kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Ade gulirkan konsep ternak ayam intensif (2)


Jumat, 14 Desember 2012 / 16:26 WIB
Ade gulirkan konsep ternak ayam intensif (2)
ILUSTRASI. Nacific x Stray Kids


Sumber: Kontan 14/12/2012 | Editor: Havid Vebri

Ade Meirizal Zulkarnain pertama kali memulai usaha ternak ayam pada tahun 2003 di Sukabumi, Jawa Barat. Awalnya, banyak yang menertawakan bisnis ternak ayam kampungnya ini. Sebab, budidaya ayam kampung secara massal belum biasa dilakukan pada masa itu.

Namun, Ade tak pernah berkecil hati. Ketika sukses, ia juga tidak sombong. Bahkan, setelah usahanya berhasil, ia terdorong mengajak masyarakat sekitar mengikuti jejaknya membudidayakan ayam kampung.

Pada tahun 2004, Ade resmi mendirikan Kelompok Peternakan Rakyat Ayam Kampung Sukabumi (KEPRAKS). Di kelompok ternak ini, ia rajin membagi pengalaman dan pengetahuannya seputar ternak ayam kampung.

Ia juga menampung hasil ternak para anggota KEPRAKS, sehingga peternak tak bingung mencari pelanggan di awal masa budidaya.

Upayanya melibatkan masyarakat sekitar ini sempat sukses. Namun, tiba-tiba datang bencana wabah flu burung pada tahun 2005. "Saat itu, saya adalah peternak ayam kampung yang terkena imbas terbesar di Sukabumi," tutur Ade.

Gara-gara flu burung, Ade harus merugi karena banyak ayamnya yang mati. Menurut Ade, tidak kurang dari 2.200 ekor atau hampir 75% dari seluruh ayam peliharaannya mati tiba-tiba.

Tapi, di balik bencana selalu ada hikmah. Merebaknya wabah flu burung, memberi Ade pengetahuan baru di dalam beternak ayam. Ia pun menggagas ide konsep budidaya ayam kampung dengan pola intensif.

Konsep ini pada dasarnya memberi pengertian bahwa lingkungan peternakan yang sehat akan menghasilkan produk ternak yang sehat.

Soalnya, ayam kampung bukanlah sumber virus flu burung, namun hanya ikut terkena imbas. "Sejak itu, saya mulai memperkenalkan budidaya ayam kampung dengan pola intensif," ujar Ade.

Ade pun getol menyosialisasikan budidaya ayam kampung dengan pola intensif ini, terutama menyangkut kebersihan kandang. Upayanya ini mulai dilirik banyak pihak.

Pada 2006, misalnya, United States Agency for International Development (USAID) Indonesia tertarik ikut memberikan pelatihan bagi warga di kampungnya.

Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) juga pernah mengajaknya membuat buku berjudul "Restrukturisasi Peternakan dan Kebangkitan Peternakan Rakyat Ayam Kampung".

Pada tahun 2006, Ade juga memperoleh penghargaan dari Bupati Sukabumi sebagai Pelopor Peternakan Ayam kampung Intensif.

Pada tahun 2007, ia juga bertemu dengan mantan Menteri Kesehatan (Alm) Endang Rahayu Setianingsih untuk membuat suatu penelitian.

Hasilnya  pada tahun 2010, mereka mengagas program "Peternak Sehat, Ternak Sehat". Ade mengklaim, sekarang Sukabumi dikenal sebagai kiblat peternakan ayam dengan pola intensif. 

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×