Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Tri Adi
Armen Noor menyasar pasar yang belum banyak digarap pengusaha pangkas rambut yakni kalangan menegah ke atas dengan mendirikan Paxi Barbershop. Gerai pertama berdiri di Plaza Senayan. Sejak itu bisnisnya berkembang.
Akhir tahun 1990-an belum banyak orang tahu tentang barbershop yang berkonsep modern dan mewah. Sebab, masyarakat kala itu masih banyak yang mencukur rambut di tempat pangkas rambut sederhana di pinggir jalan atau di salon.
Itu sebabnya Armen Noor harus berusaha ekstra keras memperkenalkan usahanya yang awalnya dia namakan Pax Grand Wijaya kepada masyarakat. Dengan modal Rp 175 juta, dia kembali membuka Pax di kawasan Grand Wijaya, Jakarta Selatan.
Usaha ini dia dirikan dengan nama yang sama dengan barbershop langganannya yang tutup lantaran kena gusur. Dia mengajak mantan karyawan Pax untuk membuat bisnis barbershop baru. "Para karyawan yang kena PHK ini bertemu saya dan mereka tidak punya lagi tempat untuk bekerja. Akhirnnya saya mencari lokasi di kawasan Grand Wijaya dan membuka bisnis barbershop baru dengan nama yang sama dengan salon yang telah tutup tersebut," ucap Armen pada KONTAN.
Modal yang dia kumpulkan untuk membayar uang sewa ruko serta menyewa peralatan potong rambut sederhana serta menggaji lima karyawan. Seiring berjalannya waktu, ternyata persaingan bisnis barbershop di ruko cukup ketat. Dia memutar otak untuk bisa menggarap pasar yang masih belum banyak terjamah.
Akhirnya, Armen nekat membuka gerai barbershop di mal Plaza Senayan, Jakarta. Dia mengusung konsep barbershop yang menyasar kalangan menengah atas dengan desain gerai yang mewah dan modern. "Karena waktu itu, pangkas rambut untuk pasar tersebut belum banyak," kata dia.
Selain itu, dia mengganti nama Pax menjadi Paxi Barbershop seiring pembukaan gerai pertamanya di mal. Dia mematenkan merek Paxi Barbershop di tahun 2001.
Respons masyarakat pun baik, seiring berjalannya waktu. Armen mengembangkan gerai ke beberapa mal lainnya, seperti Cilandak Town Square, Plaza Indonesia, dan Pondok Indah Mall.
Agar usahanya makin berkembang, Armen memutuskan untuk menawarkan kemitraan usaha Paxi Barbershop di tahun 2011. Paket investasi yang dia tawarkan sebesar Rp 600 juta. Dengan biaya itu, mitra mendapat perlengkapan pangkas rambut, bahan baku awal, promosi, dan tukang pangkas yang sudah dilatih.
Saat ini, sudah ada setidaknya 21 gerai Paxi yang tersebar di beberapa kota besar, seperti Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar. Mayoritas gerai milik mitra usaha. Gerai milik sendiri hanya ada tiga.
Dia mengajak anaknya Arsyanda Marsha untuk ikut mengelola bisnis ini sejak dua tahun silam. Keterlibatan Arsyanda membuat Paxi Barbershop menjadi lebih dikenal masyarakat luas. Arsyanda aktif menjalankan kegiatan promosi melalui web dan media sosial seperti Instagram, Facebook, atau Twitter. Promosi seperti ini berguna untuk memasarkan kemitraan usaha dan menggaet mitra usaha di luar daerah.
Paxi yang membidik konsumen menengah atas memiliki pelanggan seperti pekerja kantoran, pengusaha, dan pejabat. Mantan presiden SBY juga pernah jadi langganan di sana.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News