kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anggur Laut: Komoditas yang menggiurkan (1)


Rabu, 22 Agustus 2012 / 18:22 WIB


Reporter: Noverius Laoli, Revi Yohana | Editor: Havid Vebri

Anggur laut atau Coccoloba uvifera merupakan salah satu jenis rumput laut yang memiliki kandungan vitamin cukup tinggi. Tanaman laut yang kerap disebut sea grape ini kaya akan vitamin A, vitamin C, zat besi, yodium juga kalsium.

Selain kaya vitamin, anggur laut juga dikenal sebagai tanaman anti bakteri atau anti jamur. Makanya, tanaman ini juga mengandung khasiat obat untuk penyembuhan diare, batuk, hipertensi, hingga tekanan darah tinggi

Lantaran banyak khasiatnya, permintaan anggur laut cukup tinggi di pasaran. Di pasar ekspor, permintaan tertinggi berasal dari Jepang. Karena memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi, belakangan banyak orang tertarik membudidayakan tanaman laut ini.

Salah satunya adalah Richard asal Toli Toli, Sulawesi Tengah. Di bawah bendera Uprock Sea foods, Richard sanggup menjual anggur laut sebanyak 500 kilogram (kg) per hari. "Hampir seluruh penjualan anggur laut bermuara ke Jepang. Orang Jepang mempercayai aneka manfaat anggur laut," ujar Richard.

Richard sendiri masih kesulitan menembus pasar Jepang secara langsung. Selama ini, ekspor ke Jepang dilakukan melalui pembeli di Malaysia dan Hong Kong. "Mereka yang jual ke Jepang," ujarnya.

Menurut Richard, harga anggur laut di Jepang cukup mahal, yakni mencapai US$ 30-US$ 50 per 250 gram atau US$ 100 per 1 kg. Atau sekitar Rp 200.000 hingga Rp 250.000 per kg.

Sementara harga anggur laut di tingkat petani di Indonesia hanya US$ 20 per kg. Dengan harga jual itu, Richard mengaku omzet yang didapatnya dari usaha ini sekitar Rp 100 juta per bulan.

Sebagian besar omzet itu dapat dari penjualan ke luar negeri. Menurut Richard, pangsa pasar anggur laut di Indonesia masih kecil.
Permintaan tertinggi baru berasal dari restoran. "Itu pun mereka meminta pembayarannya berjangka dalam dua minggu, makanya saya sering tidak mau," ujar Richard.

Pembudidaya lainnya adalah Timotius asal Palu Sulawesi Tengah. Selama ini, ia sering memasarkan produk anggur lautnya ke Singapura. Sementara di dalam negeri ia rutin memasok ke wilayah Bali. Menurut Timotius, pengiriman anggur laut dalam kondisi segar lumayan berisiko. Pasalnya, tanaman ini hanya hidup di laut.

Setelah terkena angin menjadi mudah layu, sehingga ketika sampai ke tempat tujuan sudah tidak segar lagi. Karena kendala itu juga ia sempat kehilangan pasar.

Namun, sejauh ini, ia tetap melayani beberapa pesanan dari para pelanggannya, baik dari dalam maupun luar negeri. Budidaya tanaman ini dilakukannya di keramba yang ditaruhnya di laut di daerah Palu.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×