kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anneth kembali angkat tren tegel bermotif


Sabtu, 07 Juli 2018 / 13:05 WIB
Anneth kembali angkat tren tegel bermotif


Reporter: J. Ani Kristanti | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Banyak pengusaha yang menemui sukses berkat menjalani apa yang menjadi hobi dan passion-nya. Begitu pula dengan Putu Aneth yang sukses sebagai desainer interior sekaligus produsen tegel klasik, Tegel Soeryo.

Anneth mungkin tak pernah menyangka, hobinya mendekorasi ulang sebuah ruangan membuka jalannya menjadi pengusaha. Sejak mahasiswa, lulusan Komunikasi Massa Universitas Indonesia ini memang gemar menata pernak-pernik kamarnya dan kamar milik teman-temannya. "Saya suka bermain warna, gonta-ganti cat kamar," kenang dia.

Kegemaran itu pun terus berlanjut hingga Anneth  bekerja di sebuah perusahaan asuransi. Bahkan, tanpa latar belakang desain, Anneth sering mendapat kepercayaan teman-temannya untuk menata interiornya rumah mereka. "Banyak yang suka dengan hasil kreasi home decor saya," ujarnya.

Proyek demi proyek interior pun dia kerjakan. Hingga akhirnya, dia memutuskan untuk berhenti bekerja di perusahaan asuransi untuk mengikuti passion-nya. Padahal, saat itu, Anneth sudah 10 tahun berkarir dan meraih predikat karyawan terbaik.

Untuk membekali diri dan menambah skill desainnya, Anneth pun mengikuti berbagai kursus. Mulai dari kursus kerajinan kayu, hingga kursus desain interior di Sydney, Australia. "Saya harus punya bekal ilmu juga, meski desain sudah menjadi jiwa saya," tutur Annet.

Pada 2013, dia pun mendirikan Putu Decor. Bersama tim, Anneth menerima jasa interior khusus rumah tinggal. Penggunaan ubin motif dan batu-batu alam dari Bali, menjadi ciri khas desain Anneth.

Tingginya permintaan desain menggunakan ubin motif mendorong Anneth untuk membuka gerai Tegel Soeryo. "Supaya ciri khas tetap terjaga, saya memang membatasi hanya menerima empat proyek dalam sebulan," kata perempuan kelahiran Jakarta, September 1978 ini.

 Oleh karena itu, dia membuka Toko Tegel Soeryo di Cibubur, Jawa Barat, supaya konsumen yang tak terlayani jasanya tetap bisa membeli ubin motif secara ritel. Permintaan terus berdatangan, kini, Anneth sudah membuka empat toko lainnya Semarang, Solo dan Denpasar.          

Bangun pabrik tegel motif untuk penuhi pasar ritel

Pemakaian tegel motif dan batu alam menjadi ciri khas desain Putu Dekor. Setelah melihat tingginya permintaan tegel motif ini, Anneth pun lantas menjualnya secara ritel.

Sama seperti Putu Dekor, dia menggunakan media sosial, seperti Facebook dan Instagram sebagai lapak jualannya. Garasi pun disulapnya menjadi tempat menyimpan tegel pesanan.

Salah satu kekuatan Tegel Soeryo adalah konsumen bisa membeli dalam satuan. Pasalnya, banyak penjual tegel yang hanya melayani pembelian partai besar.

Selain itu, Anneth juga memberi edukasi soal pemakaian tegel. "Saya memberi konsultasi motif dan warna yang cocok untuk ruang-ruang mereka. Itu membuat mereka senang," terang Anneth.

Bahkan, Anneth punya rangkaian motif tegel yang khas, yakni motif acak (patchwork). Motif acak ini menjadi salah satu keunikannya dan kekuatan desainnya.  Ia menjual per keping tegel Rp 15.000-Rp 30.000, tergantung ukuran dan motif.

Meski hanya lewat media sosial, penjualan Tegel Soeryo laris manis. Anneth berhasil mengangkat kembali tren tegel, setelah lama tergantikan oleh ubin keramik. "Saya bersyukur dianggap pelopor tegel motif yang sudah sepi. Perajin juga kembali berpenghasilan," cetus Anneth.

Tingginya permintaan ternyata tak bisa diimbangi oleh pasokan. Meski masih mengambil tegel dari pemasok, Anneth juga berpikir untuk punya tempat produksi sendiri. "Dengan pabrik sendiri, saya ingin memastikan stok di toko selalu ada," ujar perempuan 39 tahun ini.

Lantas, dengan satu dua mesin tegel, Anneth  membangun produksi tegel motifnya di Solo. Meski pasar ada di ibukota, ia tetap memilih Solo sebagai lokasi pabrik karena bahan baku dan perajin tersedia di sana.

Selama ini, Jakarta memang menjadi pasar terbesar Tegel Soeryo. Setelah punya produksi sendiri, Anneth mulai berpikir membuka toko fisik. Apalagi, lalu-lintas bongkar muat di garasi rumahnya juga kian ramai. 

Pada 2015, dia membuka toko Tegel Soeryo pertamanya di Cibubur, Jawa Barat. Lantaran menjual secara online, dia juga mendulang penjualan dari kota-kota lainnya. Anneth membuka tiga toko lainnya, yakni di Semarang, Solo dan Denpasar. Kini, dalam sebulan, Tegel Soeryo memproduksi 300 meter persegei tegel motif.  

Rumah Soeryo untuk membantu banyak perajin lainnya

Sejatinya, dunia bisnis bukan hal baru bagi Putu Anneth ketika memutuskan untuk menjadi pengusaha pada 2013 lalu. Sebelumnya, dia pernah membuka toko fesyen dan rumah makan Bali.

Namun, Anneth merasa bisnis yang dijalani dari hobi merupakan bisnis yang tepat baginya. "Apalagi, bisnis dari hobi biasanya lebih bertahan lama daripada yang ikut-ikutan," cetusnya.

Dari jasa interior desain dan tegel motif, Anneth terus mengembangkan bisnisnya. "Saya selalu ingin belajar hal baru," ujar Ibu dua anak ini.  Namun, ia tetap mengambil jalur tak jauh yang dilakoninya kini, yakni home decor.

Pada bulan Juni lalu, dia meresmikan Rumah Soeryo. Tepat bersebelahan dengan toko tegelnya, Rumah Soeryo lebih banyak menawarkan produk-produk dekorasi serta furnitur untuk hunian. Ia bilang, memanfaatkan tren mendekorasi ruangan yang sekarang banyak digandrungi ibu-ibu muda. Rumah Soeryo ini juga menjadi tempatnya bertemu dengan pengunjung toko tegel yang ingin konsultasi.

Selain itu, Anneth juga ingin membantu para perajin lainnya. Dengan produksi tegel motif, Anneth memang berhasil membangkitkan kembali gairah tegel motif untuk hunian. Imbasnya, para perajin tegel motif bisa kembali aktif bekerja.

Nah, di Rumah Soeryo dia merangkul para perajin rotan maupun perajin barang fabrik. Di sini, dia menjual karpet dari rotan, tempat duduk, sarung bantal dan kursi, pajangan-pajangan wall decor hingga macrame. kembali bisa bekerja. Motif desain dan warna yang ia terapkan pada produknya pun tak jauh dari warna tegel-tegel motif. "Saat ini gaya skandinavian sedang naik daun," ujar Anneth.

Meski sudah punya sejumlah gerai untuk memajang produknya, sampai saat ini, Anneth tetap mengandalkan media online sebagai lapak penjualannya. "Masih banyak yang memesan lewat website, Instagram atau Facebook," kata dia.

Media sosial memang sangat berperan pada perjalanan bisnis Anneth. Ia pun rela belajar pada orang yang lebih muda supaya bisa lebih lincah berselancar di bisnis online. "Justru belajar dari yang muda, saya bisa eksis. Kebetulan adik saya Youtuber, jadi saya banyak belajar trik-trik jualan dari dia," kata Anneth. Dia pun, media sosial memegang kunci penting bagi bisnis pada zaman sekarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×