat itu," jelasnya.  

Tak hanya bagus difoto, tapi juga nyaman dipakai

 
Start up apparel, Bulls Syndicate asal Solo, Jawa Tengah ini berhasil mencuri perhatian para penggemar motor melalui koleksi produk fesyennya. 
 
Tak tanggung-tanggung, artis, vlogger, dan anak presiden keranjingan pun mengoleksi produk fesyennya. Aditya Koosnugroho menyatakan, Gibran Rakabuming, anak sulung Presiden Jokowi itu salah satu pelanggan setianya. 
 
Bahkan, Gibran sempat minta bantuan tim Bulls Syndicate untuk mendandaninya saat hendak tampil di salah satu program televisi swasta. "Kalau ke sini tidak pernah ngabarin, tahu-tahu datang dan ngeborong," ceritanya. 
 
Bersama sahabatnya, Kusdharmawan Aryo Baskoro, Adit merintis Bulls Syndicate sejak 2016 lalu. Dengan modal Rp 10 juta, mereka ikuti pameran Burn Out di Solo. "Itu pertama kali rilis pada acara tersebut," jelas Adit.  
 
Selera fesyen ditambah hobi mengotak-atik barang, menjadi bekal mereka mengembangkan Bulls Syndicate. Mereka memperoleh ide desain dari berbagai sumber. Berselancar di dunia maya menjadi salah satu sumber inspirasi desain.  Termasuk, mengikuti tren fesyen street wear.   
 
Teman-temannya pun ikut berpartisipasi sebagai orang yang mencoba produk sebelum mereka resmi merilis produknya. "Mereka (teman-teman) akan memberikan masukan enak tidaknya pakaian ini digunakan, karena kami tidak ingin membuat produk yang hanya bagus difoto tapi tidak enak dipakai," jelasnya. 
 
Revisi pun akan dilakukan untuk desain atau pola baju yang dianggap kurang sesuai. Sedangkan, untuk bahan bakunya, Bulls Syndicate memadukan bahan-bahan dari sumber lokal dan impor. 
 
Peluncuran perdana di ajang motor custom bergengsi di Solo, tidak membuat keduanya lantas berleha-leha. Aksi promosi dan edukasi pun getol dilakukan untuk mengenalkan serta menjaring konsumen baru. 
 
Media sosial, Instagram dimanfaatkan untuk promosi dan tempat memajang katalog. Mereka pun masih rajin untuk ikut dalam ajang pameran motor custom untuk menguatkan brand imange. Tidak cukup dengan aksi tersebut, Adit mengaku menjalin kerjasama dengan teman-temannya dengan konsep titip jual produk.      

Mencari ide dari internet dan pameran motor

Membuka pasar tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Duo sahabat Aditya Koosnugroho dan Kusdharmawan Aryo Baskoro harus kerja ektra keras untuk menembus pasar. 
 
Meski sudah punya pengalaman di usaha fesyen, Aditya bersama sahabatnya, Kusdharmawan Aryo Baskoro pada awalnya memilih menggandeng teman-temannya untuk mengenalkan dan memasarkan Bulls Syndicate lewat sistem titip jual. Usaha ini bejalan lancar selama dua tahun jalan. Hingga sempat viral salah satu produknya, jaket merah dipakai banyak pesohor termasuk Presiden Jokowi. 
 
Tapi duo sahabat ini tidak puas. Hingga kini pihaknya masih terus melakukan edukasi pasar lewat ragam media digital. "Motor kini sudah menjadi gaya hidup dan fesyen pun harus diperhatikan," katanya ke KONTAN.
 
Sudah begitu, pasar di bisnis aparel roda dua tergolong matang lantaran menyasar segmen pasar usia 30 tahun ke atas. Apalagi ada komunitas motor yang membuat bisnis ini tidak bakal gulung tikar. 
 
Makanya, pemain di bisnis ini makin banyak yang membuat ceruk pasar semakin ketat. Untuk itulah pihaknya terus berupaya berinovasi. Baik itu dari sisi produk maupun disain.
 
Untungnya, kedua hal ini kerap Aditya dan rekannya lakoni. Hasilnya, produk Bulls Syndicate tidak cuma bisa dipakai saat touring, tapi juga saat di pusat belanja atau kafe. 
 
Untuk inovasi produk, ada rencana mereka bakal meluncurkan produk sarung tangan dengan bahan kulit pada akhir tahun ini.
 
Sedangkan untuk urusan desain, Aditya dan Aryo merasa bersyukur dengan keberadaan media digital sebagai sumber inspirasi desain. Maklum, mereka bukan dari latar belakang disain. 
 
Dari sinilah mereka bisa mencari ide desain dan bisa mengikuti perkembangan fesyen ala street wear. Selain itu juga kerap datang ke berbagai acara motor di dalam dan luar negeri sebagai sumber inspirasi desain.  
 
Kedepan, keduanya menargetkan untuk bisa memperluas pasar. Caranya adalah  dengan mengikuti pameran di luar pulau Jawa seperti Makasar, Bali, dan lainnya. Selain itu, mereka juga akan membuka gerai mandiri di tengah-tengah kota Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×