kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.247   -69,00   -0,42%
  • IDX 6.839   6,46   0,09%
  • KOMPAS100 988   -0,14   -0,01%
  • LQ45 759   -1,02   -0,13%
  • ISSI 223   0,31   0,14%
  • IDX30 391   -0,95   -0,24%
  • IDXHIDIV20 456   -0,40   -0,09%
  • IDX80 111   -0,02   -0,02%
  • IDXV30 112   -0,15   -0,13%
  • IDXQ30 127   -0,17   -0,14%

Anas sukses produksi tas batok khas Blitar (1)


Senin, 10 September 2012 / 11:51 WIB
Anas sukses produksi tas batok khas Blitar (1)
ILUSTRASI. Mahfud MD beberkan dilema yang dihadapi pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19


Sumber: Kontan/7/9/2012 | Editor: Havid Vebri

Kerajinan batok kelapa atau kerajinan tempurung kelapa telah menjadi salah satu ciri khas Kota Blitar, Jawa Timur. Bentuk kerajinan tangan ini bermacam-macam.

Dari sekian banyak produk kerajinan, yang cukup menonjol adalah kerajinan tas batok kelapa. Kerajinan ini salah satunya ditekuni oleh Anas Faesol yang mengusung brand Tas Bathok Koi.

Pria kelahiran Blitar, 30 September 1974 ini telah menekuni usaha pembuatan tas batok kelapa sejak awal tahun 2009. Selain tas batok, ia juga memiliki bisnis penjualan aneka suvenir aromatherapy dengan brand Harum Aromatic di Bali.

Dari usahanya ini, Anas bisa meraup rata-rata omzet antara Rp 120 juta hingga Rp 150 juta per bulan, dengan laba sekitar 10%. Anas tertarik membuat tas wanita dari batok karena bentuknya lebih natural. Apalagi, Blitar amat kaya tanaman kelapa.

Menurut Anas, motif tas yang terbuat dari batok kelapa lebih original dan bisa menjadi aksesoris. Maklum, hampir semua kerajinan dari bahan limbah ini memang dibiarkan memiliki warna seperti aslinya.

Kendati menjanjikan dan banyak peminatnya, sukses yang diraih Anas tidak didapat dalam waktu singkat. Ia mengaku, telah menghabiskan waktu setahun penuh untuk melakukan percobaan guna mencari bentuk tas yang benar-benar pas.

Proses pembuatannya juga memerlukan waktu dan kesabaran. Sebab, batok kelapa yang digunakan harus dipotong-potong dengan ukuran 3 x 4 centimeter (cm), dan 4,7 x 4,7 cm.

Batok kelapa yang sudah dipotong kemudian diamplas sampai halus dan disortir dengan aneka modifikasi sampai mengkilap. Setelah itu dilakukan penjemuran.

Lalu potongan-potongan batok tadi ditempel dan dijahit dengan benang nilon ke kardus secara manual. Kerja kerasnya ini mulai membuahkan hasil di tahun kedua. Produk tas yang dibanderol mulai Rp 20.000 - Rp 190.000 per pieces ini mulai dilirik banyak orang.

Ia mengaku, banyak konsumen menjadikan tas batok sebagai suvenir khas Blitar. Dalam sebulan, ia memproduksi 3.300 pieces tas dengan aneka ukuran. "Paling banyak saya memproduksi 4.000 pieces,"jelasnya

Fulus ratusan juta rupiah per bulan pun mengalir ke kantongnya. Untuk membuat tas dari batok ini, Anas dibantu 50 karyawan. Ia juga memiliki empat showroom di Blitar yang berfungsi sebagai tempat pemasaran.

Selain lewat showroom, ia juga menjual tasnya kepada para pedagang di Yogyakarta. Oleh pedagang, tasnya dipasarkan ke sejumlah wilayah di Indonesia. Bahkan, sampai ke mancanegara, seperti Singapura, Malaysia dan Italia.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×