kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Andalan berburu ikan hias di kota Medan (1)


Selasa, 10 September 2013 / 16:57 WIB
ILUSTRASI. Harga Saham Bank BBNI Melesat Lewati BBCA BMRI, Apa Masih Prospektif untuk Investasi?


Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini

Penggemar ikan hias di Kota Medan pasti sudah akrab dengan Jalan Talaud. Kawasan ini memang menjadi tujuan utama orang-orang berburu ikan hias. Di sana, berjejer 30 kios yang menjual aneka jenis ikan hias air tawar.

Tak sulit menjangkau lokasi ini. Anda bisa berpatokan pada gedung Sekolah Methodist 2 Medan yang terletak di Jalan Raya M.H. Thamrin. Nah, sentra ikan hias tepat berada diĀ  belakang sekolah tersebut. Jadi, dengan berjalan kaki hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk mencapai Jalan Talaud, tempat puluhan pedagang mendirikan kios dari kayu.

Salah seorang pedagang, Sri Hartati bercerita, dulu, para pedagang ikan hias masih menempati Jalan Sindoro, yang letaknya tidak jauh dari Jalan Talaud. Oleh karena pedagang ikan hias bertambah banyak, lokasi di sana pun tidak mampu menampung para pedagang.

Akhirnya, pemerintah kota setempat pun merelokasi mereka ke Jalan Talaud. "Semenjak 1990-an, Jalan Talaud pun diresmikan Pemkot menjadi sentra pedagang ikan hias," tutur perempuan kelahiran 37 tahun silam ini.

Sentra ini beroperasi setiap hari, mulai pukul 8 pagi. Jumlah pengunjung mencapai puncak pada siang hari, terutama ketika jam pulang sekolah tiba. Keramaian biasanya akan berlangsung hingga mendekati jam tutup kios-kios, yaitu pukul 18.00.

Kata Sri, awalnya, para pedagang hanya menjual ikan cupang atau biasa disebut wara setempat sebagai ikan laga. Namun, seiring peningkatan permintaan, para pedagang pun terus menambah varian ikan hias yang mereka jual.

Kini, di kiosnya, Sri menawarkan mulai dari ikan koi, koki, cupang, tiger barb, hingga arwana. Harganya bervariasi, mulai Rp 5.000 hingga ratusan ribu per ekor. Bahkan, harga jual ikan arowana bisa mencapai Rp 500.000 hingga Rp 2 juta per ekor. "Namun, untuk arowana, tidak setiap hari ada stoknya," bebernya.

Tak jauh berbeda, Yuni pun menjual beberapa jenis ikan yang hampir sama dengan Sri. Dalam akuarium di kiosnya, perempuan 24 tahun ini memajang berbagai ikan hias air tawar, seperti ikan lemon, koi, dan tiger barb. Ikan hias itu dibanderol mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 100.000 per ekor.

Yuni bilang, jika sedang ada pasokan, kadang ia juga menjual ikan arowana. Setidaknya, ia biasa melego tiga ekor arowana tiap bulan. "Saya jual seekor arowana berkisarĀ  Rp 150.000 hingga Rp 1 juta, tergantung jenisnya," ujarnya.

Sementara, Freddy Simarmata (29) mematok harga jual ikan hias mulai Rp 5.000 hingga Rp 120.000 per ekor. Jenis ikan yang dijual di kiosnya pun hampir sama dengan para pedagang lainnya.

Freddy mengaku, dalam sehari, bisa menjual sekitar 20 ekor - 30 ekor ikan. Omzetnya mencapai Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta sehari. "Keuntungan bersih saya mencapai 50%," ungkapnya.

Sementara, Sri bilang, ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 800.000 per hari. Artinya, dalam sebulan, setidaknya ia bisa meraup omzet Rp 24 juta. Adapun, Yuni mampu meraup omzet Rp 15 juta tiap bulan. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×