kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asyiknya berbelanja oleh-oleh Bandung (1)


Senin, 27 Juli 2015 / 13:19 WIB
Asyiknya berbelanja oleh-oleh Bandung (1)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Tri Adi

Berdiri sejak 1998, sentra oleh-oleh di Jalan Raya Leuwi Panjang, Kecamatan Bojongloa Kidul, Bandung, sudah lumayan kesohor. Diramaikan lebih dari 20 kios, kawasan ini selalu ramai diserbu pengunjung, terutama saat musim liburan sekolah. Salah satu produk andalan sentra oleh-oleh ini adalah keripik tempe.

Sebagai daerah tujuan wisata domestik, Kota Bandung memiliki banyak makanan khas yang bisa dijadikan sebagai oleh-oleh. Salah satu sentra oleh-oleh cukup terkenal di Bandung ada Jalan Raya Leuwi Panjang, Kecamatan Bojongloa Kidul, Bandung.

Kawasan ini diramaikan lebih dari 20 toko yang beroperasi penuh 24 jam. Tiap-tiap kios menyediakan aneka makanan khas Jawa Barat, seperti keripik tempe, moci, dodol, sale pisang, dan masih banyak lagi.

Sentra toko oleh-oleh ini sudah berdiri sejak tahun 1998. Mayoritas pedagang merupakan warga pindahan dari Jalan Kebon Kelapa, Bandung. Mereka pindah karena rumahnya terkena gusur dan dibangun pusat perbelanjaan.

Di lokasi baru ini, satu per satu dari mereka membuka kios oleh-oleh. Kawasan ini cukup strategis dan nyaman buat belanja. Tak jauh dari lokasi juga tersedia lahan parkir yang cukup luas.

Kawasan ini mudah diakses karena tak jauh dari terminal bus Leuwi Panjang. Camilan khas yang menjadi andalan kawasan ini adalah keripik tempe. Semua kios menyediakan keripik tempe dalam kondisi hangat karena digoreng langsung di tempat.

Menurut data Dinas Koperasi dan UKM Bandung, sentra ini memiliki 21 produsen gorengan tempe dengan kapasitas produksi mencapai 1,544 juta kilogram (kg) per tahun.

Yudi, salah seorang pedagang bilang, kawasan ini sudah diresmikan sebagai sentra oleh-oleh sejak tahun 1998. "Sejak itulah, sentra ini menjadi ramai dikunjungi pembeli," kata pemilik toko Sari Gurih ini.

Sama seperti pedagang lainnya, Yudi juga menjual keripik tempe dalam kondisi hangat. Ia memproduksi keripik tempe dalam lima rasa, yaitu asin, pedas, manis, bawang, dan keju. Harganya bervariasi mulai Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per kg. "Tapi keripik tempe keju jarang diproduksi dan jarang laku, buat stok saja kalau ada yang cari," ucapnya.

Menurut Yudi, penjualan aneka camilan khas Bandung ini selalu ramai pada musim liburan, terutama libur sekolah. Saat itu, banyak wisatawan mampir ke daerah ini buat berburu oleh-oleh.

Sementara pada hari biasa relatif sepi pengunjung. Kebanyakan pembeli merupakan warga luar Bandung. Dari sekian banyak camilan yang dijual, hanya keripik tempe yang diproduksi sendiri di kiosnya.

Setiap hari, Yudi mampu memproduksi 30 kg keripik tempe. Omzet dari penjualan keripik tempe saja berkisar Rp 2 juta-Rp 3 juta sehari.

Pedagang lainnya, Doni juga menyediakan keripik tempe. "Seluruh kios di sini jualan keripik tempe," katanya. Dalam sehari ia bisa memproduksi 50 kg keripik tempe. Saat musim liburan tempe, ia pun menggenjot produksinya hingga kali lipat dari hari biasa.

Doni memproduksi keripik tempe dengan tiga varian rasa. Yakni pedas, manis, dan asin dengan harga jual mulai Rp 35.000-Rp 45.000 per kg.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×