CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.889   -101,00   -0,64%
  • IDX 7.266   -42,27   -0,58%
  • KOMPAS100 1.111   -6,02   -0,54%
  • LQ45 882   -4,95   -0,56%
  • ISSI 220   -1,01   -0,46%
  • IDX30 451   -2,59   -0,57%
  • IDXHIDIV20 543   -3,60   -0,66%
  • IDX80 127   -0,76   -0,59%
  • IDXV30 136   -1,09   -0,79%
  • IDXQ30 150   -0,97   -0,64%

Asyiknya berburu telur asin di Brebes (1)


Kamis, 07 Agustus 2014 / 15:02 WIB
Asyiknya berburu telur asin di Brebes (1)
ILUSTRASI. blu gandeng Rekosistem dan MRT Jakarta resmikan waste station pembuangan sampah


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

Kabupaten Brebes merupakan daerah yang terletak di wilayah pantai utara yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Di daerah pesisir, perekonomian masyarakat di sini umumnya selain sebagai nelayan dan petani tambak, mereka juga berprofesi sebagai peternak bebek. Sehingga tidak heran, Brebes menjadi salah satu tempat penghasil telur asin.

Salah satu tempat yang menjadi lokasi sentra produksi telur asin itu berlokasi di Desa Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Ada sekitar 30 pengusaha telur asin menjajakan produknya di situ. Rata-rata para pengusaha di sana masih ada ikatan keluarga atau sebagai penerus usaha keluarga. Mereka biasanya mulai bekerja mulai dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 17.30 sore.

Untuk sampai ke sentra ini, Anda membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari Stasiun Brebes. Anda akan menemukan gapura selamat datang di Desa Limbangan Wetan sebagai patokan untuk mencapai lokasi sentra ini. Tidak jauh dari gapura tersebut sudah banyak terdapat toko dan tempat pembuatan telur asin yang bisa ditemukan.

Slamet, salah satu pengusaha telur asin di sentra ini menjelaskan, wilayah ini telah menjadi pusat produksi telur asin sejak tahun 1990-an. Kebanyakan para penjual telur asin di sini merupakan generasi kedua atau para peternak bebek yang sedang memasarkan telur hasil ternaknya.

Pada awalnya, Slamet juga berprofesi sebagai peternak bebek. Setelah cukup lama memelihara bebek, dia memutuskan untuk juga mengolah telur bebek menjadi telur asin. Slamet sudah menekuni usaha pembuatan telur asin ini sejak tahun 1995.

Untuk proses produksi, dia dibantu oleh 10 orang karyawan. Dalam sehari dia dapat memproduksi telur asin sebanyak 15.000 butir. “Setiap hari, telur asin produksi kami pasti habis,” katanya pada KONTAN saat disambangi di toko miliknya.

Slamet hanya memproduksi telur asin rebus. Dia membanderol harga telur asinnya sekitar Rp 1.800 tiap butir. Dia mengaku keuntungan bersih dari penjualan telur asin cukup besar sehingga dapat digunakan untuk modal produksi kembali. Dia menjual seluruh produk telur asinnya di toko pribadinya di desa tersebut.

Pengusaha telur asin lainnya adalah Supri. Dia baru menjajal bisnis ini pada tahun 2000. Sebelumnya, keluarga Supri sudah terlebih dahulu membuka usaha ini. Setelah sukses mengembangkan ternak bebeknya, akhirnya Supri ikut mencoba peruntungan di bisnis telur asin.

Dalam sehari, Supri memproduksi sekitar 2.000 telur asin mentah. Ia memproduksi telur asin untuk dijual ke warung-warung di Jakarta. Harga jualnya sekitar Rp 2.000 per butir. Dalam sebulan, dari penjualan telur, Supri mampu meraup omzet jutaan rupiah.        n

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×