kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Amril sukses menjadi juragan rendang kemasan (1)


Senin, 21 Mei 2012 / 14:22 WIB
Amril sukses menjadi juragan rendang kemasan (1)
ILUSTRASI. Anak-anak di Kota Erbil, Irak, melambaikan tangan pada pasukan militer AS yang baru kembali dari wilayah utara Suriah, 21 Oktober 2019.


Reporter: Revi Yohana | Editor: Tri Adi

Berawal dari keinginan memiliki sebuah usaha sendiri, Amril kini sukses menjadi pengusaha rumah makan padang di Bandung, Jawa Barat. Selain rumah makan, ia juga menggeluti usaha pembuatan rendang yang dipasarkannya secara retail ke berbagai daerah di Indonesia.

Di bawah bendera usaha CV Randang Padang Restu Mande, ia memproduksi 30 kilogram (kg) hingga 50 kg rendang sehari. Saat sedang mendapat pesanan dalam skala besar, ia bisa memproduksi hingga 100 kg rendang dalam satu hari.

Dari usaha pembuatan rendang ini saja, omzetnya bisa mencapai Rp 150 juta per bulan. Ditambah dengan pendapatan dari mengelola rumah makan, maka total omzet yang didapatnya sekitar Rp 300 juta.

Usaha ini mulai dirintisnya sejak 2004. Awalnya, ia hanya mengelola bisnis rumah makan. Bekal yang dimilikinya adalah sedikit kemampuan meracik masakan Padang hasil didikan kedua orang tuanya saat masih tinggal di Sumatera Barat hingga lulus SMA di tahun 1989.

Untuk modal usaha, ia mengajukan pinjaman ke bank. "Saya dapat pinjaman Rp 90 juta, dan saya pakai buat membeli perlengkapan masak dan menyewa tempat selama lima tahun," ujarnya.

Perjalanan usahanya kerap mengalami pasang surut. Di awal-awal merintis usaha, rumah makannya tidak langsung ramai. "Sering sepi," ujar Amril.

Baru di 2007, mulai banyak konsumen yang meramaikan rumah makannya. Saat itu, kata Amril, banyak konsumen tertarik dengan menu rendang hasil racikannya. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang meminta rendang buatannya dibungkus dalam jumlah besar untuk dijadikan oleh-oleh.

"Dari situ kami mulai menjual rendang menggunakan stoples yang bisa memuat hingga 10 potong rendang dan dijual Rp 75.000 per stoples," jelas Amril.

Menyadari kalau rendangnya banyak diminati, ia pun makin terpacu untuk mengembangkan usaha pembuatan rendang ini. Pada Januari 2011, ia kepikiran untuk memasarkan produk rendang dalam kemasan.

Dibantu istrinya, Amril kemudian melakukan percobaan membuat kemasan. Setelah melalui masa percobaan, ia membawa rendangnya untuk diuji dalam laboratorium pangan untuk analisis umur simpan.

Dari situ, diketahui masa simpan rendang kemasannya bisa mencapai 459 hari. Meski tahan lama, "Rendang itu tanpa bahan pengawet dan MSG (monosodium glutamat)," jelas Amril.

Setelah itu, ia mulai memasarkan produk rendang kemasannya. Untuk mendongkrak penjualan ia juga memasarkan secara online. Penjualannya dilakukan dengan sistem keagenan.

Harga di tingkat agen dibanderol Rp 49.000-Rp 51.000 per boks. Adapun di tingkat konsumen Rp 65.000-Rp 93.000 per boks. Satu boks berisi 300 gram rendang atau lima kerat daging.

Saat ini, ia telah memiliki 60 agen di Aceh, Pekanbaru, Balikpapan, Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jabodetabek. Di luar negeri, rendangnya juga sudah dijual secara retail ke kawasan Amerika, Eropa, Hong Kong, dan Australia.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×