kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Apa kabar kios buah Jalan Barito? (3)


Sabtu, 10 November 2018 / 06:35 WIB
Apa kabar kios buah Jalan Barito? (3)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Luruhnya nilai tukar rupiah terhadap dollar beberapa waktu lalu, berimbas pada harga buah impor. Apel merah dan apel fuji pun mengalami kenaikan.  

Yanti, anak Pemilik Toko Buah Marmi mengatakan, kenaikan itu sudah hampir sebulan. Jika sebelumnya, harga apel fuji Rp 350.000 per dus, kini menjadi Rp 500.000 per dus. Yanti pun terpaksa menaikkan harga jual parsel 10%-20% dari biasanya.

Selain kenaikan harga ini, Yanti juga bercerita soal kunjungan ke kiosnya yang menurun sejak tahun lalu. Ia bilang, ketiadaan tempat parkir sejak ada pelebaran trotoar jadi penyebabnya.  "Konsumen jadi malas kesini karena susah parkir," jelasnya.

Lantas, Yanti pun memanfaatkan marketplace untuk mempertahankan roda bisnisnya terus berjalan. Meski permintaan dari penjualan online belum banyak, pemasukannya bisa untuk menambal biaya hidup sehari-hari.  

Untuk persiapan Natal dan Tahun Baru, Yanti pun mulai mengumpulkan aneka kue kering dan berbagai koleksi perabot pecah belah. Rencananya, barang-barang tersebut bakal dipajang dalam kios mulai awal bulan Desember. Dia bilang, biasanya puncak belanja parcel Natal sekitar dua atau tiga sebelum 25 Desember.

Namun, Yanti tidak mematok target penjualan tinggi karena permintaan parcel Natal tidak setinggi parcel Idul Fitri. Rata-rata permintaan parcel hanya puluhan unit.

Surayem, pemilik toko buah Makmur Semarang merasakan hal yang sama. Semenjak kurs mata uang negeri Paman Sam meroket harga buah impor ikut-ikutan naik. Apel merah yang biasanya dibeli dari suplayer dengan harga Rp 400.000 per dus naik menjadi Rp 600.000 per dus. Efeknya, dia harus menaikkan harga jual buah segar curah dan parcel buahnya lebih dari 10%.

Perempuan dengan rambut bercat ini mengaku cukup kesulitan menjual parcel buah-buahan segar miliknya. Bukan hanya karena kenaikan harga, tapi tak adanya tempat parkir di kiosnya.  

Dia bercerita semenjak trotoar dilebarkan, konsumennya enggan belanja ke kiosnya dengan alasan susah mencari tempat parkir. Belum lagi, saat jam-jam tertentu jalanan di kawasan Barito I macet sehingga pembeli enggan berhenti dan turun dari kendaraannya.

"Saya jadi susah, penjualan turun drastis. Saya sudah melapor ke Dinas Pekerjaan Umum dan Walikota tapi belum mendapatkan tanggapan," jelasnya sambil menangis.

Mendekati bulan Desember masa-masa menjelang Natal, Surayem belum mempersiapkan barang-barang parsel. Dia akan mulai belanja aneka kue kering, minuman pada pertengahan bulan November. Dan, bakal memajang parcel Natalnya dua minggu sebelum perayaan Natal tiba.

Dia mengaku selama bulan Desember permintaan parsel Natal hanya mencapai belasan sampai puluhan. Itupun, pembelinya adalah para pelanggan setia.           

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×