Reporter: Asih Kirana Wardani, Marantina, Oginawa R Prayogo | Editor: S.S. Kurniawan
Banyak sudah kisah sukses tentang mereka yang menggeluti bisnis toko daring. Berjualan lewat internet tanpa banyak promosi, mendapatkan kepercayaan dari pembeli, dan meraup omzet ratusan juta rupiah setiap bulan.
Adalah wajar bila Anda ingin mengikuti kesuksesan mereka. Namun, menjalankan bisnis yang sama belum tentu menghasilkan kesuksesan serupa.
Lalu, bagaimana cara menentukan bisnis toko daring yang bisa mengantarkan Anda meraih impian sebagai pengusaha daring sukses?
Seperti halnya membuka toko fisik atau offline, ada beberapa hal yang mesti Anda pertimbangkan saat akan membuka toko daring. Yang terutama tentu saja jenis produk barang atau jasa yang akan Anda tawarkan.
Dan, sebagaimana berlaku hukum permintaan-penawaran, produk yang akan laku keras adalah produk yang tingkat permintaannya tinggi.
Indonesia Country Consultant Google Henky Prihatna mengatakan, menurut survei yang dilakukan Google tahun lalu, ada 10 produk yang paling dicari konsumen Indonesia. Produk itu antara lain mainan, kendaraan, pakaian, peralatan masak, dan produk kecantikan serta perawatan tubuh.
Sebagai awal, Anda bisa memakai hasil survei Google ini sebagai acuan atau bahan pertimbangan.
Sementara, menurut Direktur Eksekutif ICT Heru Sutadi dan Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia Daniel Tumiwa, hampir semua bisnis punya potensi besar untuk bersinar di tahun mendatang. Tapi, Daniel mengakui, tidak semua bisnis cocok untuk dipasarkan secara daring.
Misalnya, komoditas air mineral atau bensin. "Itu di mana-mana ada dan orang tidak kesulitan mencarinya," ujarnya.
Dus, kata kunci dalam berbisnis daring adalah harus memudahkan masyarakat dalam mengakses produk yang diinginkan. Problem utama masyarakat dalam mendapatkan produk adalah kesibukan, kemacetan jalan serta jarak.
Alhasil, mereka mencari produk yang mereka butuhkan via internet. Nah, toko online mesti memberikan solusi dari persoalan tersebut.
Menurut Heru, bisnis transportasi masih menarik karena masih dibutuhkan. Pemain saat ini, seperti Gojek dan GrabBike, baru melayani wilayah tertentu. Jadi, ada potensi untuk dikembangkan di daerah lain.
Selain itu, beberapa produk masih potensial ditawarkan secara daring antara lain produk pribadi seperti pakaian dalam, lingerie, obat-obatan khusus, serta games online. “Bisa dilihat dari aplikasi Duel Otak yang mencuri perhatian pengguna di dalam negeri,” sebut Heru.
Dari sisi e-commerce, Heru mengatakan, sektor consumer goods, busana, akomodasi, dan furnitur masih tetap berkembang tahun depan. Namun, persaingan di sektor itu sangat ramai sehingga pemain baru membutuhkan strategi khusus, misalnya, menjual produk yang tidak dijual di lapak lain atau produk yang khas lokal.
Produk berkaitan dengan hobi juga masih menarik. Ambil contoh, bisnis ikan koi.
Daniel menambahkan, ke depan, barang dan jasa yang ditawarkan secara daring akan kian tersegmentasi. Contohnya, jasa guru les atau tukang jahit jins yang menggunakan platform mobile.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News