Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Perubahan konsumsi masyarakat dari belanja konvensional ke belanja online yang serba digital memunculkan istilah disrupsi. Fenomena disrupsi selama tiga tahun terakhir berkembang di Indonesia.
Kondisi itulah yang mendorong Ade Anugrah, seorang pemuda asal Pandeglang, Banten memutuskan menjadi penjual online. Ia memberanikan diri menggantungkan pendapatannya dari berdagang online sejak 2015. "Pertengahan 2015, saya bergabung dengan Bukalapak. Bikin lapak online di sana," tuturnya.
Sebelum memutuskan menjadi pelapak online, Ade pernah bekerja di salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia. Ia memutuskan keluar usai melihat potensi penjualan online terus berkembang. Pemikiran tersebut dia dapatkan dari pengalaman berjualan motor lewat sosial media. "Waktu masih kerja, saya pernah iseng jual motor lewat Facebook," kata Ade.
Tak seperti pedagang online pada umumnya, lapak online milik Ade menjual aneka produk khas Pandeglang. Pria berperawakan kecil ini memang ingin produk UMKM Pandeglang naik kelas. "Di Pandeglang saya lihat banyak produk industri rumahan potensial, tapi mereka bingung bagaimana menjualnya. Jadi niat saya memang ingin membuat produk UMKM Pandeglang jadi naik kelas," ungkap Ade.
Lewat lapak online bernama Jawara Online Shop di Bukalapak, Ade menjual berbagai jenis produk UMKM Pandeglang, mulai dari aneka keripik, kopi khas Pandeglang, otak-otak khas Pandeglang, bakso ikan, beras hasil pertanian Pandeglang, dompet lipat, sajadah lipat dan karpet lipat buatan Pandeglang sampai kain batik khas suku Baduy ada di lapak Jawara Online Shop. Harga yang dibanderol pun sangat beragam mulai Rp 15.000 - Rp 350.000, tergantung jenis barangnya.
Ade pun berusaha memamajang semua jenis produk asli Pandeglang di lapaknya. "Selama bisa saya usahkan jual di lapak online saya, kenapa tidak," kata bapak satu anak ini. Dari berjualan online aneka produk khas Pandeglang tersebut, Ade bisa mengantongi omzet Rp 60 juta tiap bulan.
Beragam barang unik laku di toko online
Saat awal memulai usaha penjualan online, Ade Anugrah, pemilik Jawara Online Shop asal Pandeglang, Banten tidak langsung menjajakan produk UMKM khas Pandeglang. Masih terbatasnya pasokan barangmenjadi salah satu alasannya.
Mulanya, ia menjual beragam jaket dengan merek ternama seperti Adidas dan Nike buatan lokal. Namun di tengah jalan, pasokan jaket tersebut mulai tidak stabil dan lama kelamaan jumlah produksinya berkurang. "Saya lihat si produsen jaket ini kurang konsisten," ujar Ade.
Kondisi ini memaksa dia untuk berpikir kreatif. Ade mulai berpikir untuk mencari produk lainnya yang memang khas dan diproduksi di Pandeglang. "Kalau produk UMKM khas sini pasti produksinya melimpah, tapi biasanya bingung cara menjualnya," tutur Ade.
Kemudian, pria kelahiran 1989 ini mulai mengumpulkan beberapa produsen seperti produsen keripik singkong Manihoot, produsen aneka sajadah, karpet dan dompet lipat Orlin Indonesia dan produsen lainnya untuk berjualan di lapak online-nya. Setelah Jawara Online Shop berjalan, bukan Ade yang mencari produsen, tapi malah sejumlah produsen mendatangi Ade untuk menitipkan produknya di lapak daring miliknya.
"Produknya macam-macam dan unik. Ada yang sisir serut, obat pelangsing, kopi saset, mereka datang ke saya, nanya kira-kira produk mereka bisa laku ngga kalau dijual online. Saya selalu bilang, buat coba dulu di masukkan ke lapak saya. Dan ternyata barang-barang unik tersebut ada yang beli, saya juga heran," papar Ade.
Bagi Ade, toko online punya jangkauan yang sangat luas, maka barang apapun yang dijual punya kesempatan juga untuk dibeli. Jadi pria kelahiran Serang ini berprinsip jangan takut mencoba menjual barang apapun lewat toko online. Karena bisa saja barang yang kita anggap sepele dan tidak akan laku ternyata ada peminatnya di pasaran.
"Kunci toko online itu sebenarnya ada di respon dan pelayanan pedagang. Saya sudah membuktikan, ternyata persaingan harga itu bukan kunci utama. Karena pembeli online lebih memilih pedagang yang cepat merespon dan mau memberi garansi ke barangnya. Berapapun harganya tidak jadi masalah," ungkap Ade.
Berbagi strategi berjualan online dengan warga sekitar
Seperti bisnis lainnya, pedagang online juga harus memainkan strategi nan cantik. Apalagi, saat ini, bisnis toko online sudah banyak pemainnya.
Ade Anugrah, pemilik Jawara Online Shop asal Pandeglang, Banten mengatakan, saat pertama membuka lapak online di Bukalapak, dirinya tak langsung menerima banyak pesanan.
Dalam sebulan, dirinya hanya bisa menjual tak sampai 10 produk. Namun Ade tak patah arang, ia mencoba berbagai strategi untuk menarik perhatian pelanggan. Dia terus promosi dan memasang foto produk.
"Sampai akhirnya saya tahu, kuncinya tak hanya di promosi. Justru kunci utamanya ada di foto produk. Dari pengalaman itu, saya mulai sedikit belajar soal fotografi dan bikin studio mini khusus foto produk," jelasnya.
Bagi pria 28 tahun ini, foto produk punya daya tarik tersendiri bagi konsumen. Demi mendapatkan foto yang apik, Ade sampai mengatur waktu untuk foto, yakni saat pukul tiga sore karena cahaya matahari sedang bagus-bagusnya.
Selain itu, Ade juga memiliki jam-jam tertentu untuk promosi dan mengunggah produknya. Ia biasa mengunggah sejumlah produk pukul 12.00 dan 20.00 ke atas. "Saya unggah produk waktu jam makan siang dan setelah orang pulang kantor. Karena pada saat itulah mereka pegang gadget-nya. Jadi kita juga harus pandai menentukan jam upload dan promosi agar dilihat orang juga," ungkapnya.
Berkat keuletannya, pesanannya meningkat tajam. Kini dalam sehari dirinya bisa mengirim 5-20 produk. "Jualan online juga harus sabar, tak bisa langsung laris begitu. Ada tahapnya dan tak boleh nyerah," ujarnya.
Keberhasilan Ade juga menularkan dampak positif bagi orang di sekitarnya. Kini, masyarakat Pandeglang banyak yang memperbaiki kondisi ekonominya lewat kanal online. Ade pun tak segan membagi ilmu. Ia membuka kelas konsultasi untuk komunitas pelapak online Pandeglang. "Kalau dulu saya masih mau dititipin produk di lapak online saya. Sekarang saya masih mau juga, tapi produsen yang nitip produk di tempat saya juga harus punya lapak online sendiri. Kita sama-sama belajarlah. Biar masyarakat sekitar sini juga mandiri," pungkasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News