kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Amvesindo: Kebutuhan tekfin P2P lending pendidikan makin besar


Selasa, 03 April 2018 / 20:53 WIB
Amvesindo: Kebutuhan tekfin P2P lending pendidikan makin besar
ILUSTRASI. Ilustrasi pendidikan tinggi - mahasiswa


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perusahaan penyedia jasa pinjam meminjam (P2P landing) yang menyasar pasar pendidikan semakin menjamur. Donald Wihardja, Wakil Ketua II Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) bilang terdapat kebutuhan akan model bisnis tersebut di Indonesia.

Bila pemerintah punya kredit untuk UMKM, sebaiknya juga ada kredit di bidang pendidikan. Ini lah yang dilirik start up bidang tekfin.

"Kalau tidak salah ada Rp 1.500 triliun kredit yang ada di bank tapi tidak bisa disalurkan karena tidak tahu bagaimana cara menyalurkannya. Pemerintah harus punya cara lebih pintar seperti memberikan jaminan bagi para pemain (tekfin P2P Landing) untuk salurkan pinjaman,” pungkas Donald, Selasa (3/4) di Jakarta.

Donald menegaskan bila tidak memberikan jaminan setidaknya tidak menghalangi. Donald berharap dengan permintaan dari Presiden Jokowi agar institusi keuangan mengembangkan produk keuangan untuk solusi di bidang pendidikan, dapat meningkatkan tingkat kesadaran para pemain di industri keuangan, seperti bankir, lander, dan OJK.

Apalagi ia menyebut potensi bisnis P2P di Indonesia sangat besar. Melihat hal itu, ia memproyeksi ada unicorn lokal selanjutnya yang berasal dari bidang tekfin tersebut. "Seharusnya ada di payment, tapi sudah dibeli perusahaan besar," tandasnya.

Donald menekankan alasan penting kehadiran unicorn lokal di Indonesia menjadi pembuktian bahwa Indonesia sebagai destinasi investor. Selanjutnya akan dorong investasi di berbagai bidang.

Permasahalan P2P landing di bidang pendidikan adalah tidak bisa memberikan pinjaman dalam jumlah yang besar dengan bunga yang besar.

"Yang paling tidak bisa dianggap rentenir adalah P2P landing di bidang pendidikan karena bunganya paling besar 19%. Diatas itu tidak akan sanggup dibayar oleh peminjamnya. Bahkan masih ada bank yang meminjamkan di atas 19% untuk pendidikan," jelas Donald.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×